🌺DOA

28 7 7
                                    

"Kalo emang hidupku gak bisa bahagia, cabut aja nyawaku."

🌺🌺🌺

Nafas Viva tersengal-sengal. Ia berhenti sejenak dari kegiatannya. Terik Matahari menyengatnya dengan cukup baik.
"Capek banget, Ya Tuhan. Kalo emang hidupku gak bisa bahagia, mending cabut aja nyawaku."

Setelah mengusap peluh di dahi menggunakan punggung tangan, Viva lanjut memilih sampah plastik di pinggiran Sungai.

Sungai keruh.

Sewa rumah mereka hampir jatuh tempo. Oleh sebab itu Viva berada di sini sekarang. Mengumpulkan limbah plastik untuk dibawa pulang. Kemudian dicuci, dikeringkan, lalu dijual kiloan ke lapak butut.

Ibu telah menjual cincin kawinnya, tetapi masih kurang 500 ribu untuk menggenapi sewa rumah mereka pertahun.

Mencari pekerjaan lumayan sulit.

Alhasil Viva mencari akal. Karena sudah trauma jadi reseller online shop, hari-hari pun dilaluinya dengan memulung sepulang Sekolah.

Tiga Minggu berlalu, akhirnya uang terkumpul dan mereka bisa membayar sewa rumah untuk setahun ke depan.

"Kenapa kamu gak carmot lagi, Nak?" tanya Ibunya. Seusai makan malam.

Viva menggulung celana panjangnya hingga selutut. Menampilkan beberapa koreng yang ia dapat selama ini.

Si Ibu terdiam.

"Bentar ya, aku mau beli salep dulu," pamit Viva. Tiada sahutan terdengar. Namun ia tetap melangkah keluar rumah mencari obat kurap.

Sialnya, di warung, Viva malah bertemu dengan Ezra, si anak kepsek yang pernah membelanya ketika dibuli.

Keduanya sama-sama diam dan saling mencuri lirik.
Viva mengantri di belakang beberapa orang yang masih disiapkan pesanannya.

Sedangkan Ezra duduk di kursi panjang bersama beberapa orang pemuda.

Hubungan Viva dan Ezra memburuk karena permasalahan yang sama. Ezra ikutan marah sebab mantan pacar Sunny adalah sahabatnya, dan Ezra memiliki seorang sepupu yang tinggal di Kompleks ini. Jadilah Ezra dan Viva sering bertemu dalam situasi dingin kaku.

Ketika tiba gilirannya, Viva berbisik-bisik pada penjual supaya semua orang tidak dengar kalau ia mencari salep koreng.

Setelah membayar, Viva buru-buru pergi dari sana.

"Shaloom," ucap Viva saat masuk. Membuat orangtuanya yang sedang bersenda gurau mendadak bungkam.

Mereka menatapnya seperti asing.

Viva berjalan menunduk menuju kamar.
Lalu mulai sibuk mengurusi kulitnya.

Setelah selesai, Viva men-charge ponselnya yang sudah kehabisan paket.
Besok ia bakal mengisinya dengan kuota ketengan. Untung Viva menyisakan sepuluh ribu lebih untuk pegangan.

Kembali gadis itu berbaring dan berdoa.

Setelah doa Bapa Kami, Viva yang mulai mengantuk menggumamkan doa yang sama.
"Ya Tuhan, aku gak mau jadi diriku sendiri lagi. Aku mau jadi Happy. Aku...aku gak tahan..."

TRANSMIGRASI Tukar NasibWhere stories live. Discover now