#3

3.5K 316 124
                                    

Setelah insiden yang baru saja terjadi, aku menutup pintu kamarku dan terjatuh. Aku memeluk kedua lututku dan menaruh wajahku di atasnya.

Air mataku terus mengalir. Bagaimana bisa keluargaku sendiri menjualku? Aku menarik rambutku sendiri dan berteriak. Rasanya benar-benar frustasi. Hal seperti ini sama sekali belum pernah terpikirkan di otakku. Bisa-bisanya hal seperti ini terjadi.

Aku menyeka air mataku dengan lengan dan menatap tempat tidurku dengan kosong. Apa yang harus kulakukan sekarang? Apa aku akan menyerah dan mengikuti kemauan mereka?

Tidak.

Aku punya hak untuk bebas.

Memangnya siapa mereka, merasa berhak untuk mengatur jalan hidupku?

Dengan pikiran seperti itu, aku langsung mengepak semua barangku ke dalam tas. Aku memasukkan semua keperluanku, makanan ringan, dan uang. Setelah semuanya selesai, aku mengangkat tas itu dan meninggalkan rumah.

Aku menengok sekali lagi, aku benar-benar akan meninggalkan tempat tinggalku selama ini. Aku menatap ke depan dengan mantap dan melambaikan tangan ke arah taksi.

—-

Taksi berhenti di depan sebuah motel. Aku memberikan uang kepada supir dan keluar dari taksi. Aku mengangkat tasku dan berdiri di depan motel.

"Semoga saja ini cukup." gumamku.

Aku memutuskan untuk kabur dan menginap di salah satu motel murah yang letaknya jauh dari rumahku, bahkan sampai ke luar kota. Uangku sudah banyak habis dari menggunakan taksi, karena itu aku hanya dapat menyewa motel murah ini. Aku berencana untuk tinggal disini sekitar sebulan lebih, sampai keluargaku dan mereka berhenti mencariku.

Aku menatap motel yang sudah ringkih itu dan berjalan masuk.

"Permisi.."

Seorang bapak yang gemuk muncul di depan meja resepsionis.

"Ya?"

"Saya mau pesan kamar untuk satu orang."

—-

Aku membuka pintu kamar dan terperangah melihat bagian dalamnya.

Bagian atas kamarnya sudah bolong, beberapa air menetes dari atas lubang kamar. Bagian cat dindingnya sudah banyak yang terkelupas dan mulai berjamur. Tidak ada AC ataupun kipas angin di dalam kamarnya, bahkan jendela saja tidak ada. Hanya ada kasur kecil dengan meja di samping, lalu toilet di sebelah pintu masuk. Saat aku masuk ke dalam toiletnya, aku menutup hidungku karena merasakan ada bau menyengat yang keluar dari dalam.

Tidak heran harga motel ini sangat murah.

Aku menaruh tasku di atas meja dan duduk di atas kasur. Aku merebahkan diriku dan menatap langit-langit.

"Sebulan. Bertahanlah sebulan." Aku menutup mataku.

Ini akan menjadi satu bulan yang panjang.

—-

Aku terbangun saat ada air yang menetes di wajahku. Aku mengerang dan bangun dari tempat tidur. Aku mencari sebuah gelas dari dalam lemari meja dan menemukan gelas plastik. Aku menaruhnya di tempat air itu menetes.

Aku memakai jaketku dan turun ke lantai bawah.

"Permisi." Aku berdiri di depan meja resepsionis. Lalu bapak gemuk itu kembali keluar dari dalam ruangan.

"Kenapa?" Tanyanya ketus. Mungkin karena aku menganggu di tengah malam.

"Boleh saya minta kamar lain? Kamar saya bocor, dan.."

YAKUZA || JEON JUNGKOOKWhere stories live. Discover now