mafia

593 33 0
                                    

"kau yakin akan pergi sendiri?"

"Iya"

"Tapi Suho akan membunuh ku" ucap seorang perempuan

"Itu tidak akan terjadi, aku hanya akan pergi belanja sebentar. Lagi pula ini bukan di Korea jadi tidak ada yang akan mengenali ku"

"Musuh Suho bukan hanya di Korea, kau lupa dia itu orang yang paling dicari? Dan kau istrinya Irene dan itu akan menjadi sasaran empuk" sebal wanita berambut pendek itu

Irene memutar matanya malas.

"Kau bisa membawa toko itu kemari daripada harus melangkah keluar" lanjut Wendy

Mendengar itu Irene mendesah pelan.

"Aku hanya rindu menjadi warga negara yang biasa saja, jadi biarkan aku wendy" ucap Irene dia hanya merasa jenuh dan merindukan hal yang terlalu biasa itu.

"Hah terkadang kau penurut tapi juga sangat keras kepala" ucap dengan nada menyerah

"Nah jadi mengerti lah bahwa aku hanya bosan karena beberapa bulan ini harus terus bersembunyi"

"Yah.. meskipun begitu kalian selalu tenggelam dalam malam-malam erotis" sindir Wendy.

Karena dia asisten pribadi Irene, Suho lah memerintah kan dirinya untuk selalu dekat. jadi bahkan kamarnya dekat dengan Irene.

Tapi sial nya kamar mereka tidak kedap suara, dan jujur saja Wendy tersiksa akan hal itu. Sejujurnya dia lebih memilih membunuh orang daripada harus tidak bisa tidur nyenyak semalaman.

"Ah jadi kau ingin?" Ucap Irene dengan raut terkejut

"Tutup mulut mu" pekik wendy sambil melotot kan matanya

Irene tertawa dia sudah biasa mendengar ucapan tidak sopan dari asisten pribadi nya itu.

"Suho memang sangat panas. tapi aku tidak ingin membagi milik ku, kau bisa cari pria lain" goda irene sambil mengibaskan tangannya seolah mengusir wendy

"Bukan itu maksud ku sialan!" Pekik wendy kian marah

Tawa Irene pun semakin pecah.

"Hahaha ku pikir chanyeol cocok untuk mu" ucap Irene menyebut Kan salah satu orang kepercayaan Suho

"Astaga pria besar itu??" ucap Wendy

"Apanya yang besar?" Tanya Irene

Mendengar itu muka Wendy memerah.

"Sialan! Suho benar-benar merebut kepolosan mu" geram wendy sambil menggebrak meja

Irene kembali tertawa bahkan dia nyaris menangis.

"Hah Aneh jika kau baru menyadari nya" ucap Irene kemudian sambil menghapus air di sudut matanya.

"Iya aku hanya tidak menyangka kau jadi seperti ini" ucap Wendy sambil bergeleng kepala

"Ah sudahlah, aku jadi terus mengobrol dengan mu kan. Kau menguras waktu berharga ku jadi kalau begitu Aku pergi Wendy"

"Ya ya pergilah, dan aku akan mati" ucap Wendy pasrah

"Hei jangan berkata seperti itu" ucap Irene tidak suka.

"Tenang, nikmati hidup bebas mu selama beberapa menit" ucap Wendy sambil tersenyum

Irene tertawa, yah memang hanya beberapa menit.

"Jangan coba-coba mengikuti ku" peringatnya sambil berbalik lagi menatap wendy

"Cih" decih Wendy karena Irene tau niatnya.

Yasudah lah kalau takdirnya akan mati sekarang, wendy sudah pasrah.

Kumpulan Short story SureneWhere stories live. Discover now