28. Fakta

4.9K 343 21
                                    

1 hari sebelumnya.

Untuk pertama kalinya lagi Gitvin datang ke rumah yang ada di hadapannya dari satu tahun yang lalu, rumah yang dulu ia sering kunjungi setiap minggu.

Ragu untuk mengetuk pintu membuat Gitvin mengurungkan niatnya dan memilih untuk mundur beberapa langkah. Warna cat, hiasa pot bunga, semuanya masih terasa sama. Dua kursi kayu yang berada diteras dulu sering ia duduki dengan orang itu.

Matanya menelusuri setiap sudut rumah, sesuatu dalam dirinya yang selama ini ia tahan perlahan-lahan menguap kepermukaan. Rasa rindu yang sulit dijabarkan.

Beberapa menit terus berdiri di depan pintu, akhirnya Gitvin memberanikan diri untuk mengetuk pintu beberapa kali. Menunggu sang empunya rumah membukakan pintu.

Tak perlu menunggu lama, seorang wanita paruh bayah muncul dibalik pintu yang tampak terkejut melihat siapa yang datang. Gitvin tersenyum tipis dan menyalami wanita itu.

“Apa kabar tante,” sapanya.

“Baik, ada perlu apa ke sini?” tanyanya to the point.

“Tentang Dena, sebentar aja. Tante ngga bisa terus ngehindar, seenggaknya kasih Gitvin kesempatan buat bertanya. Ada hal penting yang harus Gitvin tanyain sama tante.”

“Di dalem.” Jawabnya menyuruh Gitvin untuk masuk.

Lagi. Gitvin merasakan hal aneh dalam dirinya untuk pertama kalinya kembali masuk ke dalam rumah ini. Foto seorang gadis yang tengah tersenyum sambil memegang Permen kapas masih terpajang di sanah.

“Duduk dulu, biar Tante ambiliin minum.” Katanya hendak meninggalkan Gitvin, namun lelaki itu dengan cepat mencegahnya.

“Ngga usah, terimakasih. Gitvin gak akan lama di sini.” tolaknya.

Wanita itu hanya mengangguk dan duduk berhadapan dengan Gitvin. Kepala wanita itu sedikit tertunduk beberapa saat.

“Maaf.” Katanya tiba-tiba.

“Maaf, karena selama ini Tante selalu ngehindar dari kamu, padahal Tante tau kamu butuh penjelasan, kenapa Dena meninggalkan kamu dan menikah dengan orang lain. Maaf Tante udah bohong sama kamu dengan bilang kalo Dena menikah karena dijodohkan oleh Ayahnya. Itu bohong. Itu bohong Vin.”

“Ayahnya ngga pernah jodohin Dena, karena kita tahu kita deket sama kamu yang notabennya pacar Dena selama ini. Kamu tau itu 'kan Vin?”

Gitvin diam menyimak tanpa berkomentar, dugaannya selama ini benar. Ia sangat mengenal Dena. Sehari sebelum Gitvin yang berniat untuk melamar Dena, gadis itu datang hanya untuk memberitahu..

“Aku udah nikah, Vin.”

Gitvin yang saat itu tengah makan disebuah restoran bersama dengan Dena tertawa setelahnya mendengar penuturan yang keluar dari mulut gadis itu.

Apasih? Garing banget candaan kamu.” sahut Gitvin tertawa geli.

“Aku udah punya suami sekarang.”

Tawa Gitvin perlahan hilang menggeleng tetap tidak percaya ketika Dena menatapnya sangat serius. Namun, ia bukan orang yang mudah terkecoh oleh tipuan Dena seperti yang lalu.

“Bohong. Aku tau kamu bercanda 'kan?”

“Aku serius, aku ngga bohong Vin, liat mata.”

Gitvin tetap berusaha tetap tidak percaya dengan perkataan Dena saat itu, tapi saat kedua matanya menatap gadis di depannya seolah tidak ada kebohongan yang terpancar di sanah segala ucapan yang dikatakannya adalah kebenaran.

That PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang