19. sweetie

281 28 2
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya memencet tombol vote terlebih dahulu.

|Happy Reading|

Azkia tertegun mendengar perkataan Samudra yang membuatnya bingung. Mengapa tiba-tiba laki-laki itu mengatakan perkataan seperti itu? Aneh sekali.

Sedangkan dibalik sambungan telpon itu, Samudra terlihat tengah bersandar di kursi santainya seraya menikmati suasana malam dari balkon Hotel yang sedang ia inapnya. Punggungnya tersandar, matanya terpejam dengan layar ponselnya yang masih menempel di telinganya.

Terlihat dengan jelas dari raut wajah Samudra yang lesu menandakan bahwa ia sangat lelah untuk seharian yang full ini. Olimpiade hari ini cukup membuat otaknya terperas sempurna akan soal dan pertanyaan yang dilayangkan.

Jika boleh jujur, sebenarnya niat Samudra adalah ingin langsung tidur karena seluruh tubuhnya terasa akan remuk. Namun, ada suatu hal yang membuat Samudra mengurungkan niatnya itu. Disaat ia sudah memejamkan matanya, tiba-tiba saja ponselnya terus berdeting. Awalnya ia ingin mengabaikannya, namun ponselnya berdeting bukan hanya sekali akan tetapi berkali-kali.

Dengan malas laki-laki itu pun meraih ponselnya yang sedang ia cas diatas nakas. Ia membuka matanya dan dengan remang-remang ia melihat seseorang mengirimkannya sebuah pesan. Alaskar, nama itu yang tertera disana.

Dengan malas ia pun menekan pesan yang dikirimkan oleh Alaskar itu. Namun, yang sebelumnya ia terlihat biasa-biasa saja, kini raut wajahnya berubah seratus persen kala melihat orang yang sangat ia kenal sedang merangkul lengan seorang laki-laki.

Sontak Samudra tidak bisa berpikir jernih lagi dan langsung bangkit dari atas tempat tidurnya lalu mencari kontak Gadis yang sedang memenuhi isi pikirannya itu. Hingga terciptalah suasana yang mencengkram seperti tadi.

"Maksud Arkhan apaan, sih?" tanya Gadis itu dari seberang sana.

Samudra mendengar ucapan Bella akan tetapi ia belum juga membuka suaranya. Matanya terus terpejam akan tetapi ponselnya masih setia menempel didaun telinganya.

"Kau menganggu isi pikiranku, By," ucap laki-laki itu dengan suara serak, "sangat ...." lanjutnya.

"Wajahmu ada dimana-mana, kau ..." ucapannya terjeda sebentar, "ada dimana-mana, Sayang ...." ucap Samudra dengan nada yang serak dan berat.

Balik pada Bella yang sedang termenung seraya bingung dengan apa yang sebenarnya dikatakan oleh Samudra melalui sambungan telpon itu.

"Arkhan lagi kecapekan, yah?" tanya Gadis itu, namun lagi-lagi tidak ada jawaban yang ia terima.

"Sudah tidur?" tanyanya lagi dan lagi-lagi ia tidak mendapatkan jawabannya.

Entah sudah berapa pertanyaan dan ocehan yang sudah dilayangkan oleh Gadis itu hingga sudah terlewatkan setengah jam lebih, akan tetapi ia tidak mematikan sambungan telpon itu walaupun Samudra tidak menjawabnya sama sekali. Dan kali ini ia yakin bahwasanya laki-laki itu sudah tertidur. Ia menjadi sedih saat membayangkan betapa lelahnya laki-laki itu saat ini.

Mata Gadis itu mulai terasa berat saat ini, akan tetapi ia tidak ingin tertidur dulu. Jika boleh jujur, ia berharap Samudra mengucapkan namanya pada malam ini sebelum ia memejamkan matanya. Namun semuanya ternyata hanya bisa terjadi didalam mimpinya karena saat ini mata Gadis itu sudah terpejam sempurna. Malam ini pasangan kekasih itu tertidur dengan sambungan telpon yang masih tersambung.

Beberapa menit telah berlalu, sepasang kekasih itu betul-betul telah terlelap dalam tidurnya. Suasana kamar yang ditempati oleh Samudra yang sunyi seketika berubah kala seorang Pria paruh baya datang dengan sebuah nampan berisi makanan berada ditangannya. Pria paruh baya itu adalah Guru pendamping Samudra, atau yang kerap dipanggil Pak Arya.

Samuella's UniverseWhere stories live. Discover now