Ekstra Part 1

340 31 0
                                    

Sudah resmi berpisah dengan story abang Seokjin ya gaes ya,,, bakal ada tanda lengkap dicerita Hyung tercinta kita ini, tapi jangan khawatir bakal terus nulis untuk ekstra part nya kek member lain.... Terimakasih untuk semua dukungan Vote, komennya ya sayang-sayang akohh,,, jangan hapus dari perpustakaan kalian bakal ttp lanjut ekstra part nya setelah ini.. Happy reading......

"Kau tahu Lisa, aku pernah berfikir untuk merebutmu dari Seokjin, aku berniat menjadikanmu milikku."

      Lisa tak tahu harus menanggapi seperti apa saat mendengar Jaewook mengatakan kalimat itu di depannya. Seokjin sudah sering membahasnya, mengatakan bahwa Jaewook menaruh perasaan lebih padanya bahkan pernah mengatakan ingin merebut dirinya dari Seokjin. Tapi selama ini Lisa hanya menganggap suaminya itu terlalu berlebihan karena tengah cemburu.

"Jangan serius begitu, aku senang sekarang kau bahagia, " Jaewook menyenggol bahu Lisa pelan saat melihat wanita itu terdiam cukup lama, "kau tegang sekali, mau mempertimbangkan untuk meninggalkan Seokjin demi aku?."

   Lisa ikut tertawa saat mendengar kata-kata Jaewook, "kau adalah orang baik, aku percaya itu sejak pertama kali bertemu denganmu."

"Benarkah?."

Lisa mengangguk, ia tersenyum menatap Jaewook, sedikit lega karena merasa pria di depannya ini lebih banyak tersenyum sekarang, "jadi jangan banyak menutup diri. Keluarlah dan kau pasti akan menemukan wanita lain yang lebih baik dariku."

"Kalau aku maunya kau saja bagaimana?, "Jaewook berniat menggoda Lisa, tapi ia juga penasaran dengan jawaban wanita di depannya ini.

"Kau tak bisa mengambilku dari Seokjin, karena aku sudah menyerahkan diri secara suka rela padanya. Sekarang, bahkan aku merasa hidup lebih bahagia karena saling menguatkan bersama suamiku."

"Ah, aku terus menerus patah hati selama enam bulan ini, dan itu gara-gara kau, " Jaewook berakting memegangi dadanya dan berpura-pura kesakitan.

   Jaewook terlihat mengambil sesuatu dari kantong kemejanya, "aku kembalikan ini."

     Lisa terkejut saat Jaewook memberikan sebuah saput tangan untuknya,"ini,, "

"Benar, ini milikmu, " Kata Jaewook cepat, "selama ini aku membawanya kemana-mana seperti orang gila, membuatku sadar betapa kesepiannya aku, " Saput tangan Lisa masih berada di tangannya, ia pandangi dan nyaris membuat mata Jaewook berkaca-kaca. Ia ingat ibunya, adiknya dan juga kebaikan Lisa. Ia telah diberikan waktu berkali-kali untuk jadi orang baik, ia saja yang bodoh.

"Aku akan membuatkan satu lagi untukmu dengan ukiran namamu sendiri, " Lisa menerima saput tangan miliknya, "yang ini aku harus mengambilnya atau Seokjin akan marah bila mengetahuinya."

   Jaewook tersenyum, membayangkan wajah sebal Seokjin, "kau mencintai dia sangat ternyata."

"Sayang,,,,,"

     Lisa hendak menjawab saat mendengar suara Seokjin, pria itu berdiri tak jauh dari mereka, berjalan pelan menghampiri tempat duduk mereka.

"Masih belum mau pulang?."

      Suara Seokjin terdengar biasa tapi Lisa bisa tahu pria itu tengah kesal, raut wajahnya tak suka menatap Jaewook. Lisa segera menerima uluran tangan suaminya, berusaha menenangkan Seokjin.

"Dari tadi masih bicara berdua terus? Belum selesai juga?."

"Sidangnya bagaimana?, "Lisa berusaha mengalihkan pembicaraan, sementara Jaewook terkekeh, Seokjin selalu berekspresi seperti yang ia harapkan bila ia menggoda Lisa, tak pernah mengecewakan.

Being Difficult "KSJ"Where stories live. Discover now