Bagian 58

237 28 0
                                    

      Seokjung sudah tersungkur ke belakang saat tembakan terdengar di area halaman sekolah itu. Pria yang berdiri tepat di samping Irene terjatuh terkena luka tembak tepat di dadanya. Seokjung bisa melihat Jaewook yang datang dengan puluhan anak buahnya lalu mulai menghajar anak buah Irene yang tadi sudah mati-matian ia hadapi bersama Jihyun. Seokjung terkejut bukankah pria itu bekerja sama dengan Irene, kenapa kini Jaewook malah membantunya.

   Wajah Irene ketakutan saat pandangan Jaewook tertuju padanya. Pria itu tak bergeming, David berjalan bersamanya melindungi siapapun yang hendak menyerang Jaewook. Sehingga pria itu dengan cepat bisa bergerak dan sampai di depan Irene.

"Bukankah sudah kubilang untuk tak menyentuh Lalisa!!!, " Suara Jaewook dalam, Seokjung ada di dekat mereka ikut merinding mendengar pandangan pria itu, "bukankah sudah kubilang untuk menjauh dari gadis yang kucintai, jalang sialan!!!!, " Teriakan Jaewook menggelegar, membuat Irene menutup matanya menahan ketakutan.

      Seokjung tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, ia berdiri dengan sisa tenaganya. Song Jaewook menyukai calon adik iparnya? Ada apa ini?

      Dengan cepat Jaewook merebut pistol yang ada di tangan David lalu mengarahkannya tepat di kepala Irene. Membuat semua anak buah Irene berhenti menyerang melihat bos mereka berada dalam bahaya.

"Presider, biar saya yang melakukannya, " David berusaha menenangkan Jaewook, ia tak ingin bosnya terkena masalah karena membunuh orang.

"Dimana Lisa?, " Tanya Jaewook lagi.

"Dia mungkin sudah mati, " Irene tertawa pelan, ia mengadaikan nyawanya sendiri kali ini. Ia tahu siapa Jaewook bukan hal mustahil bila pria itu benar-benar akan menembaknya lalu ia akan terbunuh, tapi mendengar nama Lisa membuat ia muak dan keberaniannya kembali bangkit.

"Sungguh malang sekali nasipmu, apa yang akan terjadi saat Lisa tahu bahwa David adalah orang suruhanmu, kau yang menyerangnya di Bali dan bahkan mencelakai calon kakak iparnya. Kita sama saja Jaewook-ssi jangan berlagak menjadi pahlawan."

     Jaewook terpancing, tapi ia mencoba untuk menenangkan dirinya, ia memberikan pistolnya pada David, "benar, pistol ini akan terlalu cepat membunuhmu, " Jaewook kini mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya,

"Kau pikir bisa kabur kemana setelah apa yang kau lakukan pada Subin, " Jaewook menahan lengan Irene saat wanita itu hendak mundur, ia ketakutan saat melihat seringai Jaewook, "aku akan membunuhmu dengan cara menyakitkan lalu akan membuatmu memohon ampun pada Subin dan ibuku di atas sana. Aku akan membunuhmu dengan cara terburuk, Bae Irene."

   Irene yang terus mundur hingga terjatuh ke tanah karena ketakutan. Tepat saat Jaewook hendak menusukan pisaunya ke tubuh Irene sebuah tangan menangkap pisau miliknya. Darah keluar dari sana, dari telapak tangan Seokjung yang kini mengenggam erat pisau Jaewook seolah tanpa rasa sakit.

"Jangan lakukan ini Jaewook-sii."

    Kejadian itu membuat semua yang berada di sana terkejut, termasuk anak buah Seokjung yang baru saja datang.

"Minggir, kau ingin mati juga!!, " Jaewook tak bisa mengendalikan kemarahannya, melihat Bae Irene mengingatkannya pada penderitaan sang adik.

"Subin tak akan menyukainya, dia akan terluka bila melihat kakak kesayangannya menjadi seorang pembunuh."

   Mendengar perkataan Seokjung membuat tangan Jaewook yang memegang pisau itu bergetar hingga pisau yang telah melukai telapak tangan Seokjung itu terjatuh ke tanah.

"Kita akan menghukum Irene dengan cara lain, jangan melukai tanganmu lagi, Subin pasti akan sangat terluka melihatmu."

     Dan saat keduanya masih terlibat pembicaraan, semua terjadi sangat cepat saat Irene mengambil pisau yang terjatuh di dekat tubuhnya dan hendak menusuk Seokjung dengan itu. Tapi Jaewook yang lebih dulu melihatnya menarik tubuh Seokjung melindungi pria itu hingga perutnya kini tertancap pisaunya sendiri.

Being Difficult "KSJ"Where stories live. Discover now