Siapa Yang Gila? (18+)

3.8K 359 31
                                    

“Gibran kemana, Yang?”

Tidak mendapati Gibran di kamarnya setelah mengecek di kamar Gibran tentu saja membuat Bima penasaran. Bima yang pulang larut malam selalu menuju ke kamar Gibran lebih dulu untuk mengecek dimana Lyora berada. Jika istrinya masih menemani Gibran, Bima akan memintanya untuk pindah ke kamar mereka di lantai tiga. Namun jika Bima tidak mendapati keduanya di kamar Gibran, sudah pasti Gibran yang tidur di kamar mereka. Sama persis dengan Gibran, Bima tahu betul jika Lyora  tidak bisa tidur sendirian.

“Gibran tidur sama Ibu, Mas.”

“Tumben amat. Biasanya nempel terus di ketek kamu,” gurau Bima.

“Abis dibeliin Hot Wheel baru, makanya mau diketekin Ibu."

“Oh, asyik dong! Kita bisa pacaran.”

“Mau cium-ciuman juga bisa, Mas.”

“Ayo, Yang!” ujar Bima dengan semangat empat lima.

“Apa sih! Kamu kalo begituan semangat banget.”

“Cari pahala harus semangat dong, Sayang!”

“Udah sana mandi dulu!” Lyora mengusir Bima secara halus.

"Nanti dulu, Yang. Aku masih keringetan gini," bantah Bima dengan alasannya yang cukup masuk akal.

Lyora pun memaklumi.

"Kamu kok belum tidur? Aku kan udah bilang nggak usah nunggu aku pulang. Kamu jangan kurang tidur dong, Sayang," ucap Bima penuh perhatian.

"Aku kangen kamu, Mas."

Pernyataan Lyora tadi rupanya disalahartikan oleh Bima. Entah mengapa semua rasa lelah Bima hari ini menguap begitu saja. Kemudian ia menghampiri Lyora yang sudah menunggunya di atas ranjang. Sambil berjalan, Bima melepas semua kancing kemejanya. Tak lupa ia tanggalkan celana panjangnya hingga hanya tersisa boxer hitam ketat yang menunjukkan betapa tak sabar isi dibaliknya ingin dibebaskan.

"Kamar mandinya di sana, Mas," Lyora cukup risih akan aksi suaminya yang bar-bar itu.

"Katanya kamu kangen," Bima masih mencoba untuk naik ke atas ranjang.

Mulutmu harimaumu, Lyora.

'Aku kangen kamu' versi Bima adalah ajakan untuk bercinta. Love language seorang Kasogi Bimantara adalah bercinta dengan gairah yang membara. Ingat baik-baik, Ly!

"Kangen beneran, Mas! Bukan kangen yang itu."

Bagaikan kerupuk disiram air, gairah Bima pun padam seketika. Ia sedikit kecewa akan penolakan Lyora. Hingga pada akhirnya, Bima turun dari ranjang sambil memungut pakaian kotornya.

"Abis aku mandi, kamu aku ketekin ya, Yang?"

"Nggak!" tolak Lyora dengan tegas. "Udah sana mandi dulu! Aku hitung sampai tiga ya! Satu, du—"

"Iya, iya! Astaga galak banget sih!"

Belum sempat menutup pintu kamar mandi, Bima membalikkan badannya, "Oh iya, Yang!"

"Apalagi Kasogi Bimantara?" Lyora benar-benar geram. "Mau disabunin?" tanya Lyora memancing.

Bima pun hanya meringis, "tadinya sih begitu. Tapi kayaknya kamu lagi nggak mood ya?"

"Kita bicara lagi kalo kamu udah selesai mandi ya, Mas Bimaku Sayang."

Tak butuh waktu lama untuk Bima membersihkan diri di kamar mandi. Lain cerita jika Lyora bersedia menyabuninya. Butuh waktu satu hingga dua jam untuk keduanya saling menggosokkan badan. Maksudnya, Lyora menggosokkan punggung Bima dengan shower puff, begitupun sebaliknya. Dilarang berpikir macam-macam ya!

ANAK-ANAK BIMANTARAWhere stories live. Discover now