9. Surat Singkat Yang Tak Sampai

25.9K 4.6K 2K
                                    

Guys, Alhamdulillah Belenggu Hiro udah 100k, senang banget huhuhu. Itu semua berkat kalian. Terima kasih ya❤️

Selamat membaca

Hiro pikir Oliver hanya kesal sebentar dan akan kembali berbicara dengannya beberapa saat kemudian, ternyata tebakan Hiro salah total, Oliver betulan marah dan tidak mau berbicara dengannya sama sekali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hiro pikir Oliver hanya kesal sebentar dan akan kembali berbicara dengannya beberapa saat kemudian, ternyata tebakan Hiro salah total, Oliver betulan marah dan tidak mau berbicara dengannya sama sekali. Ia selalu bungkam sampai Hiro kelelahan untuk meminta maaf.

Namun, Hiro tidak akan pernah menyerah, apalagi Oliver adalah satu-satunya saudara yang ia punya. Sebenarnya Hiro tidak masalah jika Oliver marah dengan alasan yang jelas, tapi kali ini saudaranya itu hanya bisa memberi alibi tidak pasti dan terlalu tiba-tiba hingga Hiro penasaran letak salahnya di mana.

Karenanya, Hiro rela berdiri di depan pintu kamar Oliver yang terkunci, menunggu berjam-jam tanpa bersuara. Hiro tahu, Oliver sedang menghindar, jadi ia sengaja menutup mulut agar pintunya segera dibuka.

Di dalam sana, Oliver sudah mengenakan jaket hitam dan celana jeans senada karena ingin ke luar. Tapi sebelum membuka pintu, ia menempelkan telinga di sana untuk memastikan jika Hiro sudah pergi. Tidak ada suara apa-apa, sepertinya anak itu sudah betulan kembali ke kamarnya.

Oliver menghela lega. Setelah lama bermain game di kamar, akhirnya ia bisa keluar tanpa perlu bertemu Hiro.

Lalu tanpa ragu lagi, ia pun membuka pintu, dan betapa terkejutnya dia saat menemuka Hiro berdiri tegak sambil memegang salah satu kaki boneka kelincinya. Anak itu menyengir lebar, sementara Oliver tidak bisa berkata-kata, hanya bisa memandang boneka yang kepalanya terbalik itu.

"Saya pusing sekali memikirkan kamu, Oliver," ujar Hiro sangat-sangat jujur. "Harusnya kamu membuka pintu sejak awal dan menjelaskan semua masalahnya kepada saya, kamu tahu tidak, saya kelaparan berdiri berjam-jam di depan pintu kamar kamu."

"G-gue nggak peduli sama lo, mau lo kelaparan sampai mati juga itu bukan urusan gue," balas Oliver sedikit terbata, kali ini ia menatap telak pupil saudaranya.

Bibir Hiro langsung berkerut mendengar penuturan itu.

"Minggir, gue mau keluar."

Hiro langsung merentangkan tangan, menghalangi pintu dan menggeleng tegas. "Jelaskan dulu apa yang membuat kamu marah kepada saya seperti ini."

"Gue bilang minggir, sialan!"

Lagi-lagi Hiro menggeleng. "Saya tidak mau!" Dadanya naik turun.

Oliver berdecak geram, menambah kesedihan di dalam hati Hiro yang nyaris tidak bisa berkata-kata lagi. Oliver benar-benar membencinya kali ini.

Belenggu Hiro |Haruto| (TERBIT)Where stories live. Discover now