30

27 3 0
                                    

"Loh Jen Lo nipu gue atau gimana sih?" Jeno yang sibuk bermain game di komputer pun mendengus pada Haechan yang terus mengganggunya.

"Lo bilang kita bisa ngelacak pake ini, tapi mana ini gak bisa di pake juga!" Haechan agak berteriak karena Jeno tengah memakai headphone.

"Hah apa?" Jeno bertanya namun ia terus fokus pada gamenya.

Haechan sangat kesal karena Jeno terus fokus pada gamenya dan malah mengabaikan dirinya.

"MAKANNYA LEPAS DULU HEADPHONE NYA!!" Haechan menarik kesal Headphone yang terpasang di kepala Jeno.

Kepala Jeno yang tertarik pun, langsung membantu Haechan untuk melepaskan headphone dari kepalanya.

"Ah elu mah gue jadi kalah kan!" Jeno mengakhiri ucapannya dengan dengusan sebal di akhir kalimatnya.

"Ya abisnya elu hah heh hoh Mulu tapi nge-game Mulu!" Haechan menyimpan headphone milik Jeno di dekat layar komputer.

Jeno hanya bisa menatap miris layar komputernya yang masih menampilkan jika dirinya kalah dalam babak game kali ini.

"Terus Lo datang kesini rusuh rusuh itu mau ngapain hah?" Jeno mematikan komputernya dan kini duduk menghadap kearah Haechan berdiri.

"Udah belum bang?" Keduanya langsung menoleh ke arah suara Chenle yang datang dari ambang pintu.

"Belum nih, si Jeno ribet malah main game terus." Adu Haechan pada Chenle.

"Bang Mark udah nunggu tuh kasian," Chenle menghela nafas kecil.

"Kenapa sih emangnya ada apaan?" Tanya Jeno sambil menatap Haechan dan Chenle silih berganti.

"Nih Lo liat aja sendiri," Haechan menyodorkan ponselnya.

"Masih belom bisa juga?" Tanya Jeno heran.

"Lu pikir aja sendiri anjrit, bete gue!" Haechan meninggalkan Jeno dan Chenle yang masih berada di dalam kamar Jeno.

"Pms banget jadi anak, bang Mark nya dimana Le?" Jeno beranjak dari kursi dan sedikit meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

"Ada tuh di bawah sama Jisung, cepetan dah mereka udah nunggu." Chenle keluar dari kamar Jeno lebih dulu.






Jeno berjalan keluar dengan malas, lalu duduk lesehan di sebelah Mark.

"Itu kenapa kita gak bisa masuk ke aplikasinya terus ya Jen? Sorry aja nih gue kurang ngerti sama hal ginian." Mark memberikan ponselnya pada Jeno sama halnya seperti Haechan tadi.

"Jadi kita mau ngelacak pake handphone Haechan atau handphone Lo bang?" Jeno menunjukan ponsel Haechan yang masih ada di tangannya.

"Mending dua duanya aja gak sih? Biar lebih akurat aja. Jadi kalau misalnya di handphone bang Mark hasilnya kayak gini, kita tes juga di handphone bang Haechan apa hasilnya sama atau beda—" Jisung menimpali.

"Soalnya Jisung aja masih heran sama kasus yang nomor telepon itu, semenjak dari hal itu Jisung jadi mikir aneh aneh sama perawat bang Jaemin."

"Gak Lo doang kali, kita juga sama sama jadi mikir negatif." Sambung Chenle, "Lagian wajar aja gak sih kalau kita mikir aneh aneh? Orang si Alix nya aneh banget terus mencurigakan banget orangnya."

"Ih anjrit pantes aja gak bisa masuk dari tadi, orang kalian salah nempatin ininya!" Setelah beberapa menit diam dan fokus mencari dimana letak kesalahan Haechan dan Mark, akhirnya Jeno angkat bicara juga.

"Kan lu yang kasih tau bege kalau ini tuh di tempatin disini!" Sahut Haechan sebal.

"Dih kapan anjrit! Gue kaga pernah ngasih tau gitu ya! Sembarangan aja Lo!" Jeno masih keukeuh tak terima.

"Dih, jelas jelas lu yang kasih tau juga."


"Udah deh kenapa ini malah jadi ribut ribut sih? Bisa gak sih kalian tuh gak ribut terus?" Mark memijat pelipisnya pelan.

"Elu si Jen!"

"Renjun mana?" Tanya Jeno mengalihkan topik sambil fokus mengetikan esautu di ponsel Haechan dan Mark.


Criettt


Semua mata melirik pada pintu utama yang tiba tiba terbuka, padahal beberapa detik lalu Jeno baru saja menanyakan soal Renjun dan sekarang Renjun sudah ada di hadapan mereka semua.

"Lagi pada ngapain?"


"Abis dari mana aja Lo? Lo gak tau ini jam berapa?" Omel Haechan yang membuat Renjun memutar bola matanya malas.

"Pertanyaaan gue juga belum Lo jawab Chan!"
Renjun yang biasanya selalu sewot saat di omeli Haechan kini malah memasangkan wajah kalem yang terkesan datar.

"Lagi ngelacak Alix." Jawab Mark.

"Ngapain di lacak? Orang gue udah tau siapa cewe itu yang sebenarnya."

Jisung yang tengah minum juice pun langsung tersedak, Chenle langsung membantu menepuk nepuk punggung Jisung pelan.

Mark menatap Renjun tak percaya sama halnya seperti Jeno dan Haechan.











"Serius?"



Renjun mengangguk kalem sedangkan Mark masih memasang wajah tercengangnya.











"Lo bisa tau semua hal itu dari mana?" Tanya Mark yang membuat Haechan mengangguk cepat.













"Spill Jun!"

"Spill Jun!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Grayscale | Na JaeminWhere stories live. Discover now