9. Pesan Titipan

2.6K 920 251
                                    

.
.
.

    Jangan tanya bagaimana keadaan kelas XII MIPA 2 sekarang karena hanya ada keheningan yang melanda kelas itu semenjak Changbin dan Wooyoung tiba tiba menampakkan batang hidung mereka di dalam kelas. Yohan—Sang Bapak dari kedua anak itu memegang buku paket kisi kisi SBMPTN UTBK setebal buku tata cara memahami wanita yang sebelumnya udah dipukulkan ke atas kepala kedua anak itu.

    San yang jadi penonton cuma menutupi kepala atasnya dengan dua tangannya, mengucap ribuan syukur dalam hati karena pas dia minggat kala itu, dia nggak dipukul ataupun disidang seperti Changbin dan Wooyoung sekarang. Yeonjun yang biasanya bakal ketawa kenceng juga nggak berani buka suara, padahal biasanya dia buas banget kalo Wooyoung dianiayai sama Yohan.
 
 
  "Yohan kalo marah serem juga, ya.." Kata Subin lirih.

  "Itu kepalanya Changbin ama Wooyoung benjut nggak, ya? Dipukul buku setebal itu." Tanya Haknyeon.

  "Kalo udah marah beneran kayak singa pms Yohan, mah." Kata Hangyul.

  "Kamu nggak mau belain mereka, San?" Tanya Hyewon.

  "Jangan ngomong sama aku, Hye. Nanti aku kena marah juga, aku nggak mau." Kata San memalingkan wajahnya dari Yohan dan kedua anak malang itu.

  "Kamu nggak mau misah, Yeon?" Tanya Arin.

  "Nggak makasih, aku nggak mau kena tendang sama kaki Yohan." Balas Yeonjun.

  "Bahkan yang hobi bunuhin orang tetep takut sama Bapak jadi jadiannya." Tawa Serim.

  "Mendingan Bapak jadi jadian daripada nggak punya Bapak." Kata Yeonjun.

  "Kurang ajar mulutmu, Yeon -_- Aku juga udah nggak punya Bapak, anjir!" Balas San.

  "Lain kali aku cepuin ke Pak Widayaka biar namamu hilang Widayaka-nya." Kata Yeonjun.

  "Tapi masih keren nggak, sih? Raden Santoso Khabbab. Malah bagus." Tawa Hyewon.
 
 
    Yeonjun menghela nafas lalu bangun dari duduknya.
 
 
  "Mau kemana, Yeon?" Tanya Haknyeon.

  "Mau nemuin Bu Sowon. Tadi suruh nemuin pas jam istirahat kedua. Mungkin mau bahas pergantian pengurus OSIS." Jawab Yeonjun sambil berjalan menuju pintu keluar.

    Namun belum juga kakinya keluar dari kelas, Changbin dan Wooyoung masing masing memegangi kedua kakinya. Yeonjun yang merasa jika kakinya begitu berat menoleh dengan tatapan kesal.

  "Aku lagi nggak mood belain kalian dari Yohan." Kata Yeonjun judes.

  "Jangan nemuin Bu Sowon." Kata Changbin, "pokoknya jangan, nggak boleh. Kamu disini aja."

  "Hah? Apa apaan? Nggak mau, aku nggak sudi jadi kambing hitamnya kalian." Balas Yeonjun masih nggak konek dengan maksud dua anak ini.

    Wooyoung memegangi kaki Yeonjun makin erat, "pokoknya jangan, Yeon! Kamu harus dengerin kami dulu."

  "Bentar doang, astaga.. kita masih bisa kumpul pulang sekolah, kan? Aku luang hari ini, nanti aku dengerin kamu cerita sampai bibirmu sariawan." Jawab Yeonjun.

  "Nggak gitu, Yeon.. plis." Kata Changbin.

  "Astaga, bentar doang, palingan 15 menit." Balas Yeonjun.

    Wooyoung menggeleng heboh, "cuma 15 menit udah cukup buat Bu Sowon bunuh kamu! Jadi kamu nggak boleh nemuin dia!"

 
    Mendengar itu, satu kelas langsung hening. Tertegun dan kebingungan dengan maksud ambigu yang Wooyoung katakan. Amarah Yohan yang mengebu ngebu lantas tergantikan oleh rasa penasaran luar biasa. Ini dua anaknya kenapa kok tiba tiba kayak gini? San yang tadi duduk nggak mau terlibat langsung menghampiri keempat temannya di dekat pintu kelas.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung RajahМесто, где живут истории. Откройте их для себя