CHAPTER 10

641 81 16
                                    

Xiao Zhan menatap Yibo dengan tatapan nyalang. Belum pernah Xiao Wen melihat ekspresi Zhan yang menunjukkan kemarahan seperti itu.
 
“Zhan … aku bisa menjelaskannya padamu.” Xiao Wen membuka suara, tapi dia kembali terdiam saat Xiao Zhan tiba-tiba membentaknya.
 
“Diam! Aku tidak memintamu untuk bicara Xiao Wen!” Xiao Zhan mencoba mengatur napas demi meredam emosinya saat ini.

“Tolong pergi dari sini dan biarkan aku berbicara dengan Yibo,” tambah Zhan pada sang sahabat.
 
Sebenarnya Xiao Wen cukup terkejut melihat sikap Zhan yang seperti ini, tapi mungkin inilah saat di mana Zhan memperlihatkan bagaimana dia yang sebenarnya. Bagaimana luka yang dipendamnya seorang diri sejak kecil perlahan terkuak.
 
“Zhan ….” Xiao Wen menoleh pada Yibo di mana pemuda itu akhirnya memberikan isyarat berupa anggukan kepala.
 
Akhirnya dengan berat hati Xiao Wen pergi meninggalkan Yibo dan Xiao Zhan berdua di sana.

“Lama tidak bertemu, Wang Yi.” Xiao Zhan menjeda ucapannya lalu tersenyum getir. “Wang Yi adalah kepanjangan dari Wang Yibo, ‘kan? Aku benar-benar bodoh tidak menyadarinya,” ujar Xiao Zhan membuka suara.
 
“Zhan, aku bisa menjelaskan semuanya padamu.”
 
“Kau ingin menjelaskan apa, hah? Kenapa sejak kecil hingga dewasa kau begitu pengecut?”
 
“Zhan, kumohon dengarkan aku dulu. Aku benar-benar tidak tahu kau adalah Sean. Aku bahkan baru menyadarinya saat kau hampir saja diculik.”
 
“Bagaimana bisa aku percaya? Kau sengaja masuk ke kehidupanku dan membayar apartemenku selama setahun penuh. Apa kau pikir aku akan berterima kasih padamu? Aku tidak akan pernah memakan uang haram keluargamu itu. Akan kukembalikan semua uang yang kupinjam. Kau tahu selama ini aku banting tulang bekerja siang dan malam hanya untuk apa? UNTUK MEMBALASKAN DENDAMKU PADA AYAHMU!” Teriakan itu begitu nyata. Suara Zhan begitu terdengar nyaring dan menyayat hati. Yibo mencoba meraih tangan Xiao Zhan, tapi pemuda bergigi kelinci itu segera menampiknya.
 
“Mulai detik ini, aku mohon pergilah dari apartemenku. Jangan pernah muncul di hadapanku, atau aku juga akan menaruh rasa benci padamu.”
 
“Zhan … aku ….”
 
“Kau tidak pernah berubah, Yibo. Sejak dulu kau memang orang yang sama, dan aku terlalu bodoh untuk tidak menyadarinya.” Xiao Zhan segera pergi meninggalkan Yibo yang kini hanya meremas kedua tangannya.

Banyak hal yang ingin Yibo jelaskan, tapi seolah dia tak memiliki kesempatan untuk itu.
 
‘Apa aku tidak pernah berubah? Apa aku memang seorang pengecut?’
 
Pertentangan batin yang dialami Yibo membuatnya kehilangan langkah Xiao Zhan yang sudah meninggalkannya sendiri.
 
Yibo masih terdiam di tempat itu hingga tangan seseorang meremas pundaknya.

“Pulanglah ke rumahmu terlebih dulu. Nenek menunggumu.” Itu adalah suara  Xiao Wen yang kembali saat melihat Xiao Zhan sudah tak ada lagi di sana.

Yibo tidak menjawab, dia hanya diam sambil mengepalkan kedua tangannya erat.

“Kenapa kau tidak menceritakan yang sebenarnya? Kau membayar apartemen itu dengan uangmu sendiri. Kau juga tidak memiliki hubungan baik dengan ayahmu.”

“Apa Xiao Zhan akan mendengarkanku?” Yibo menertawai dirinya sendiri. Benar apa yang Xiao Zhan katakan bahwa dirinya terlalu takut untuk berterus terang.
 
“Aku pikir dengan diriku yang sekarang, aku bisa dengan berani berhadapan langsung dengan Xiao Zhan dan meminta maaf, tapi nyatanya nyaliku masih sama seperti dulu. Aku terlalu takut untuk kehilangannya. Terlalu takut dia tidak akan tersenyum padaku lagi. Terlalu takut dia berpaling dariku. Ya … aku masih sama seperti dulu. Pengecut!”
 
Xiao Wen menarik kerah Yibo lalu menatap wajah pemuda yang kini terlihat pasrah itu.
 
“Kau bilang padaku akan melindungi Zhan. Kau juga bilang tidak akan membuatnya sakit hati, lalu di mana janjimu, hah?! Jangan karena Xiao Zhan memakimu kau sudah menciut! Jika kau benar-benar ingin melindunginya, maka katakan padanya dan jangan pernah menyerah! Kenapa kau menjadi seperti bukan Yibo yang kukenal?”
 
Yibo merasa tertampar oleh ucapan Xiao Wen. Benar apa yang sepupunya itu katakan bahwa dirinya seolah menjadi versi yang berbeda saat menyinggung semua hal tentang Xiao Zhan. Rasa takut kehilangan justru menjadi kelemahan baginya.
 
“Aku hanya takut dia akan membenciku dan hubungan kami tidak bisa seperti biasanya.”
 
“Kau terlalu nyaman di zona amanmu, Yibo. Kau pikir Zhan senang akan hal itu? Lihatlah sekarang, dia pantas marah dan kecewa padamu.”
 
“Aku benar-benar tidak tahu Zhan adalah Sean sebelumnya. Kau tahu, kan, niat awalku hanya ingin bermain-main dengannya dan menolak perjodohan yang ingin nenek lakukan padaku. Aku juga bahkan tidak tahu siapa gadis yang dijodohkan denganku, sampai kau mengatakan bahwa Jing Yi orangnya. Aku benar-benar tidak tahu apa-apa, Xiao Wen. Aku benar-benar terlihat seperti orang bodoh sekarang.” Yibo meremas rambutnya lalu menghela napas dalam-dalam guna mendapat pasokan oksigen sebanyak-banyaknya untuk menenangkan pikiran.
 
“Aku harus berbicara pada nenek untuk membatalkan perjodohan ini. Aku tidak ingin lagi menjadi seorang pecundang untuk kesekian kalinya.”

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love is MoneyWhere stories live. Discover now