Chapter 13 : Rahasia Rachel?

77 13 58
                                    

"Tumben gak beli siomay?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tumben gak beli siomay?"

"Jangan deket-deket, lo bau rokok, tau!"

Buru-buru Aldean membekap mulut Rachel. "Jangan keras-keras!"

"HMP-AH TUH 'KAN TANGAN LO BAU—"

Aldean kembali membekap mulut Rachel sambil memelototkan matanya. "Kalo lo gak teriak gue juga gak bakalan bekep lo."

Rachel lantas memelototkan matanya mengancam.

"Tadi gue cuma nganter si Ali, kok, gak ikut-ikutan," jelas Aldean sambil angkat tangan.

Rachel mendelik sambil mengusap bibirnya. "Lo jangan ngerokok, gue gak suka perokok."

Aldean tersenyum penuh makna. "Kalo gue berhenti ngerokok, berarti ada peluang, dong?"

"Makan, nih, peluang!" Rachel menyumpal mulut Aldean dengan sebuah yupi. "Di kelas siapa lagi yang suka ngerokok? Alam juga?"

Aldean mengangguk sambil mengunyah yupi-nya dengan riang. Ah, Yupi yang berasal dari tangan Rachel terasa begitu enak dan manis.

"Cowoknya hampir semua, kecuali Abil."

"Abil gak ngerokok?"

"Kenapa kaget?"

"Gue kagum, sih, dia gak ikut-ikutan sesat kayak lo!"

Aldean berdecak. "Rokok walau pun kayak gitu, tapi bisa mengerti kondisi kita dan selalu ada. Ya, emang gak masuk akal, tapi cuma cowok yang paham."

"Kalo nyoba gimana rasanya, ya?"

"Nyoba apa?" tanya Aldean sedikit terkejut.

"Ngerokok," jawab Rachel enteng.

"Gak boleh!"

"Kenapa?"

"Karena gak pantes," tekan Aldean. "Jangan coba-coba, lo!"

"Ya enggak juga, lah!"

"Katanya sekarang balik awal?" tanya Aldean yang dijawab engan dehaman singkat oleh Rachel. "Lo balik bareng gue."

Rachel menautkan sebelah alis. "Enggak, gue bisa balik sendiri."

"Daripada naik ojek atau angkot? Bayar, lumayan 'kan kalo gue anterin?"

"Daripada anterin gue? Sayang 'kan bensin lo?"

"Gue gak rugi. Yang ada gue beruntung." Aldean menaikkan sebelah alisnya, menggoda. "Tapi kalo gak mau gratis, lo bisa bayar gue pake cinta."

"Cinta, cinta, mamam tuh cinta!"

***

"Padahal Bapak ngasih tugas minggu sebelum-sebelumnya, masa belum ada yang ngerjain seorang pun?"

"Rachel, kamu juga. Kenapa bisa sampe lupa? Kamu wakil KM, lho, bukannya ngingetin yang lain."

"Bentar lagi PAT, masa nilai pada mau kosong melompong? Bapak gak mau tau, minggu depan kita presentasi," putus Pak Wawan, kemudian melenggang karena kesal.

✔. ₊ The Piyak AddictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang