25

26 4 0
                                    

"Teken bel nya aja sih Na,"

Jaemin dan Alix sudah diam berdiri layaknya patung hampir sekitar lima belas menit. Jaemin masih enggan untuk menekan bel, ia takut jika nanti akan mendapatkan respon tak baik meskipun Jaemin berpikir teman temannya tidak menyangka dirinya seburuk itu.

Tapi Jaemin tetap saja takut. Jaemin benar benar sudah di racuni oleh pikirannya sendiri.

"Na!" Jaemin melirik Alix yang malah memanggilnya lagi.

"Gue tak—"

"Itu semua tuh cuma pikiran Lo Na, mereka bakal nyambut baik kedatangan Lo. Sekarang kita pergi kesini itu mau jenguk Jisung bukan mau jadi patung di depan pintu gini." Cerocos Alix yang membuat Jaemin Kelu.

"Gue tunggu di mobil, good luck."

"Loh Lo mau kemana? Lo harus ikut ke dalem juga dong." Ajak Jaemin yang ditolak secara halus oleh Alix.

"Ini kan urusan Lo sama temen temen Lo, gue ga ada hak buat ikut masuk. Tugas gue disini cuma buat ngerawat Lo biar bisa sehat lagi. Udah Lo temuin aja temen temen Lo, gue yakin mereka lagi nunggu Lo. Gue tunggu di mobil ya," Alix menepuk bahu Jaemin sebelum dirinya benar benar pergi.

"Jaemin?"

Suara berat itu berhasil mengagetkan Jaemin, Jaemin langsung mengambil ancang ancang untuk menghindar dan berlari menyusul Alix ke parkiran.

Namun sayangnya, Jeno berhasil menahan Jaemin untuk tidak pergi.

"Mau kemana sih Lo? Setakut itu Lo sama gue?" Mata Jaemin dan Jeno sama sama bertemu, saling menatap satu sama lain.

"Lepas—"

"Lo kenapa sih? Gue liat liat kayaknya dari tadi Lo mau masuk kan? Cuma Lo ragu kan buat pencet bel?"

Jaemin diam.

"Kalau ada orang nanya tuh di jawab Na Jaemin!" Jeno sedikit menekan nada bicaranya.

"Kasih ini ke Jisung, semoga dia cepet sembuh." Jaemin memberikan buah buahan yang ia beli tadi pada Jeno.

Jeno menjatuhkan buah buahan pemberian Jaemin tadi, hal itu membuat Jaemin kaget dan tak mampu berbicara apa apa.

"Kenapa kaget ya?" Tanya Jeno sambil memperlihatkan smirknya.

"Gue kan beli itu buat Jisung, kenapa malah Lo jatohin? Maksud Lo apa sih Jen?" Tanya Jaemin agak kesal, bisa bisanya Jeno melalukan hal seperti itu.

"Kenapa Lo gak kasih sendiri aja? Kenapa harus nyuruh dan ngasih lewat gue?" Tanya Jeno.

Jaemin membuang muka saat tatapan Jeno membuat dirinya mati kutu.

"Mereka itu nunggu Lo pulang kesini,"

"Dan gue tau, Lo ga enak kan hidup kayak gini?" Tutur Jeno lagi. "Sama Na kita juga gak enak sama keadaan kita yang kayak gini,"

"Gue tau Lo pasti kesepian, Lo pasti kangen kan sama hubungan kita kita yang dulu? Tapi kenapa Lo malah terus bohongin hati lu sendiri dan malah terus menghindar?"

Jeno meraih kantung belanjaan yang berisi buah buahan itu dan menarik tangan Jaemin untuk masuk.

Saat Jaemin dan Jeno masuk, mereka melihat Jisung yang tengah duduk di sofa dengan kaki yang di lapisi oleh perban.

"Aduh bang, kaki Jisung kok di injek sih!!" Teriak Jisung pada Haechan yang tak sengaja menginjak sebelah kakinya yang sedang sakit dan di baluti perban itu.

Haechan yang tengah meneguk juice dengan mata yang tertuju pada ponsel pun langsung tersedak saat mendengar teriakan Jisung.

"Sorry anjir, gue kagak liat." Haechan menaruh ponsel dan gelas berisi juicenya di meja secara bersamaan.

Grayscale | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang