CHAPTER 5

1K 144 53
                                    

Xiao Wen tengah duduk sambil meminum segelas wine bersama kekasihnya, Ling He. Setelah menemui Yibo dan Zhan, dia menemui kekasihnya di bar tempat Ling He bekerja.

"Jadi kau mencoba menjodohkan mereka?" Ling He menuangkan wine pada gelas sang kekasih lalu duduk di depannya.

Jam kerjanya telah selesai, jadi Ling He bisa leluasa menemani kekasihnya ini bercerita.

"Tidak juga. Aku hanya tidak sengaja menemukan kesamaan di antara keduanya," jawab Xiao Wen sambil memutar gelas bening di depannya di mana pantulan sang kekasih terlihat jelas.

"Lalu kenapa kau memintanya mendekati Jing Yi? Bukankah dia adalah model dan gadis terkenal di kampus kalian?"

"Justru itu kuncinya. Zhan bahkan tidak tahu siapa Jing Yi. Kurasa memang hidupnya sudah terlalu sulit, jadi untuk membahagiakan dirinya sendiri, dia tidak memiliki waktu. Bagi Zhan, setiap detik sangatlah berharga. Dia sebenarnya pemuda polos yang hanya tahu bagaimana menyambung hidupnya sendiri. Jika kau tidak mengenal Zhan dengan baik, kau pasti akan menyebutnya mata duitan. Aku juga terkadang kesal melihat tingkahnya, tapi kau harus tahu, aku belajar banyak darinya. Ya ... sahabatku, Zhan harus mendapat orang yang tepat untuk mendampinginya. Terlalu kelam masa lalu yang dialaminya. Kuharap dia bisa mendapatkan kebahagiaan. Orang tuanya meninggal ditembak oleh penagih hutang. Zhan tidak pernah menceritakan lebih lanjut kisahnya karena jika aku lihat, kenangan itu terlalu pahit baginya."

"Apa kau pikir Yibo adalah orang yang tepat?"

"Entahlah. Setidaknya aku mengenal Yibo sejak kecil. Setelah ibunya meninggal, dia tidak tertarik menjalin hubungan dengan siapa pun. Saat kami masuk SMA juga ada seorang gadis yang Yibo suka tapi sepertinya gadis itu telah menyakiti hati Yibo. Hingga saat ini, dia tidak mau membuka hati pada siapa pun. Semua gadis yang dekat dengannya hanya dijadikan pelampiasan. Tak ada seorang pun yang benar-benar Yibo jadikan kekasih.  Oleh karena itu, nenek bersikeras menjodohkannya dengan Jing Yi agar Yibo tak lagi menjadi playboy para gadis. Kurasa Yibo hanya kurang kasih sayang. Terlebih paman tidak pernah ada di China untuk sekedar melihat perkembangan Yibo."

Ling He tersenyum sambil mendengar Xiao Wen bercerita. Tangan kekarnya kemudian mengusap kepala sang kekasih. "Itu artinya kau peduli pada Yibo dan Xiao Zhan, makanya kau ingin yang terbaik untuk mereka."

"Tentu saja aku peduli. Zhan sahabatku dan Yibo adalah sepupuku. Meski bocah tengik itu menyebalkan tapi dia kesepian. Kurasa ... Zhan bisa mengisi kekosongan yang Yibo rasakan."

"Mn, biarlah mereka mendapat kebahagiaannya sendiri. Kalau begitu,  malam ini kau mau pulang ke apartemenku?" tanya Ling He dengan tatapan menggoda.

Xiao Wen tahu kekasihnya ini sedang ingin bercinta dengannya. Pemuda manis itu lalu mendekatkan wajah mereka dan berbisik, "Tentu saja, malam ini kita lakukan 2 ronde."

"Hanya dua?" tantang Ling He dengan seringaiannya yang sangat khas dan terkesan manis.

"Besok aku harus ke kampus mempersiapkan acara pesta tahunan. Kau jangan membuatku tak bisa berjalan, sayang." 

"Baiklah." Ling He meraih kunci motornya, bersiap membawa sang kekasih dan menggempurnya semalaman.


~~~

Keesokan harinya, para mahasiswa sudah berkumpul di kelas masing-masing menunggu dosen mengumumkan ketentuan Prompt Night untuk acara tahunan yang biasa di gelar di kampus itu.

Seorang dosen masuk lalu mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan. "Apa Xiao Zhan masih belum datang?"

"Hadir! Saya hadir, Pak," seru Xiao Zhan dari luar sambil mengacungkan tangan. Dia berlari masuk dan berdiri tepat di hadapan dosen walinya.

Love is MoneyHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin