Ar Rayyan Lionel Bimantara

3.2K 368 20
                                    

*FLASHBACK ON*

Setiap kali mendapat kabar baik akan hasil testpack Lyora di pagi hari, ada dua sisi di hati Bima yang berebut tempat. Di satu sisi, hatinya senang bukan main karena akan mendapat penghuni baru di rumahnya. Bau khas bedak bayi merupakan aroma kesukaan Bima setelah wangi tubuh Lyora. Di sisi lain, Bima ketar-ketir akan apa lagi ulah yang selanjutnya Lyora perbuat semasa hamil. Bima memang tak mungkin mengeluh di depan Lyora, namun saat dirinya sedang seorang diri, Bima mengumpat sejadi-jadinya.

Ketika usia kehamilan Ryan tiga bulan, Lyora mengalami mual muntah yang hebat. Ia selalu mual ketika mencium bau masakan, melihat makanan di meja, bahkan ketika melihat Bima makan ketika menemaninya di kamar. Lyora hanya bisa memasukkan nasi ke dalam perutnya saat malam mulai larut. Ibaratnya seperti orang sedang sahur. Yang menyebalkan adalah Lyora tak selalu menghabiskan makannya sehingga Bima menghabiskannya agar tidak mubazir. Impian Bima untuk membentuk enam kotak di perutnya sirna sudah. Perut Bima justru bersaing buncit dengan perut Lyora.

Kemudian di pagi hari Lyora hanya memangku cemilan sambil meminum susu hamilnya. Setidaknya ada sesuatu yang mengisi perutnya. Keadaan Lyora yang demikian membuat Bima maupun Mirna merasa khawatir. Hingga pada akhirnya Bima pun sadar, bahwa menuruti permintaan Lyora ketika mengidam belum seberapa dengan beban yang ditanggung Lyora selama sembilan bulan. Lagipula Lyora menjadi banyak tingkah akibat ulah Bima yang membuatnya berbadan dua.

Banyak hal tak terlupakan ketika Bima dan Lyora melewati masa-masa kehamilan kali ketiga. Berbeda dengan kehamilan pertama dan kedua, Lyora tidak mengidam sesuatu yang aneh dan menyulitkan Bima. Mual muntah yang biasa dirasakan ibu hamil pun adalah hal yang wajar. Itu pun hanya sampai pada usia kehamilan tiga bulan. Setelahnya tidak ada keluhan akan kehamilan Lyora selain bertambah manjanya Giffari.

Kehamilan ketiga Lyora bertepatan saat mereka memiliki Giffari yang berusia dua tahun dan Khalid yang belum genap satu tahun. Bima merasa sudah saatnya ia membutuhkan bantuan jasa pengasuh bayi karena merasa kerepotan jika mengurus dua bocah kecil. Oleh karena itu atas rekomendasi Mirna, Bima memilih Bi Ida untuk membantu mengasuh salah satu putranya.

Bi Ida diminta untuk mengasuh dan mengurus segala keperluan Giffari. Namun sayangnya, Giffari justru enggan diasuh oleh beliau. Putra pertama Bima dan Lyora yang terpaksa menjadi seorang kakak untuk kedua adiknya itu belum cukup tau apa artinya mengalah. Giffari justru sangat manja dan tak mau lepas dari aroma tubuh Mamanya. Bahkan Khalid yang saat itu masih menghisap ASI pun selalu mengalah menyusu lewat botol. Hal itu karena Giffari selalu menangis jika melihat Lyora menyusui Khalid langsung dari sumbernya. Giffari kecil sangat menyebalkan, begitulah kata Bima.

"Mas, malam ini aku mau tidur sama Khalid. Aku mau menyusui dia."

Setiap malam datang, Bima selalu mengatur siasat agar Lyora bisa menikmati waktu bersama Khalid. Ketika Giffari sudah tertidur, Bima akan mengambil Khalid dari kamar Mirna. Tugas Bima adalah memastikan Giffari tidur dengan nyenyak dengan selalu menepuk-nepuk paha Giffari. Di saat itulah Lyora baru bisa mengasihi Khalid yang seharian diasuh oleh Mirna.

"Kak, maafin Mama ya," hanya kalimat itu yang selalu diucapkan Lyora ketika menyusui Khalid.

Jika siang hari, Khalid diambil alih oleh Mirna. Bima dan Lyora sangat bersyukur karena Mirna diberikan kesehatan sehingga bisa mengurus putra kedua mereka. Bahkan tak jarang, Khalid selalu dibawa Mirna untuk tidur bersamanya. Mirna pun pernah membawa Khalid ke rumah temannya seharian tanpa mengeluh Khalid rewel sedikitpun.

Keadaan Lyora semakin memprihatinkan ketika Khalid mulai tak mau menyusu. Entah mengapa, Khalid selalu menolak ketika disusui oleh Lyora. Keadaan itu cukup membuat Lyora terpukul. Ia selalu menyalahkan dirinya sendiri karena Khalid tak mau lagi dengannya.

ANAK-ANAK BIMANTARAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant