Rai Gibran Lionel Bimantara

3.4K 408 23
                                    

*FLASHBACK ON*

Sebelum menikah dengan Lyora, ada satu hal penyesalan terbesar dalam hidup Bima. Hal itu adalah menuruti keinginan Mirna agar Bima menikah dengan Aldilla. Lima tahun hidup dengan Aldilla dan juga putri kecilnya membuat Bima merutuki penyesalannya karena telah melewatkan Lyora. Demi kebahagiaan Mirna, Bima rela mempertaruhkan kebahagiaannya sendiri. Bodoh memang. Tapi ternyata Tuhan selalu punya cara lain agar kita dapat menghargai apa yang telah kita terima dalam hidup.

Kehidupan Bima dan Lyora hingga dikaruniai empat orang anak laki-laki sangat disyukuri oleh Bima. Semuanya butuh usaha, perjuangan dan juga pengorbanan. Lima tahun hidup bersama Aldilla dan Priscilla biarlah menjadi catatan tersendiri bagi kehidupan Bima. Yang paling penting baginya saat ini adalah menjaga keluarga kecilnya.

Mirna pun telah banyak berubah. Wanita yang umurnya sudah lebih dari setengah abad itu tak lagi bersikap otoriter akan kehidupan putra semata wayangnya. Yang selalu ia lakukan adalah mendoakan kebahagiaan rumah tangga Bima dan Lyora. Begitupun dengan kesehatan dan kebahagiaan cucu-cucunya. Mirna telah sadar bahwa kebahagiaan tidak bisa diatur ataupun dipaksakan. Asalkan Bima bahagia, ia pun demikian.

Lyora telah banyak mengubah kehidupan Bima dan juga suasana di dalam rumahnya. Belum lagi empat orang anak laki-laki yang merupakan hasil buah cintanya dengan Bima menambah suasana rumah menjadi lebih hidup. Selalu ada keributan kecil yang terjadi. Rumah mereka tak pernah sepi, jauh berbeda ketika Mirna tinggal sendirian di rumah mewah itu karena Bima memilih menetap di apartemen mantan istrinya itu.

Lalu setelah menikah dengan Lyora, bertambah satu penyesalan dalam hidup Bima. Bukan karena Bima salah memilih Lyora atau karena kekurangan yang ada pada diri Lyora, melainkan karena Bima tak mampu memenuhi apa yang diinginkan Lyora ketika tengah mengandung Gibran. Bima tak akan pernah melupakan insiden oncom goreng yang diminta Lyora pada pukul satu dini hari.

"Kenapa, Yang? Kamu mau apa?" tanya Bima ketika Lyora tak nyaman dalam tidurnya.

Ketika Lyora tengah mengandung, tidur Bima selalu tak nyenyak. Setiap kali Lyora bergerak dalam tidurnya, Bima cepat-cepat menanyakan apa yang membuat istrinya tak nyaman. Sikapnya sangat over protektif dan ia selalu siap siaga.

"Aku mau oncom goreng, Mas."

Mata Bima langsung terbuka lebar. Rasa kantuknya yang telah pergi berganti dengan pusing yang melanda. Kemana ia harus mencari oncom goreng di saat sudah tidak ada lagi pedagang gorengan yang membuka lapak atau berjualan keliling? Lagipula seingat Bima jarang sekali pedagang gorengan yang menjual oncom goreng. Yang seringkali Bima temukan hanyalah tempe goreng, tahu isi, risol, bakwan dan cireng.

Seketika Bima ingat cerita Mirna tadi siang, dimana Lyora  mengganggu Bi Ida yang sedang makan siang dengan tumis oncom dan daun kemangi yang menjadi favorit asisten rumah tangganya itu. Lyora makan dengan lahap hingga menambah porsi nasinya. Mirna pun dibuat heran karena Lyora justru mengabaikan tumis udang dan brokoli yang dimasaknya sendiri.

"Nggak mau yang lain aja, Yang?" Bima menawarkan pilihan.

"Ya udah deh, nggak jadi," jawab Lyora sambil menarik kembali selimutnya.

Lyora yang tidur memunggungi Bima tentu saja adalah isyarat bahwa ia sedikit kecewa. Keinginannya harus dikubur karena Bima telah menolaknya secara halus.

"Sayang......"

"Aku mau tidur aja, Mas," jawab Lyora tanpa mau membalikkan badannya.

Bima membuang nafasnya frustasi, ia menyerah jika Lyora sudah mulai merajuk. Sekali lagi, ia coba untuk membujuk istrinya yang seksi itu, "Lyora Sayang, kita ke dapur yuk! Aku buatin oncom goreng yang kamu mau."

ANAK-ANAK BIMANTARAWhere stories live. Discover now