CHAPT 32

156 12 1
                                    

⚠️JIKA ADA KESALAHAN DALAM PENGETIKKAN MOHON DI TANDAI AGAR SAYA BISA PERBAIKI DENGAN MUDAH, TERIMAKASIH ⚠️

•Zahra•

Aku membuka mataku perlahan, rasa pening dan cahaya yang masuk membuat mataku sedikit sulit untuk membuka mata dengan sempurna.

Saat pandangan ku mulai jelas, aku mulai mengedarkan pandanganku ke sekeliling, aku melihat Chika yang terikat tak jauh dari tempat ku diikat juga. Kami diikat di tiang besi dengan rantai yang mengikat kedua tangan dan kaki kami, ini seperti rumah sederhana yang jarang terurus.

Tak lama Chika juga sadar dan melihatku, mulut kami di tutup hingga tak bisa mengeluarkan suara. Tak lama suara pintu terbuka membuat aku dan Chika terkejut dan kembali berpura-pura tak sadar.

" Nyenyak banget kayaknya ya" suara seorang perempuan menyambut indera pendengaran ku. Suara langkah kaki mendekat ke arahku.

" Gue tahu kalian udah sadar, jadi gak usah pura gak sadar! Stup*d!" Dapat kurasakan jarinya menoyor dahiku keras. Namun aku tetap memejamkan mataku.

" Cih! Masih gak mau buka mata ya?"

" Dahlah, gak ada gunanya gue ngomong sama Lo, kalian  jaga mereka berdua, gue ada urusan bentar" kudengar langkah nya menjauh, aku sedikit bernafas lega.

" Siap boss!" Setelah dirasa dia pergi, aku membuka mataku perlahan, dan melirik Chika yang juga melirikku.

" Udah sadar rupanya, nih makan!" Dua orang lelaki bertubuh besar itu melempar sebungkus nasi ke arahku dan Chika. Kami saling mengangkat sebelah alis seakan memiliki rencana yang sama.

" Khem!" Dehemku keras membuat kedua lelaki itu menoleh.

" Hmm hm" dehemku lagi seraya menatap ke arah bibirku yang tertutup.

" Ooh mulutnya minta di bukain itu!" Ucap salah satu lelaki yang badannya lebih besar. Aku tersenyum dalam hati.

" CK! Repotin banget lu berdua!" Dumel lelaki yang badannya lebih kecil dan botak. Akhirnya mereka dengan terpaksa membuka mulut kami.

•Author•

" Kalau ngerepotin kenapa gak lu lepasin aja bang" ucap Chika setelah penutup di mulutnya di lepas.

" Ngarep ae lu bocah, udah tu makan!" Ucap si badan besar.

" Tapi gimana makannya kan tangan kita diiket" ucap Zahra, membuat kedua lelaki itu kembali berfikir.

" Yaudahlah lepasin aja, kan kita masih disini jagain mereka" ucap si botak, lagi-lagi akhirnya mereka setuju dan melepasnya dan menaruh kembali kunci gembok itu ke dalam saku, namun kunci itu malah terjatuh di dekat kaki Chika, membuatnya dengan cepat menyembunyikan nya di bawah tubuhnya.

" Buat cuci tangan mana?" Tanya Chika membuat kedua lelaki itu berdecak kesal.

" Banyak mau lu bocah, udah kagak usah cuci tangan! Tinggal makan susah amat" ucap si badan besar dengan sedikit kesal.

" Ooh gitu, jadi kalian lebih milih kita pingsan karena kuman yang menumpuk ini terus boss kalian gabisa nyiksa kita karena kita pingsan terus kalian bakal di pecat da-" belum sempat Zahra melanjutkan ucapannya langsung di potong oleh si botak.

RAIZAH | ENDWhere stories live. Discover now