✿24 | Kutukan Cinta Pertama✿

42 25 91
                                    

Happy reading

✿✿✿

Banyak orang berkata kalau cinta pertama itu sering gagal. Dan mungkin itu memang benar bagi kisah percintaan Rahmi yang gagal ini. Sudah beberapa Minggu semenjak penolakan dari Gara untuknya terjadi. Dan semenjak hari itu, Ia tak jarang menghindari Gara secara terang-terangan. Baiklah! Katakan saja ia kekanakan. Tak apa, ia tahu itu kok.

Sejujurnya, ia memang sangat merasakan sakit hati. Entah keberapa kali ia mengeluh tentang kisah cinta yang tak adil ini. Namun, semuanya telah terjadi, bukankah seharusnya ia harus menjadi manusia yang lebih baik? Bersedih? Ya, menang tak ada salahnya. Tapi Rahmi tak mau berlarut-larut juga dalam kesedihan. Lagian, ini baru permulaan. Jika cinta pertamanya gagal, maka akan ada cinta kedua? Ketiga? Keempat? Kelima? Dan seterusnya? Bahkan jika tidak ada pun, Rahmi tidak harus mempermasalahkannya, karena di dunia ini manusia tidak hanya hidup karena cinta.

Gara memang satu-satunya cowok yang berhasil membuatnya seperti orang bodoh. Mengemis cinta dan berharap akan mendapatkan balasan yang sama. Namun, ekspektasi itu buyar seketika. Sungguh, tidak ada yang tahu tentang takdir.

Malam ini, Rahmi membalut tubuhnya dengan selimut kesayangan bergambar Hinata Hyuuga yang masih belum ia ganti. Kamarnya sekarang terlihat begitu nyaman, membuat Ia ingin segera tertidur dan menjelajahi alam mimpi. Namun, ia tak bisa, karena pikirannya justru masih berkelana ke sana kemari.

"Belum tidur?" Yura memasuki kamar adiknya dan kemudian duduk di atas kasur. Gadis itu menghela napas ketika melihat Rahmi yang pura-pura tidur saat ia masuk ke kamar. "Lo kalau tidur gak anteng gini! Lo gak bisa bohongin kakak Lo yang cantik bin manis ini, Mi!"

Rahmi membuka selimutnya. Tak berniat membalikan tubuh itu untuk menghadap sang Kakak. Ia masih setia dengan posisi membelakangi Yura. "Kenapa tiba-tiba masuk ke kamar gue?"

"Gapapa sih, gabut aja."

"Cih! Pasti lagi ada perlu sesuatu."

"Kok tau?" tanya Yura antusias.

Jadi benar tebakannya. Yura bukan tipe orang yang gabut seperti Rahmi. Yura hanya gabut pas lagi butuh sesuatu tapi tidak tahu cara melakukannya.

"Mau apa? To the point aja."

"Nanti mau temenin gue kencan nggak?"

"Kagak!"

Baiklah, jawaban yang sudah tertebak. "Mi! Mau lah! Mau lah! Mau, ya?" paksa Yura sembari menggoyang-goyangkan lengan adiknya pelan.

"Kenapa harus gue sih, Kak? Ajak temen-temen Lo kek."

"Temen-temen gue pada cantik. Takut crush gue diembat mereka," gumam Yura dengan muka kesalnya.

"Gue juga cantik! Takutnya tu cowok bukannya suka sama Lo malah suka sama gue."

"Kagak! Sini! Ganti baju sana!" Yura menarik tubuh Adiknya membuat Rahmi terjatuh dari tempat tidur. "Gak usah dandan!" lanjut Yura lagi.

"Gue mau dandan natural kek ciwi ciwi Korsel. Biar doi Lo kepicut."

✿✿✿

Kafe kenangan. Tak heran kenapa setiap anak muda yang sedang kasmaran, akan memilih tempat ini. Selain karena nuansa yang menarik, kafe ini terkenal menyediakan minuman dan makanan yang lumayan murah juga. Cocok untuk kantong anak muda Jaman sekarang.

Yura dan Rahmi terlihat sama-sama bersinar malam ini. Tak ada satupun dari mereka yang terlihat terbanting. Karena visual mereka bisa dibilang sama-sama cantik.

About Time [END]Where stories live. Discover now