^Happy Reading^
Setelah melihat Jean kembali tidur dengan tenang, Alan melepaskan pelukannya dengan perlahan. Karena merasa tubuh Jean yang panas ia pergi ke dapur mengambil handuk kecil dan air hangat untuk mengompres gadis itu.
Ia juga tak lupa memesan bubur lewat aplikasi, agar dirinya tidak perlu keluar rumah untuk membeli bubur dan meninggalkan Jean.
Sekitar lima belas menit setelah Alan memesan pesanannya akhirnya sampai, dengan segera Alan menuangkannya di piring dan mulai menyuapi kembali ke kamar membangunkan Jean gadis yang sedang terbaring lemah itu.
"Je, bangun dulu." ucap Alan dengan sangat lembut sambil mengusap rambut Jean.
"Hmm." Jean membuka matanya sayu, lalu menatap Alan.
Alan dengan sigap membantu gadis itu untuk duduk, ia juga menaruh bantal yang Jean gunakan sebagai alas sandarannya di dinding.
"Itu apa?" tanya Jean sambil menatap mangkuk yang Alan ambil dari atas nakas.
"Bubur, lo belum makan kan?" tanya Alan memastikan.
"Ini udah malam, lo harus makan malam dulu." lanjut pemuda itu."Aku gak makan dari tadi siang." sahut Jean dengan wajah datar, sebenarnya ada rasa marah dan kesal dalam diri gadis itu.
Namun apalah daya, situasi sedang tidak memungkinkan untuk dirinya mengomel saat ini.
"Haa?" kaget Alan.
"A-aku udah telfon kamu berulang kali tapi kamu gak angkat, setelah itu ponsel kamu udah gak aktif buat dihubungi. K-kamu yang nyuruh aku buat nelpon kamu kalo aku laper Lan." Jean berbicara dengan suara yang terbata-bata menahan cairan bening yang sebentar lagi akan keluar dari matanya.
"S-sorry, headphone gue mati tadi." jawab Alan merasa tak enak.
Jean tidak menjawab, ia menunduk sebentar kemudian menghapus air matanya.
"Gakpapa, udah berlalu juga." balas Jean, yah semuanya sudah lewat tidak ada gunanya untuk menyesali sesuatu yang sudah berlalu.
Alan mengangguk, kemudian kembali menyuapi Jean dengan perasaan tak enak. Secara tak langsung semua ini terjadi karena kecerobohan Alan.
Setelah menyuapi Bubur yang Jean makan habis, Alan kembali ke dapur sambil membawa nampan.
Ia mengambil ponselnya yang berada di kamar, lalu membukanya dan benar saja beberapa menit baru masuk panggilan tak terjawab dan beberapa pesan WhatsApp dari Jean.
Alan menghubungi ibunya untuk bertanya obat apa yang harus Jean minum untuk saat ini.
"Hallo." sapa seseorang di seberang sana yang tak lain adalah Jein ibu Alan.
"Hallo ma, mama dimana?" Tanya Alan, masih berbasa-basi
"Tumben nelpon, lagi di rumah Oma. Kenapa?"
"Ma, anu itu."
"Anu apaan? Yang jelas dong kamu."
"Jean sakit, obat apa yang harus aku kasih ke dia?" Tanya Alan dengan intonasi bicara yang sangat cepat.
"Ha? Sakit apa Alan! Kamu bikin apa Jean sampe sakit ha?" Omel Jein di seberang sana.
"Aku juga gak tau, tapi ini gara-gara telat makan."
"Aduh Alan, kamu ini ga becus yah disuru jagain. Besok mama sama papa balik ke situ. Sekarang kasih obat ranitidin dulu kalo Jean udah makan, itu kalo gak salah masih ada di dalam kotak obat di lemari dapur."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET ALAN [END]
Teen FictionMenjadi bodyguard untuk gadis yang manja? Bagaimana jadinya hidup Alan yang awalnya tenang, dan tentram harus menerima tawaran dari sang ayah untuk menjaga seorang gadis dari sahabatnya. "Alan, aku gak suka makan pedas" "Alan, aku pengen coba jaja...