1. Keanehan

1.4K 152 29
                                    

"Indo!" Dua orang pemuda tampak memanggil sosok seorang pemuda bersurai marah putih. Sosoknya yang tengah berdiri di balkon tampak menengok ke arah mereka.

"Oh Malay! Phil!" Sapanya balik dengan senyuman, kedua sosok pemuda itu kemudian mendekati nya.

"Kudengar kau mau pulang kampung? Kapan?" Tanya Malay yang kemudian meminum susu Milo nya dengan nikmat.

"Berapa lama?" Tambah Phil yang berseder ke pagar.

"Besok, gak tahu" jawab Indo singkat.

"Kau masih marah?" Pertanyaan Malay berhasil membuat Indonesia terdiam sebelum akhirnya menggeleng. "Indo kau memang pintar menyembunyikan perasaan mu tapi kami tahu kau-" Indonesia hanya menggeleng sembari tertawa hambar.

"Haha gak kok, lagian ngapain aku harus marah ke kalian hanya karena kalian menghancurkan benda milikku.. ah sudah dulu ya, aku harus berkemas. Sampai jumpa"

"Tunggu- indo!" Phil mencoba menahan Indonesia namun ia terlambat, indo sudah berjalan di lorong dan meninggalkan mereka "kak Indonesia.." kini Phil menatap punggu kakaknya dengan perasaan bersalah begitu juga Malay.

Tap..

Tap..

Tap..

Indonesia mencoba menahan derap langkahnya, ia mencoba berperilaku seperti biasanya agar tak memunculkan kecurigaan bahwa saat ini suasana hatinya tengah kesal. "Indo!" Sebuah suara kembali memanggil nya, Indonesia melihat Singapura yang kini datang dengan Thailand.

"Kudengar kau akan pulang kampung, kenapa? ini kan masih masa sekolah" tanya Thailand heran namun ucapan selanjutnya dari Singapura berhasil membuat keheningan diantara mereka.

"Apa ini karena tindakan Malaysia dan Philippines?" Indonesia terdiam, matanya yang bercahaya kemudian meredup. "Indonesia.. mereka tidak bermaksud untuk—"

"Aku tahu, aku tahu itu.. aku hanya.. hanya butuh waktu untuk tenang.. aku mau sendiri.. sudah dulu ya, sampai jumpa" Indonesia tak menambahkan apapun, baik senyuman maupun lambaian tangan yang biasa ia keluarkan untuk saudaranya kini tak terlihat lagi. Baik Singa maupun Thailand hanya dapat terdiam.

"Sebenarnya apa yang telah terjadi?" Tanya Thai.

"Itu—"

"Phil dan Malay tidak sengaja memecahkan kalung batu milik indo" sahut Vietnam yang bersender pada dinding dengan santai ditemani oleh Brunei.

"Mereka mau mengambil kalung itu dan menyimpannya sebentar, secara mengejutkan mereka tidak sengaja membuat kalung itu jatuh dan kemudian pecah menjadi 4 bagian.. kak Indo tampaknya sangat menyayangi kalung itu" tambah Brunei.

"Kalung? Kalung yang mana?" Thai tampak penasaran.

"Sebuah kalung berwarna hijau Zamrud dengan hiasan emas di sekelilingnya dan batu Ruby merah di bagian dalamnya, rantai kalung berbentuk rantai kecil yang sangat rumit dan kokoh. Suatu maha karya yang sangat sulit di buat pada zamannya" mendengar jawaban Vietnam mata Thai seketika langsung membulat, wajahnya yang selalu tersenyum kemudian luntur menjadi raut panik.

"K-kalung kuno?" Pertanyaan beruntung dari Thailand pun dimulai.

"Ya" jawab Brunei.

"Seperti milik perempuan?"

"Ya, kurasa ini alasan Phil dan Malay mengira itu milik pacar Indo" timpal Singa yang memprediksi kalau Malay dan Phil mengira indo punya seorang pacar.

"Berbentuk segi empat dengan bagian atas lancip?"

"I..iya" jawab Vietnam.

Sebuah pecahan kaca terdengar, tampak di belakang mereka Timor Leste menatap mereka dengan pandangan panik setelah sesaat menjatuhkan minumannya. Thai yang tahu apa pikiran Timor Leste kemudian menutup wajahnya pasrah "ini kacau" keluh Thai sebelum akhirnya Timor Leste berbicara.

Impian Untuk Hidup (End)Where stories live. Discover now