Chapter 16

1.3K 63 11
                                    

Davian POV

Hari ini gue bangun lebih pagi dari biasanya, gue bersiap siap kesekolah memastikan apakah yang dikatakan Darian soal semalam benar adanya.

Bokap udah berangkat pagi pagi banget saat gue masih terlelap.

Darian kuliah siang bisa gue pastikan dia lagi mimpi indah sekarang.

Gue diruang makan, menyiapkan sepotong roti dan susu hangat.

Pembantu gue lagi pulang kampung jadi kerepotan sendiri semuanya.

Drrrrtttt drrrrtttt

Gue membuka BBM cepat.

Excel Fernard: Luna, dia sekolah disini.

Deg!

Jadi bener semua yang diomongin Darian semalem?

Baru kali ini gue merasa beruntung atas bakat penguntitnya Excel.

Setelah selesai sarapan, gue mengambil kunci mobil dan bergegas kesekolah.

Dalam perjalanan, gue muter otak apa yang harus gue lakuin nanti dan seterusnya selama Luna ada di depan mata gue.

Gue udah sampai disekolah, gue bisa melihat beberapa mobil sudah terjejer disini.

Setelah gue turun, ngunci mobil gue menangkap sosok wanita yang akan menjadi tunangan gue nantinya.

Gue menghampiri dia.

"Hai, pagi." Sapa gue lembut.

Dia kaget dan bersikap normal kembali. "Hmm, pagi juga."

"Kenapa kok keliatan cape gitu?" Tanya gue sambil berjalan beriringan ke kelas.

"Tadi angkot yang biasa aku tumpangi lama datengnya jadi harus nunggu." Ucap dia cemberut lucu.

"Gitu ya? Kasian haha." Ucap gue terkekeh. Gue cuma merespon itu karna besok gue bakal kerumah dia menjemputnya juga mengantarnya pulang setiap hari.

Dia tambah cemberut ketika gue cuma merespon itu.

Gemesin.

Akhirnya kita memasuki kelas, dia duduk dibangku paling pojok itu sendirian.

Dia mulai membuka buku. Ck! Anak pintar.

Gue sengaja menghampirinya.

"Jangan duduk disini lagi." Ucap gue masih berdiri didekatnya.

Dia mendongakan kepala. "Kenapa?"

"Terlalu jauh dari papan tulis." Ucap gue santai.

"Tapi aku masih bisa melihat jelas, memangnya kau?" Ejek dia membuat gue pengen nyubit pipinya.

Tapi gue urungkan niat romantis gue tadi.

"Pindah kesana." Ucap gue sambil menunjuk bangku kosong di dekat gue duduk.

"Kenapa disana?" Tanya dia polos.

Duh, bener bener gemesin!

"Supaya kalau terjadi apa apa, aku bisa menjagamu karna jarak kita dekat." Jelas gue membuat dia mengangguk.

"Lalu kau duduk dengan siapa?" Tanya dia sambil memasukan kembali bukunya.

"Kau." Jawab gue singkat berhasil membuat pipinya merah.

Dia menunduk dan berjalan kebangku yang gue maksud.

"Lalu Excel?" Tanya dia lagi.

"Dia orangnya santai kok." Jawab gue kalem.

Promise Me, You Won't LeaveWhere stories live. Discover now