17. siapa

302 20 2
                                    

Sebelum baca, alangkah baiknya untuk memencet tombol vote terlebih dahulu.

|Happy Reading|

Disebuah taman yang indah, terdapat dua gadis tengah asik tertawa riang disana. Tawa yang tercipta dibibir merah mereka menandakan bahwa kedua gadis itu tengah sangat menikmati suasana yang tercipta disana. Dua gadis itu adalah Bella dan Rara.

Entah sudah berapa candaan yang dilontarkan oleh Rara hingga membuat Bella terlihat sangat tertawa saat ini. Akan tetapi, disaat mereka tengah dalam asik-asiknya menikmati suasana, tiba-tiba saja Alaskar datang menemui kedua gadis itu dengan raut wajah yang berbeda dari beberapa saat yang lalu.

Bella yang terlihat tertawa seketika membisu saat melihat kedatangan Alaskar yang tiba-tiba. Ia mengerutkan keningnya kala melihat pernapasan laki-laki itu yang naik turun.

"Kak Alas ..."

"Sekarang kalian pindah ke kamar." potong Alaskar dengan cepat.

Bella terlihat bingung saat ini. Ia mengalihkan pandangannya ke sosok Rara lalu beralih kepada Alaskar. Gadis itu melihat Alaskar yang menganggukkan kepalanya sekali lalu dijawab oleh Rara dengan anggukan kepala juga. Seketika gadis yang sedang dilanda kebingungan itu semakin merasa bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Rara yang awalnya duduk disamping Bella kini bangkit dari tempat duduknya. Raut wajah gadis itu sangat berbeda dari beberapa menit yang lalu. Yang semula teduh dan senyuman yang merekah dibibirnya kini menghilang dan tergantikan oleh raut wajah datar. Ini terlihat bukanlah Rara yang dikenal oleh Bella.

"Ayo, Bel. Kita nonton dikamar gue sekarang," ajak Rara dengan nada tidak bersahabat.

"Sebenarnya ini ada apa, sih?" bingung Bella.

"Sekarang bukan waktunya untuk tanya-jawab, Bel. Yang penting sekarang itu lo bisa selamat," ucap Rara dengan tegas.

"Bilang dulu, sebenarnya ada apa, sih?!" tanya Bella yang tidak mau mengalah.

"Didepan ada orang jahat yang mau nangkap Bu Bos," ujar Alaskar asal, "sekarang Bu Bos ikut sama Rara aja." lanjutnya.

Bukannya langsung menurutinya, Bella tetaplah Bella. Gadis yang selalu saja penasaran akan segala hal. Ia sama sekali tidak mendengarkan ucapan Rara dan memilih untuk kabur dari sana meninggalkan Alaskar dan Rara yang tengah terkejut akan hal bodoh yang dilakukan Bella saat ini.

Jika ada ajang pemberian nilai yang paling tersabar menjaga Bella, mungkin Samudra-lah yang akan menjadi pemenangnya.

Sedangkan disisi lain, Satria dan Galang terlihat tengah membuat strategi untuk melawan sekelompok orang misterius itu yang tiba-tiba saja muncul di basecamp Alvarez. Namun saat ini mereka memilih untuk menampakkan diri mereka didepan Geng Motor itu.

Saat ini posisi Galang dan Satria sedang berada didepan basecamp dengan sekumpulan orang misterius itu yang sudah berada didepan mereka saat ini.

Salah satu dari sekelompok Geng Motor misterius itu turun dari atas motornya lalu melepas penutup wajahnya, hingga terlihatlah raut wajah sang leader dari Gang Motor itu yang tampak tampan dengan rahang yang tegas serta hidung yang mancung, dan rambutnya yang lumayan berantakan membuat aura ketampanan dari laki-laki itu semakin terpancar.

Tatapan tajamnya saling beradu pada tatapan Galang. Mereka terlihat seperti sesama predator yang hendak saling bertarung memperebutkan mangsanya. Suasana yang tercipta disana sangat mencengkam sekali.

Terlihat senyuman kecil terbit dibibir leader dari Geng Motor misterius itu hingga membuat kerutan terbit dikening Satria dan Galang. Senyuman itu terlihat tidak asing bagi mereka, akan tetapi siapa dia sebenarnya.

"Meet again," gumam leader itu dengan sangat pelan.

"Siapa kalian sebenarnya?" tanya Galang dengan santai. Akan tetapi yang sebenarnya adalah, ia sedang berusaha untuk menahan rasa tidak sukanya akan kehadiran orang-orang misterius itu. Akan tetapi, demi strategi mereka. Semuanya dapat ia lakukan.

"Lo bisu?" tanya Satria dengan nada tidak enak pada leader dari Gang Motor itu karena dia tidak kunjung menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Galang tadi.

"Want to know?" ucap leader itu seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Gak usah sok pake bahasa Inggris, bangsat!" maki Satria dengan ngegas, "gua tanya, lu ada maksud apa datang ke sini?" tanya laki-laki itu dengan nada ketus.

Mendengar kalimat Satria yang kasar membuat anggota dari Geng Motor itu merasa kesal dan hampir saja bangkit hendak melawan Satria. Akan tetapi, leader misterius itu menghentikannya dengan memberikan aba-aba pada anak buahnya supaya tidak mengambil langkah sebelum adanya perintah darinya. Hingga pada akhirnya semuanya terkendali dengan mudah.

"Niat gua datang ke tempat kumuh ini hanya untuk mengambil sesuatu yang seharusnya sekarang sudah kalian kembalikan," ucap leader itu dengan nada datar.

Mendengar ucapan darinya membuat kedua laki-laki yang berstatuskan bagian dari Nevarez itu merasa tertantang dengan maksud dari orang misterius itu. Mengambil sesuatu? Apa maksudnya?!

"Sekarang gua minta lo langsung ke intinya aja. Gak usah pake embel-embel ngambil sesuatu! Emang lu kira ini tempat menitipkan barang?!" cetus Satria dengan ketus.

Tatapan leader itu terlihat sangat tajam saat ini. Kedua tangannya sudah terkepal, rahangnya sudah mengeras dan telinga terasa panas mendengar ucapan dari lawan bicaranya itu. Pada awalnya ia sama sekali tidak berniat untuk mengeluarkan tenaganya hanya untuk hal yang sia-sia. Akan tetapi, Satria seperti memancingnya untuk melakukan itu. Rasanya ia ingin membogem mentah wajah Satria.

Sedangkan Galang, sebenarnya ia juga merasa jengah dengan ucapan Satria yang asal ceplos seperti ini. Akan tetapi, ini semua juga sedikit membantunya.

"Kasih gua perintah buat hajar dia, Bos!" ucap salah satu dari anggota Geng Motor itu dengan raut wajahnya yang sudah marah. Tatapannya tertuju pada Satria yang sungguh membuatnya tidak tahan lagi untuk membogem wajahnya yang sungguh menjengkelkan itu.

Leader itu tetap saja diam, akan tetapi yang sebenarnya adalah ia sedang berusaha menetralkan rasa emosinya yang tadinya hampir saja meluap. Laki-laki itu sejenak memejamkan matanya seraya mengembuskan napas panjang lalu kemudian ia membuka kembali matanya. Ia menatap kedua manusia yang berada dihadapannya itu dengan tatapan yang berbeda dari beberapa saat yang lalu.

Diam-diam Galang memperhatikan semua gerak-gerik dari leader itu yang membuatnya merasakan bahwasanya mereka sebenarnya tidak memiliki niat yang jahat saat ini. Sangat terlihat dari cara laki-laki berwajah tegas itu yang tanpak belum memberikan perlawanan hingga saat ini. Bahkan yang paling mengejutkannya adalah cara leader itu yang menatapnya.

"Sekarang gua makin percaya kalau kalian bisa lindungi dia," ucap leader itu seraya tersenyum kecil.

Galang dan Satria lantas mengerutkan keningnya kala mendengar ucapan laki-laki yang berada dihadapannya itu. Menjaga? Menjaga siapa yang dimaksud olehnya saat ini? Semua terasa teka-teki bagi mereka saat ini.

Dilain sisi, sosok gadis yang rambutnya yang indah terhempas ke kiri dan ke kanan akibat deruan angin yang terhembus diarea rambutnya. Ia berlari dengan begitu cepat dengan dua manusia yang sedang mengejarnya, yang tak lain adalah Alaskar dan Rara.

Alaskar dan Rara terlihat sangat khawatir saat ini, akan tetapi berbeda dengan yang dirasakan Bella. Yang saat ini ia inginkan adalah mengetahui siapa yang berada didepan sana hingga membuat banyaknya motor terparkir disana.

"WOI BELLA!" teriak Rara dengan kuat akan tetapi gadis itu terus saja keras kepala.

Gadis itu terus berlari hingga sampailah ia diujung pintu. Ia menghentikan langkahnya dengan napasnya yang naik turun.

Galang dan Satria merasakan ada seseorang dibelakangnya hingga pada akhirnya mereka membalikkan tubuhnya dan pandangan mata mereka jatuh pada sosok Bella yang sedang tersenyum manis.

Detik berikutnya raut wajah Bella seketika semakin berbinar saat pandangannya jatuh pada sosok laki-laki berwajah tegas yang berdiri dihadapannya.

"KAK VINCENT?!"

Don't forget to vote and comment.

Samuella's UniverseWhere stories live. Discover now