27.

30.3K 2.3K 322
                                    

"Kita akan kemana, Zayn?" Maia menengok ke arah Zayn yang sedang memasangkan sabuk pengamannya.

Sambil tersenyum, pria 22 tahun itu menjawab. "Ke rumah Nyonya Tiffany Payne, ibu dari Liam. Dia akan menjadi dokter pribadimu sampai melahirkan." Maia hanya mengangguk mengerti dan kembali fokus ke jalanan. "Maia.."

"Ya, Zayn?"

"Tell me more about you.."

"Me? Ngg.. Apa yang mau kau tau, Zayn?"

"Keluargamu, kehidupanmu sehari-harimu.."

"Ibuku meninggal tiga tahun lalu, ayahku meninggalkanku dan ibuku sejak kecil. Aku hanya punya Brianna sekarang, dan bayi kecil ini beberapa saat lagi.."

"Damn, Maia. Maaf.."

"Maaf untuk apa Zayn?"

"Aku menghancurkan masa depanmu.."

"Sudahlah. Aku awalnya tidak bisa menerima, tapi sekarang, aku tidak sabar ada seseorang yang menjadi alasanku untuk bertahan hidup." Zayn pun menoleh ke arah Maia dan satu tangannya membelai lembut rambut Maia yang membuat Maia salah tingkah. "Mm.. Aku harus menelepon Brianna. Aku lupa menghubunginya sejak kemarin."

"Silakan.."

Maia pun meraih ponsel dari totebag nya dan langsung menekan aplikasi Facetime.

"Hell, Maia! Kau baru menghubungiku?" Itulah kata-kata yang pertama Maia terima dari sahabatnya yang terlihat sedang berada di suatu taman.

"Maaf, Bri! Aku kelelahan.."

"Dimana kau?"

"Mobil. Bersama Zayn." Maia pun mengarahkan kamera ponselnya ke arah Zayn yang sibuk menyetir. "Kau dimana, Bri?"

"Di.. Dirumah.."

"You lied. Taman belakang rumahmu tidak seperti itu."

Lalu muncul sosok pria berambut merah terang yang mengambil alih ponsel Brianna. "Maia!"

"Mikey?"

"Maia! Bagaimana London?"

"Fine. Kau sedang bersama Brianna?"

"Iya. Adikku ulang tahun dan aku mengundangnya barbeque party!" Ucapnya kegirangan. "What time is it there in London?"

"Jam sepuluh pagi, Mikey! Hey! Aku senang kalian akrab. Segera jadian, Mikey!"

"Disini jam enam sore, Maia. Uh yeah, aku berusaha mendekatinya terus kau tau.."

Lalu terlihat Brianna merebut kembali ponselnya. "The fuck, Gordon! Jangan ganggu aku!"

Maia terkekeh melihat kelakuan Brianna dan Michael. Zayn pun kebingungan karena Maia terlalu asyik dengan ponselnya. "Sudah, Brianna! Aku tau kau menyukai Mikey juga."

"No way! Hey talk to you later okay! Kau baik-baik dengan Zayn. Jika kesurupannya kambuh, kau semprot saja bubuk merica!"

"Baiklah, Brianna. I love youu!"

"Love you, too!"

Maia kembali menyimpan ponselnya sambil tersenyum.

"Pukulan Brianna waktu itu membuat hidungku harus mendapatkan perawatan intensif sebulan, Maia." Zayn bersuara sambil tersenyum tipis.

"Ma.. Maaf, Zayn. Tapi.. Hidungmu masih mancung kok." Balas Maia.

Perjalanan pun kemudian menjadi sepi, hanya ada suara Zayn bersenandung sekali-kali yang membuat Maia sangat nyaman. Suara Zayn adalah hal favorite Maia, well, perempuan mana yang tidak suka, kan?

WORDS ✖️ ZAYN MALIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang