CHAPTER 3

1.4K 190 81
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


===LOVE IS MONEY ===

Hari ini Xiao Zhan tersenyum senang karena berhasil mendapatkan pekerjaan barunya dengan cepat. Kakinya dengan penuh semangat mengayuh sepeda dengan kotak berwarna hitam di belakangnya.

Sesekali Zhan menoleh pada jam tangannya memastikan dia bisa sampai tepat waktu ke rumah para pembeli.

Hari ini dia bertugas mengantarkan sepuluh box pizza ke beberapa tempat dalam waktu tiga jam saja. Cukup sulit memang, kita harus berpacu dengan waktu agar pesanan bisa sampai tepat waktu. Tapi bukan Xiao Zhan namanya jika tidak bisa memutar otaknya agar semua pekerjaan terselesaikan tepat waktu. Dia selalu memiliki seribu cara untuk mendapatkan uang.

Setelah sampai di tempat yang dituju, Zhan memarkirkan sepedanya di samping rumah besar itu. Lalu membawa box pizza dan segera menekan bel rumah itu.

"Besar sekali rumahnya," ujar Xiao Zhan takjub.

Tidak ada jawaban, Zhan menekan bel sekali lagi hingga seseorang membuka pintu dengan tergesa.

"Dia adalah kekasihku, nenek. Jadi jangan jodohkan aku dengan wanita lain," ujar pemuda itu yang sukses membuat Xiao Zhan terkejut dan membuka mulutnya lebar-lebar.

"Tu-tunggu, aku mau mengantarkan in--"

"Dia bahkan rela membawakanmu pizza agar hubungan kita direstui." Pemuda itu mengambil pizza dari tangan Zhan lalu memberikannya pada sang nenek.

"Hah?" Zhan melongo, tak paham akan situasi yang dialaminya saat ini.

"Kau benar-benar berubah menjadi belok, Yibo? Astaga aku mau gila! Dasar bocah nakal! Kenapa kau menjadi belok , hah? Bagaimana nasib keluarga Wang nantinya?" Nenek itu terus mengejar Yibo yang menghindar dari pukulan tongkat sang nenek.

Sedangkan Zhan hanya memamerkan senyum pepsodent-nya dan sedikit terkejut bagaimana dia bisa berubah menjadi belok? Rasanya selama ini Zhan menyukai dua gundukan melon yang kenyal bukan sesuatu yang berbatang. Baiklah, Zhan akan membuat perhitungan dengan lelaki ini nanti. Tunggu saja!

Tubuh Zhan terhuyung saat Yibo menarik tangannya dan membawanya kabur. Dia membawa Zhan berlari menghindari kejaran sang nenek.

"Hei! Mau ke mana kau membawaku, hah? Pizza-ku belum kau bayar! Sepedaku di sana, woi!" teriak Zhan namun genggaman tangan Yibo begitu kuat hingga Zhan hanya bisa ikut berlari terseret oleh kecepatan Yibo yang benar-benar seperti orang gila.

Mereka akhirnya berhenti dengan napas yang menderu cepat. "Nanti akan kubayar. Terima kasih, ya, kau sudah datang tepat waktu." Yibo melepaskan tangan Zhan lalu pergi meninggalkan pemuda itu.

Dia terlihat menaiki motor yang sudah terparkir di sana. Sepertinya Yibo memang sudah terbiasa menyimpan motornya di situ. Buktinya dia hapal betul letaknya.

Love is MoneyWhere stories live. Discover now