23. Jalan Baru

200 59 9
                                    

"APA KAU ITU BODOH?!" Kendrick berteriak kencang dan menarik kerah baju Indonesia.

"MEMANGNYA KAU MAU TERUS-MENERUS MATI DEMI ORANG LAIN?!!!" Suaranya meninggi, matanya melebar, kemarahan terpancar jelas dari mata dan wajahnya.

"Apa sih yang ada dalam pikiranmu sehingga rela buat mati untuk mereka?! Asal kau tahu itu semua gak ada artinya! Mereka gak bakal inget sama dirimu di dunia lain! Kau di dunia ini dan di dunia itu berbeda-"

"Bukankah udah gw bilang kalau mereka itu satu-satunya yang gw punya?! Mereka keluarga gw!" Indonesia berteriak balik.

"Gw sayang mereka, gw mau mereka bahagia. Mereka selalu ada buat gw, mereka itu satu-satunya yang tersisa dari semuanya.. LU GAK BAKAL NGERTI!!" Air mata menetes tiba-tiba dari wajah Indonesia "keluarga... Itu hal paling berharga buat gw"

"Tapi nyawamu lebih berharga dari pada itu!" Kendrick membalas dengan tatapan serius. Seakan didalam sana ia menyembunyikan begitu banyak kekawatira pada banyak hal.

"Kumohon.. berhenti.. berhenti paksain dirimu sendiri" ia menyentuh punda Indonesia, suaranya memberat, wajahnya tertekuk lesu.

"Kendrick... Kenapa.. lu nangis-" Indonesia membeku diam, dari balik cahaya di belakang Kendrick, sosok yang telah lama tak ia lihat terlihat di belakang sana, sosok bayangan Asean dan adik-adiknya tampak merangkul punggung Kendrick dan saat itu juga entah mengapa Indonesia menyadari sesuatu.

'mengapa.. rasanya sakit..'

Dadanya sesak seakan tengelam dalam lautan dan kini seakan pikiranya sakit akibat terlalu banyak menghirup air dalam lautan itu.

Sosok-sosok itu mencoba menarik Kendrick, memaksa dirinya yang lain itu untuk pergi "tunggu- KENDRICK!!" Tangan mereka tak dapat saling tergapai.

Kedua takdir yang berkebalikan mulai terbentuk kembali, memisahkan mereka dan menahan mereka dalam dunia yang berbeda, Indonesia akhirnya menyadarinya, takdir hidupnya telah tertukar dengan Kendrick. Kendrick akan hidup menjadi diri Indonesia dan Indonesia akan hidup menjadi diri Kendrick di dunia lain, bukankah itu cukup menyakitkan? Kini Indonesia mengerti maksud Kendrick saat ia berteriak 'Mereka gak bakal inget sama dirimu di dunia lain! Kau di dunia ini dan di dunia itu berbeda!' tak lain karena memang takdir Kendrick bukanlah hidup bahagia bersama keluarga Asean, yang artinya Indonesia akan begitu.

'aku sempat bingung mengapa ia terlihat lebih tenang daripada saat pertama kali kami bertemu' batin Indonesia. Dadanya yang sesak terasa nyeri, matanya seakan mulai berkaca-kaca.

'begitu juga mengapa rasanya diriku menjadi jauh lebih emosional daripada yang dulu..'

'ternyata kami mulai menyatu dengan takdir kami satu sama lain..' namun Indonesia tak bisa membenci Kendrick, ia tak bisa membenci dirinya sendiri yang tak jauh dari kata malang sama seperti dirinya.

"Kendrick!" Indonesia berusaha menggapai nya namun ia tak sanggup, dalam kesesakan yang menusuk dadanya hingga ia tak dapat berpikir jernih, Indonesia melihat siluet tubuh seseorang melayang di belakangnya. Indonesia menengok ke belakang tepat di mana seseorang yang ia kenal berdiri diam di sana, sosok yang memulai semuanya, sosok yang memberikannya harapan namun juga membiarkan dia merasakan kesengsaraan.

"Penulis!!" Indo berteriak dengan suara keras. Menatap sosok itu dengan tatapan tak dapat di jelaskan.

[Apa kau marah padaku?]

Ia bertanya. Indonesia tetap membisu, bertanya pada dirinya sendiri apa ia membencinya, namun mau sebanyak apapun ia bertanya ia hanya dapat menjawab.

"Tak akan ada yang berubah bila aku membenci takdirku sendiri kan?"

Keluarga, teman, momen indah, ingatan. Bila semuanya akan diambil darinya tentu Indonesia akan menjadi sangat marah, bahkan jauh daripada apa yang dapat ia pikirkan, namun ia hanya mahluk hidup biasa, tak dapat melawan kehendak takdir. Kalau ditanya apa yang akan Indonesia lakukan itu adalah "aku hanya bisa marah pada diriku. Terus bertanya tanpa berani mengambil tindakan tanpa petunjuk" selama ini indonesia terus ragu akan kemampuannya, menunggu kemana sistem dan penulis membawanya pergi dengan iming-iming ia bertemu keluarganya kembali.

"Tapi bukan berarti aku membenci dunia ini, tak ada yang bisa disalahkan dari terbentuknya takdir seseorang, bahkan bila nantinya kau terjatuh dan tak bisa bangkit. Satu-satunya yang harus kau ingat itu adalah ulahmu sendiri"

Pikiran Indonesia yang kalut dan berantakan mulai berangsur membaik, lingkungan sekitar yang berwarna putih kini mulai berubah "Dan aku percaya kau juga akan melakukan itu, Kendrick" Indonesia melihat ke arah Kendrick yang berdiri diam diambang portal. Angin kencang berhembus dari udara di sana bersamaan dengan kemilau cahaya emas yang berterbangan di angkasa.

"Mulai sekarang aku tidak akan mengikuti alurmu" Indonesia menatap ke arah sosok biru itu.

"takdirku, aku sendiri yang menentukannya"

Mata merahnya bersinar penuh kepercayaan akan dirinya sendiri.

"Agar kelak bila harus ada yang disalahkan, aku tidak akan menyalahkan orang lain"

Berkata dengan mantap tanpa berniat menarik kalimatnya kembali.

"Hal yang aku sesali sampai sekarang, itu adalah percaya bahwa semua akan baik-baik saja bila aku mengikutimu tanpa berpikir untuk mencari jalan lain"

Indonesia menatap tanganya "Kau menuntunku, mengawasi ku, menjanjikan ku banyak hal dan keselamatan keluarga ku.. kau buka tuhan. Tidak ada kewajiban untukku terus berharap pada mahluk seperti mu"

[Hah menarik sekali. Mungkin bila yang lainya mendengar ini mereka akan marah padamu, menyebutmu sebagai jiwa yang tak tahu terimakasih pada orang yang telah menyelamatkan mu] sosok itu semakin lama semakin jelas, topeng menutupi wajahnya dan pakaian hitamnya berkobar tanpa menyentuh dasar dari tempat itu. [Tapi aku senang, itu artinya aku memilih orang yang tepat- tidak. Tuhan telah menuntunku ke orang yang tepat] ujarnya.

[Yah tapi bukan berarti aku tidak sakit hati mendengar ucapamu itu. Apa kau yang manusia bisa bisa melawanku? apa kau bisa mengubah takdir? Aku penasaran akan hal itu] ia seakan tersenyum di balik topeng itu [maka tunjukanlah padaku. Sekuat apa kau akan mengubah takdirmu!]

Sebuah angin kencang kembali berhembus, lingkungan yang bernuansa putih perlaah berubah menjadi pegunungan batu yang curam bersamaan dengan tarikan yang Kendrick rasanya dari balik portal, seakan memaksa mereka untuk berpisah.

"Aku akan membuat jalanku sendiri! Itu artinya kau juga harus memikirkan hal yang sama Kendrick!! Meskipun kita tidak akan bertemu kembali dalam waktu dekat! Jaga dirimu!! Jaga keluarga ku! Dan katakan pada mereka.. aku sayang mereka" tepat pada saat itu pijakan Indonesia seakan berubah menjadi kaca yang tipis dan kemudian hancur, menjatuhkannya dari ketinggian tempat itu.

"Indonesia!!"

To be continued.

Impian Untuk Hidup (End)Where stories live. Discover now