9 ] gelud

133 17 22
                                    

Dua belah pihak yang akan terlibat pertengkaran sudah berdiri di depan kendaraan masing-masing, kali ini 5 lawan 5. Seimbang.

Entah ada apa, aura yang di keluarkan dua circle itu sangat mengerikan, pandangan mereka lurus menatap lawan tepat di depan mata. Pertengkaran tidak akan dapat terelakkan kali ini, sore ini mereka akan memulai sebuah perang yang akan berlangsung panjang

Baju yang mereka kenakan.. tunggu. Baju nya? Baju Koko lengan panjang serta sarung yang menutup pinggang hingga mata kaki mereka? Hanya Dian yang menggunakan pakaian santainya saat ini.

"Maju" Rio memberi aba-aba pada
4 teman nya, mereka melangkah maju mendekati 5 lawan di depan mereka.

"Sikat" Abimanyu dan kawan-kawan tidak mau kalah, mereka mendekati 5 lawan yang tak lain adalah kakak kelas mereka sendiri dengan gagah berani tidak lupa wajah songong mereka tunjukkan.

Saat jarak antara mereka hanya berkisar beberapa jengkal, mereka menghentikan langkah masing-masing. Rio mendorong bahu Abimanyu menggunakan telunjuknya, Abimanyu terkekeh dengan lidah yang sengaja di gigit agar terlihat seperti di film-film.

Kuda-kuda sudah mereka pasang, tangan terkepal di depan menunjukkan postur menyerang, saat kepalan tangan itu hampir melayang

Slepet!

Dimas memukul kan peci  pada telapak tangan nya sendiri

"Sholat!"

Dengan begitu saja, mereka semua lari tergesa-gesa menuju masjid yang berjarak 20 meter dari tempat mereka berdiri.

Dua ketua kelompok yaitu Rio dan Abimanyu berlari dengan kencang meninggalkan anggota mereka, mereka berdua saling merebut posisi pertama untuk menjadi imam sholat ashar kali ini.

Posisi imam di menangkan oleh Abimanyu, ia menang dengan cara kotor, saat Rio sudah hampir mendekati pintu masjid Abimanyu menarik sarung Rio hingga pemuda itu jatuh telungkup di depan pintu masjid.

Dian menunggu dengan duduk di teras masjid, matanya fokus melihat video yang terputar di layar HP nya.

Sholat ashar selesai di laksanakan, kini mereka semua berada di sebuah lapangan yang tak jauh dari masjid. Di sana sepi.
Mereka berdiri saling berhadap-hadapan, sarung yang mereka gunakan telah lepas dan menyisakan celana selutut dengan warna kompak dongker milik kelompok Rio, dan warna warni milik kelompok Abimanyu. Indah bukan?

"Lo" Abimanyu menunjuk Rio menggunakan telunjuknya, setelah itu telunjuknya ia gerakkan membentuk gerakan memotong di lehernya.

Rio terkekeh tangannya yang terlipat di dada ia gerakkan membuat jempol terbalik yang diarahkan untuk Abimanyu dan kawannya.

"Sebelum memulai pergelutan ini" suara Saka terdengar begitu lantang, tangannya ia angkat tinggi "ada baiknya kita berdoa dalam hati menurut kepercayaan masing-masing untuk keselamatan kita sendiri"

"Doa mulai"

Mereka semua menurut dan menundukkan kepala, Fathar melirik ke samping kanan di mana Alvin berada

"Kita mau gelud apa gimana sih?"

Alvin menyenggol Fathar menggunakan siku nya "lagi berdoa, jangan ngebacot"

"Doa selesai"

Otot-otot mereka regangkan, pemanasan kecil di lakukan secara mandiri, Rio mengangkat tangannya menginstruksi teman-teman nya. Mereka semua mulai memasang kuda-kuda dan siap menyerang

"SERANG!"

Bagai kuda perang, mereka menerjang lawan di depannya dengan ganas, tak ada lagi candaan di sela pukulan yang di layangkan.

Semesta Yang SamaWhere stories live. Discover now