Part 03 [ Jan Ngarep ]

219 34 0
                                    

.
.
.
Setelah makan, Y/n pun kembali ke Apartementnya dan tidur.

Keesokan harinya,  Y/n baru saja keluar dari Apartementnya. Ia pun menghubungi Kyungha dengan masih berdiri di pinggir jalan raya.

"Kamu mau jemput aku atau enggak?"

"Enggak deh kayaknya. Soalnya Suji masih kesel." jawab Kyungha.

"Yaudah. Aku naik bus aja." ucap Y/n setelah mendengar jawaban dari Kyungha itu dan Kyungha yang merasa tidak enak pada Y/n saat itu pun berkata,

"Maafin aku ya Y/n."

"Iya gak apa-apa kok. Santai aja." setelah itu, telepon pun ditutup.

Y/n pun naik bus dan duduk sendiri selama beberapa menit. Bus pun berhenti di tempat pemberhentian berikutnya dan masuklah Yoongi ke Bus tersebut.

Ternyata Yoongi duduk di kursi yang tepat berada di sebelah kursi yang di duduki oleh Y/n. Tentunya Y/n pun melihat Yoongi secara sekilas karena terkejut.

''Tumben dia naik bus. Motornya kenapa ya? Pasti rusak. Fiks dah. Makanya dia naik bus kayak sekarang ini.''

Tak lama kemudian, hati Y/n bertanya,

''Yoongi bakal nyapa aku gak ya? Seharusnya sih dia nyapa.'' ucap Y/n dalam hatinya sambil menundukkan pandangannya tanpa menyapa Yoongi.

Sudah dua menit berlalu, Yoongi belum juga menyapa Y/n. Ia hanya fokus membaca buku sejak ia masuk ke bus. Hingga hati Y/n pun kembali bertanya,

''Apa Yoongi gak nyadar ya kalau dia duduk di samping aku? Tapi, seharusnya dia tahu. Noleh dong Yoongi.''

Y/n masih terus menundukkan pandangannya hingga tak lama, hati Y/n berkata kembali,

''Noleh dong Yoongi. Masa kamu gak noleh dikitpun.''

Dua menit kembali berlalu. Namun Yoongi tak kunjung menyapa Y/n. Jangankan menyapa, melirik pun tidak. Yoongi terus membaca buku dengan tampak begitu serius hingga Y/n pun mulai memonyongkan bibirnya.

Bus pun berhenti.

Yoongi langsung beranjak dan bergegas keluar dari bus. Begitu pun dengan Y/n.

Y/n berusaha mengejar Yoongi yang berjalan dengan langkah yang cukup cepat itu hingga Y/n pun menyalipnya.

Namun tetap tidak ada sapaan dari Yoongi untuknya hingga hati Y/n berkata kembali,

''Dia tetep gak nyapa.''

Y/n pun menghentikan lariannya dan tak lama kemudian, Yoongi lewat di samping Y/n tanpa menyapanya hingga Y/n pun hanya menatap Yoongi yang berjalan semakin menjauh darinya itu.

"Segitu cueknya dia. Seharusnya dia nyapa aku sebagai teman sekelasnya." ucap Y/n dengan begitu kecewa.

Min Yoongi, dia bukan hanya capten tim basket di SMA ini. Dia juga tampan dan terkenal juga sebagai kutub es serta menjadi murid teladan karena selalu mendapatkan nilai yang tertinggi di kelas. Jangankan berbicara atau menyapa, ditanya pun jika menurut Yoongi itu tidak penting, ia tidak akan menjawab pertanyaan itu.

Itu sebabnya orang di satu sekolah ini tidak ada yang bertanya sesuatu yang tidak penting pada Yoongi. Disapa pun, Yoongi hanya mengangguk.

Yoongi hanya selalu menjawab pertanyaan yang penting ataupun tidak dari dua orang di sekolah ini. Yaitu guru di kelasnya dan pelatih basketnya.

Yoongi sudah bisa dibilang mandiri karena ia bekerja sebagai manager di kantor milik Appanya.

•••*•••

Peka Dong!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang