Bagian 44

279 27 0
                                    

      Dengan hati-hati Seokjin memencet kombinasi angka untuk membuka apartemen Lisa yang telah ia hafal di luar kepala. Ia tak mau membangunkan kekasihnya itu.

"Oppa sudah pulang?."

  Tapi baru ia melepas sepatunya saat suara Lisa menyapanya.

"Kau belum tidur, Sayang, " Seokjin mengganti sepatunya dengan sandal rumah yang sudah disiapkan Lisa untuknya, kekasihnya itu tengah menonton televisi duduk di depan sofa.

"Kau sudah makan? Ahh, Oppa minum ya?, " Tanya Lisa yang mencium bau alkohol dari bibir Seokjin yang kini mencium pipinya itu.

"Aku bertemu Taejoon di depan rumah ayahnya, ia mengajakku minum sebentar.

"Mau aku siapkan makanan."

"Tidak perlu, istirahatlah, aku akan mandi sebentar."

"Makanlah dulu, aku akan menyiapkan air hangatnya dulu."

"Terimakasih, Sayang, " Seokjin tak bisa membantah lagi, ia mencium bibir Lisa sebentar sebelum menuju dapur, untuk melihat makanan yang sudah disiapkan Lisa untuknya.

                     *****

      Setelah keluar dari kamar mandi, Seokjin mendapati Lisa yang telah berbaring di ranjangnya, gadis itu terlihat sedang memainkan ponselnya, segera duduk, menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Sedangkan Seokjin mengambil kotak perekam suara yang tadi ada di mantaelnya, membawanya dan duduk di samping Lisa.

"Apa itu?, "tanya Lisa saat Seokjin mengeluarkan perekam suara milik sang ayah yang berbentuk pulpen.

"Ayahku meninggalkan rekaman suara ini untukku sebelum meninggal, "kata Seokjin.

"Oppa belum mendengarkannya?, " Tebak Lisa.

      Seokjin menggeleng,"aku terlalu takut mendengarkannya karena itu aku mengajakmu. Selama setahun aku telah berfikir Appa berbuat jahat dengan mengkhianati Eouma, dan membohongi kami. Aku takut bila dugaanku salah, aku takut bila telah salah membenci Appa selama ini."

"Kalau Oppa ragu kau tak perlu mendengarkannya."

"Aku harus Ly, Appa pasti meninggalkan ini dengan satu alasan. Appa pasti ingin aku mendengarnya."

"Kalau begitu dengarkan, aku akan menemanimu."

   Seokjin menghembuskan nafasnya pelan sebelum menekan tombol "on" pada alat perekam itu.

"Uri Seokjinnie, putra Appa yang telah menjadi dewasa dan selalu membanggakan."

      Seokjin menekan tombol "pause" ia tak kuasa menahan air matanya saat mendengar suara Ayahnya dengan jelas. Ia merindukan suara itu, suara lelaki yang sering mengganggunya saat sedang bertelepon dengan ibunya saat ia masih tinggal di dorm.

"Aku merindukannya Ly, sangat."

   Nafas Lisa tercekat, ia hanya bisa mengelus lengan atas Seokjin, bagaimana ya menggambarkannya, kau mendengarkan kembali bsuara orang yang kau sayangi yang telah meninggal setahun yang lalu, itu pasti menyakitkan.

   Seokjin kembali memencet tombol untuk meneruskan rekaman suara sang ayah.

"Hari ini Appa memberikan 2,5 persen saham perusahaan pada Irene, dan melihat ibumu yang terus menerus pingsan kesehatan Appa juga jadi terganggu. Appa tak pernah menikah dengan Irene Seokjin-a, wanita itu hanya mengada-ngada. Kau tahu kan bahkan Appa tak bisa makan tanpa kimchi buatan ibumu, jadi bagaimana bisa Appa menikahi wanita lain. Sejak kecelakaan yang dialami kakakmu, Irene sering sekali mendatangi Appa, mengatakan akan melakukan hal yang lebih kejam kepadamu. Irene menginginkanmu, melakukan segala cara untuk mendapatkanmu termasuk memisahkan Hyung mu dengan gadis yang dia cintai. Lalu Appa menawarkannya kesepakatan, Appa memberikannya saham perusahaan agar melepaskanmu. Irene menerimanya tapi Appa tahu ia tak akan melepaskanmu semudah itu. Appa akan selalu melindungimu apapun yang terjadi, jadi jangan takut. Kemarin Irene mengatakan bila ia tak mendapatkanmu, ia akan membunuhmu sehingga tak ada siapapun yang bisa memilikimu dan dihari itu Seokjung mengalami kecelakaan. Appa takut sekali Seokjin-a, jangan mempercayai siapapun, kau harus menjaga dirimu sendiri, Eouma, dan Hyung mu kalian harus saling melindungi."

Being Difficult "KSJ"Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz