39

34 5 0
                                    

"Oke, kita istirahat dulu." Semua langsung bubar dari posisinya. Renjun langsung duduk di pinggir ruangan, selama latihan tadi Renjun nampak lesu dan tidak bergairah.

Jeno yang menyadari jika Renjun berbeda dari biasanya pun langsung duduk disebelahnya.

"Mau minum?" Jeno menyodorkan satu botol air mineral yang masih utuh pada Renjun.

"Apa gue gak terlalu jahat Jen ngelakuin ini semua ke Jaemin?"

Jeno menghela.

"Ya enggak lah, Lo lakuin semua itu kan buat kebaikan Jaemin juga nantinya. Kenapa Lo malah nyangka diri Lo jahat sama dia?"

"Ya gue merasa gak nyaman aja Jen, gue pikir apa ini gak keterlaluan?" Mata Renjun terlihat sangat nanar.

Jeno menatap mata Renjun yang terlihat semu.

"Enggak lah, gue rasa yang kita lakuin itu bener. Buktinya Jaemin mau kan berusaha buat berhenti suka sama Alix?"

"Gue juga mikir gitu Jen, tapi makin kesini gue jadi mikir apa yang kita lakuin itu gak bakal ngerusak harapan hidup Jaemin juga?"

"Maksudnya?"

"Gue takut Jaemin malah gak mau sembuh dan gak mau berobat teratur lagi gara gara ini. Gue takutnya kondisi Jaemin makin parah," Renjun masih berusaha keras untuk menyembunyikan rasa gelisahnya.

"Gak bakal lah, udah lah Lo gausah mikir aneh aneh Jaemin pasti tetep teratur berobatnya gak mungkin sampe makin parah. Udah lah Lo ini ya kalau overthingking tuh ya berlebihan banget,"

"Tapi Jen—"

"Itu cuma pikiran Lo doang,"

"Tapi Jaemin kayaknya kecewa banget sama apa yang gue bilang kemarin, dia sampe kasih hadiah yang dia beli buat Alix ke gue, gimana gue gak overthingking Jen?"

Jeno meraih kotak cincin itu.

"Gue takut Jaemin malah ngelakuin yang enggak enggak, Jen."










"Semisal bunuh diri contohnya,"

















"Semisal bunuh diri contohnya,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Entah sudah berapa kali Renjun terus menghubungi Jaemin, namun Jaemin tetap tidak mengangkat panggilan darinya.

Apartemen Jaemin yang tadinya sangat hening kini dibuat bising oleh dering ponsel Jaemin yang tak berhenti berhenti.

"Kenapa sih? Gak ada kerjaan lain apa selain nelpon gue terus?" Jaemin meraih ponsel namun dirinya tetap abai pada panggilan Renjun.

Jaemin sudah terlanjur malas, terlanjur kecewa. Bahkan makan pun ia tak mau, dirinya kembali ke semula dimana dirinya sudah kembali merasakan lelahnya hidup.

Grayscale | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang