MC - 10

124 13 0
                                    

"Kak Key! Cium abang juga dong." Ucap Arka tiba tiba.

Julian dan Keyra terdiam.

"Kak Key! Ayoo,"

"Hah?"

"Cium bang Ian, kak Key." Ucap Arka dengan tatapan polosnya.

Keyra mengerjap pelan. Gadis itu mendongak menatap Julian yang hanya diam sambil menatapnya.

"Arka, kak Key gak bisa cium bang Ian." Ucap Keyra sambil menatap anak kecil didepannya itu.

Arka menatap Keyra sedih. "Kenapa, kak Key? Bang Ian nda jelek kok, walau masih gantengan Alka."

"Ya gak bisa aja, kan bang Ian tinggi, kak Key gak tinggi jadi gak nyampe buat cium bang Ian." Ucap Keyra sambil tersenyum. Didalam hatinya terus berdoa agar Arka berhenti memintanya untuk mencium Julian.

"Yahh." Gumam Arka sedih.

Sebenarnya Keyra tak tega menolak permintaan Arka. Tapi, mencium Julian? Oh tidak. Detak jantungnya tidak bisa diajak kerja sama.

"Kalo gitu abang aja yang cium kak Key," ucap Arka dengan polosnya.

Keyra hanya diam. Sedangkan Julian hanya menghela nafas lalu ikut berjongkok menyamakan tingginya dengan Keyra.

Keyra menatap Julian heran.

Julian menghela nafas pelan. "Maaf," ucapnya lalu mendekat dan mengecup pelan pipi Keyra.

Keyra mengerjapkan matanya pelan. Sedangkan Arka bertepuk tangan dengan riang.

"Yeyy! Sekarang kak Key yang cium bang Ian."

Tanpa berkata apa apa, Julian mendekatkan pipinya ke wajah Keyra. Keyra meneguk ludahnya kasar, sambil memejamkan matanya gadis itu mendekatkan bibirnya ke pipi Julian dan --- cup!

***

Dea dan Revan saling melirik heran. Pasangan suami istri itu benar benar bingung dengan tingkah anak perempuannya, Keyra. Gadis itu terus tersenyum sambil memakan makan malamnya.

"Napa tuh?" Bisik Revan pelan.

"Gak tau, abis dapet doorprize kali." Sahut Dea asal.

"Keyra?"

"Hah?" Keyra tersentak kaget. Gadis itu menatap kedua orang tuanya lalu tersenyum lebar.

"Hehe,"

"He he," ejek Dea. "Ngapain kamu? Senyam senyum aja daritadi,"

"Anak ayah lagi mikirin apa sampe senyum senyum sendiri?"

"Lagi mikirin calon mantu mama yang ganteng itu ya?"

"Hah? Siapa?" Sahut Keyra bingung.

"Itu temen sekelas kamu, yang jemput jamu tadi pagi. Siapa namanya?"

"Julian," sahut Keyra sambil tersenyum tipis. Menyebut namanya saja membuat ia teringat kejadian ditaman tadi.

Dea tersenyum geli kala melihat pipi Keyra yang memerah kala menyebut nama Julian.

"Kayanya mama tau, apa yang dipikirin kamu dari tadi sampe senyum senyum kaya gitu." Ucap Dea membuat Keyra tersentak pelan.

"Apa?" Tanya Revan penasaran.

"Kasih tau gak yaaa?" Goda Dea.

Sedangkan Keyra kini sudah menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil menatap penuh memohon kepada sang mama.

"Kasih tau aja, apa?" Ucap Revan yang sudah sangat penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh sang anak.

"Ih, kepo, udah tua gak usah kepo." Sahut Dea mengejek suaminya itu. "Ini urusan para cewek ya gak Key?"

"Betull!" Sahut Keyra dengan cepat membuat Revan mendengus pelan.

"Gak anak, gak emak, sama aja." Gumam lelaki yang merupakan suami dari Dea itu.

***

"MAMAA! KENAPA GAK BANGUNIN KEYRAA?" Teriak Keyra.

Pagi pagi gadis itu sudah disibukkan dengan peralatan sekolah dan seragam sekolahnya yang entah kemana.

"Daritadi udah dibangunin, kamu nya aja yang kaya kebo." Sahut Dea dengan sinis.

"Ck, belom disetrika lagi!" Gumam Keyra kesal.

Gadis itu melirik jam dinding. "20 menit lagi gerbang ditutup." Gumamnya pelan.

Keyra mendengus. Dengan segera gadis itu menyetrika seragam sekolahnya dengan asal asalan. Sambil menunggu seragam itu dingin, gadis itu memasukkan tempat pensil dan satu buku tulis ke dalam tas nya.

"KEYRA! AYO CEPETAN TURUN, SARAPAN DULU."

"BENTAR, MA." Sahut Keyra. Gadis itu memakai seragamnya.

Dengan rambut yang masih dicepol asal gadis itu berjalan dengan tergesa gesa menuju meja makan.

"Ma, pa, aku berangkat." Ucap Keyra setelah memakai sepatunya.

"Eh, sarapan dulu!"

"Nanti aja ma, dikantin. Assallammualaikum."

"Waalaikumsalam." Sahut Dea.

"Keyra kaya aku dulu ya, suka telat kalo hari senin." Ucap Revan yang masih santai meminum kopi nya.

Dea melirik sinis suaminya itu. "Yaiyalah, kan anaknya."

"Iya juga." Gumam Revan enteng.

***

"PAKK! TUNGGUIN!" Teriak Keyra sambil berlarian menuju gerbang yang hampir ditutup oleh pak satpam.

Keyra berjongkok setelah memasuki kawasan sekolah. Gadis itu masih berusaha menormalkan nafasnya yang masih ngos ngosan.

"Kebiasaan banget, Neng telat di hari senin." Ucap pak Satpam membuat Keyra terkekeh pelan.

Gadis itu berdiri. "Ya, gimana lagi pak? Saya kira kan masih libur."

Pak satpam menggelengkan kepalanya. Lelaki itu sudah hafal dengan kelakuan Keyra yang selalu telat di hari Senin.

"Yaudah pak, syaa masuk kekelas dulu ya. Semangat jaga gerbangnya pak!"

Pak satpam itu terkekeh. "Siap Neng! Semangat juga belajarnya!"

***

🙂😭🙏🏻
Vote komennya yukkk

My ClassmateМесто, где живут истории. Откройте их для себя