Disini lah Gitvin, Cyra dan baby Ze diranjang yang sama dengan baby Ze ditengah-tengah mereka yang sudah tertidur pulas sejak kepulangan mereka, meski sempat menangis karena lapar, namun setelah Cyra berikan susu tadi bayi itu langsung tertidur.
Jujur ada rasa tidak rela yang tersempil dihati Gitvin melihat baby Ze yang tidur ditengah-tengah mereka seperti pemisah dirinya dengan Cyra, biasanya setiap malam Gitvin selalu modus tipis-tipis dengan memeluk Cyra yang tertidur jika ia terbangun tengah malam atau bisa melihat wajah Cyra dengan dekat saat gadis itu tertidur.
“Bisa kamu pindahin aja ngga, baby Ze-Nya jadi dipinggir?” Celetuk Gitvin.
Cyra yang tengah memejamkan matanya langsung menoleh ke arah Gitvin dengan tajam. “Terus Pak Git yang ditengah gitu?” sahutnya.
“Kalo dia jatoh gimana?! Atau kesenggol badan Pak Git, ketindihan bisa jadi 'kan,” cerocos Cyra.
“Ya, Kalo jatoh kebawah.” Candanya, namun ditanggapi dengan serius oleh Cyra.
“Dia itu masih bayi tau! Ngga, berperasaan banget sih jadi orang!” sungut Cyra menatap sinis ke arah Gitvin.
“Saya berperasaan kok, buktinya saya bisa jatuh cinta sama kamu.”
Cyra salting? Ya, sudah jelas. Namun gadis menutupinya dengan memasang wajah jutek yang dibuat-buat. “Modus,” cibirnya.
“Ko modus sih?” kata Gitvin tak terima, namun Cyra tak merespon lebih memilih untuk memandangi wajah Baby Ze yang sangat polos dan juga menggemaskan.
“Bisa-bisanya ada orang yang tega buang bayi selucu ini,” gumam Cyra, sedikit sedih dan juga merasa kasihan.
Gitvin sedikit mengubah posisi tidurnya menjadi menyerong ke arah Cyra yang tengah mengusap-usap perut baby Ze. Baru pertama kali ini Gitvin menemukan gadis seperti Cyra.
“Cyra.”
“Hm?”
“Kamu tau ngga?”
Gadis itu menggeleng tanpa mengalihkan perhatiannya dari baby Ze, gadis itu tengah mengusap-usap pipi gembul Ze yang sangat lembut.
“Sekarang ini, gambaran kita dimasa depan.” Gitvin tersenyum lebar menunggu respon Cyra.
Beberapa detik menunggu, Cyra tidak merespon yang masih asik dengan baby Ze, seolah tidak ada yang lebih menarik selain bayi mungil di tengah-tengah mereka.
Gitvin merasa sedikit kesal karena diabaikan. “Apa saya harus jadi bayi dulu supaya bisa diperhatiin kamu?” sindir Gitvin sedikit mengencangkan suarnya.
Cyra yang tersadar langsung melihat ke arah lelaki itu. “Pak Git ngomong sama saya?” tanya Cyra dengan polosnya.“Ngga.” Jawab Gitvin kesal,“saya ngomong sama setan dipojokkan kamar!”
Dan Cyra malah langsung menoleh ke pojokan kamar dengan wajah ngeri. “Serius?” tanya gadis sambil berbisik ke arah Gitvin.
“Iya, tuh sekarang setannya lagi natap saya,”
cetus Gitvin menunjuk samar pada Cyra menggunakan dagunya.Bentar-bentar Cyra nge-blank beberapa detik mencerna perkataan Gitvin. Sekarang yang tengah menatap lelaki itu adalah Cyra, begitu juga sebaliknya berarti ia dong setanya?
“Maksudnya Pak Git, ngatain saya setan?!”
“Saya ngga bilang tuh,” jawab Gitvin. Lalu turun dari ranjang yang membuat Cyra bingung dan juga kesal.
“Iya Pak Git emang ngga bilang, tapi menyindir secara halus, namanya!”
“Eh, mau kemana?” tanya Cyra ketika lelaki itu hendak membuka pintu kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Police
Teen FictionCover by: nsfyyyy Cyra rasanya ingin tertawa keras ketika orang tuanya mengatakan hendak menjodohkan dirinya dengan seorang polisi muda. Bukanya ingin menolak, karena Cyra termasuk golongan gadis 'pecinta cowok ganteng apalagi dibonusi berseragam se...