15. Bagaimana Jika Suatu Hari?

21.6K 4.4K 1.7K
                                    

Hello bestie, udah kangen Elios sama Lacey belum? Pasti udah kangen banget ya hehehe

Btw kalian baca part ini jam berapa?

Oh ya, kalau ada typo komen ya, biar segera aku perbaiki. Terima kasih

Selamat Membaca

Selamat Membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hari sudah malam dan Hiro mulai bosan setelah berjam-jam meringkuk di bawah selimutnya karena tidak ada yang mengajaknya bicara. Semua orang mengatakan ia butuh istirahat yang cukup agar segera pulih. Tak terkecuali Oliver yang tidak kunjung datang ke kamarnya lagi. Hingga Hiro memutuskan untuk menyambangi cowok itu bersama boneka kelinci yang tidak pernah lupa ia bawa.

"Oliver?" panggil Hiro setelah mengetuk pintu tiga kali seraya menempelkan telinga di pintu kamar saudaranya. "Buka pintunya jika kamu ada di dalam."

Mendengar suara Hiro, Oliver yang sedang bermain game langsung melempar ponselnya sembarangan dan turun dari ranjang untuk membuka pintu. Senyum yang sempat muncul langsung ia hilangkan begitu matanya dan Hiro berpapasan. Lalu dengan wajah datar ia bertanya, "udah sembuh lo? Ngapain ke kamar gue?"

Hiro menghela pelan. "Saya bosan sendirian Oliver. Saya ingin berbicara dengan kamu."

"Kalau sakit tuh istirahat, jangan banyak gerak."

"Saya sudah beristirahat dari pagi sampai malam, Oliver. Apa itu tidak cukup? Lagi pula saya sudah lebih baik sekarang."

"Udah minum obat?"

"Sudah."

Oliver mendekat kemudian menempelkan punggung dan telapak tangan secara bergantian di dahi saudaranya. "Hm."

"Ada apa, Oliver?" Mata Hiro mengerjap beberapa kali. "Saya boleh berbicara dengan kamu 'kan?"

"Gimana ya, hm." Oliver menatap Hiro dari atas sampai bawah seolah sedang menyelidiki sesuatu. Membuat anak yang sedang memeluk boneka kelinci itu kian keheranan. Ia bahkan mundur satu langkah dan melihat sendal hitam yang sedang ia kenakan. Was-was bila dia melakukan kesalahan. "Setelah gue lihat-lihat, lo emang saudara gue."

"Kamu sangat aneh." Akibatnya tawa kecil Hiro menggema, disambut oleh Oliver yang membuka pintu lebih lebar agar anak itu bisa masuk ke dalam. Seperti biasa, Hiro terkesima setiap melihat kamar saudaranya yang jauh lebih luas dibanding kamarnya.

Kala Hiro masih tertegun, Oliver mengunci pintu kamarnya dari dalam dan mendekati saudaranya beberapa saat kemudian. Anak itu tersentak, lalu mengerutkan dahi mendapati pintu kamar sudah dikunci. Tapi sebelum Hiro bertanya, Oliver memberi jawaban terlebih dahulu.

Belenggu Hiro |Haruto| (TERBIT)Where stories live. Discover now