16. Babi Dengan Bulu Domba

2.7K 951 173
                                    

.
.
.

  "Hah? Gimana, tuh?" Tanya Changbin.

    Yohan berdeham, menyiapkan tenggorokannya untuk bicara panjang lebar, "jadi gini, aku rasa mereka akan mewaspadai kita mengingat jika Bu Sowon tau kalo kita terlibat sama Hukum Rimba SMA 13 Laksmada sama kasus Gudel pas itu. Aku agak sombong gpp lah, ya? Aku yakin Bu Sowon tak akan membuat kita menyingkir dengan baik baik, nggak mau nanggung dengan resiko segunung, aku rasa dia bakal membunuh kita."

  "Kalo gitu, mah.. kenapa nggak sekarang aja?" Tanya Yeonjun, "sini maju, biar aku ukirin namaku di lengan mereka pakai pisau, atau mereka milih di sunat dua kali? Bersedia nih, aku!"

  "Terlalu beresiko, Yeon." Yohan ketawa, "Bu Sowon pasti tak mau kehilangan citra dia di Rejowerno sebagai salah satu kembang desa. Jadi dia mau pembunuhan yang rapih, nggak menyisahkan barang bukti di Rejowerno. Jadi dia bakal biarin kita pergi ke Tunggangalas.. masuk ke dalam dengan damai dan membunuh kita saat lengah. Bu Sowon kayaknya belum tau soal hubungan kita ama Pak Tumang, jadi sekarang Bu Sowon mungkin belum tau kalo kita udah tau bahwa para seniman disiksa disana."

  "Singkatnya gini, selama ini kita tau kalo Tunggangalas itu menculik para seniman di tengah perjalanan mereka, artinya belum ada yang beneran sampai di Tunggangalas, alias belum ada yang pernah menceritakan bentukannya Tunggangalas selain Mas Seungyoun yang mengaku pernah pergi kesana dan keluar dengan selamat. Aku udah pernah nanyain karakteristik Tunggangalas alas ke dia dan Mas Seungyoun jawab kalo Tunggangalas itu kayak desa pada umumnya, namun mereka tak memiliki gapura selamat datang. Itu ngasih kita gambaran jelas kalo mungkin aja mereka memang menggunakan bulu domba—dengan arti jika mereka menata desa sedemikian rupa agar tidak dicurigai untuk menyembunyikan identitas mereka sebagai babi—tempat yang menumbalkan para seniman untuk upacara sadis yang nggak jelas tujuannya."

  "Kemungkinan, Tunggangalas bakal biarin kita pergi ke dalam desa mereka dengan damai, bahkan kita mungkin nggak bakal sadar kalo kita udah masuk ke dalam Tunggangalas kalo nggak teliti. Setelah kita masuk, mereka akan memastikan kalau kita nggak akan bisa keluar, jangankan berharap keluar dari sana dalam keadaan hidup, aku yakin kalo mereka bakal memastikan kalau jasad kita nggak bisa ditemuin lagi." Lanjut Yohan.

  "Nggak ada cara lain mengetahui kidung itu selain masuk ke dalam kalau gitu." Kata Yeonjun.

    Yohan mengangguk.

  "Berarti rencana kita berubah?" Tanya San, "kita akan dengan sengaja memakan umpan mereka dan masuk ke dalam sana untuk dibunuh?"

    Yohan sedikit berat hati namun dia tetap mengangguk. "Makanya, aku mau nawarin lagi ke kalian, apa kalian tetep amu ikut aku kesana? Kalo aku bakal tetep kesana walau aku udah paham konsekuensi apa yang bakal aku terima. Walaupun aku bakal mati disana, aku nggak akan berhenti, cerita yang dijanjikan Yeosang terlalu menarik buat aku."

  "Yohan, aku rasa.. kalo kita ngasih tau Yeosang soal resiko pergi ke Tunggangalas kayaknya dia bakal bersedia untuk nyeritain tanpa harus kita kesana." Kata Changbin.

    Yohan menggeleng tegas, "mending aku mati di Tunggangalas daripada ngemis ke dia. Aku udah terlalu kehilangan harga diri karena nempatin diriku buat ngemis ke dia di masa masa terpurukku. Aku nggak bakal sudi bilang 'aku nggak bisa menuhin apa yang harus aku tukar buat cerita itu', aku nggak bisa pokoknya."

  "San, kasih paham ke Yohan, plis." Kata Wooyoung agak frustasi dengan keras kepalanya Yohan.

    Tapi San diem aja, seakan tau apa yang San pikirkan, Wooyoung mendelik nggak habis pikir, "jangan bilang kamu—San, astaga!"

  "Aku bakal ikut Yohan ke Tunggangalas." Kata San, "mimpi yang aku lihat setiap malam itu, yang sering aku ceritain ke kalian.. itu perlahan ngasih aku gambaran yang entah kenapa cocok dengan apa yang diceritakan Yeosang. Yeosang bilang jika kidung itu akan mengantarkan aku untuk menemukan sebuah benda titipan.. benda yang dititipkan pada keturunan Khabbab dan belum dikembalikan kepada pemiliknya hingga detik ini. Aku adalah Raden yang gagal. Aku lebih sering dilindungi daripada melindungi sebagaimana fungsi Raden pada umumnya."

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung RajahWhere stories live. Discover now