#5

3.4K 306 118
                                    

Jungkook POV

Kenapa dia seperti itu?

Aku menatapnya yang tiba-tiba berjalan pergi meninggalkanku.

Apa aku ada salah bicara?

Aku membasuh wajahku dan naik ke pinggir kolam. Aku mengambil handuk dan menyeka tubuhku.

Apa yang kukatakan memang benar. Semua wanita jatuh cinta padaku. Mereka rela memberikan segalanya untuk mendapatkan perhatianku. Karena itu aku selalu bermain dengan mereka, karena mereka dapat dengan mudahnya merentangkan kaki mereka untukku.

Tapi rasanya tidak menyenangkan. Karena mereka pandai dalam melakukan hubungan seks, bukan kesenangan atau rasa puas yang kupikirkan. Yang aku pikirkan adalah mereka sudah melakukannya terlalu sering dengan orang lain. Karena itu aku tidak pernah mau melakukannya dengan mereka. Aku tidak mau memberikan hal yang sangat penting kepada mereka untuk hal sepele seperti itu.

Sampai aku bertemu dengannya.

Dia begitu tidak berpengalaman. Dia terlihat sangat polos dan begitu lugu. Awalnya kukira dia akan dengan senang memberikan dirinya kepadaku, tapi aku salah. Dia lari dariku.

Aku ingat di hari saat aku menemukannya di motel, mendengar nyanyiannya dari kamar mandi, aku hanya dapat tertawa kecil.

Tapi berani-beraninya, baru pertama kali ada yang lari dariku. Dia pikir dia siapa? Bisa lari dariku?

Karena itu aku menghukumnya, kalau bukan karena motel sialan yang kumuh itu, aku pasti sudah mengambil keperawanannya.

Dia milikku sekarang dan aku bebas untuk melakukan segala yang aku mau kepadanya.

Aku tidak sabar untuk dapat menjelajah tubuhnya.

Aku menjilat bibirku dan dengan pikiran seperti itu, aku kembali masuk ke dalam rumah.

Riel POV

Aku keluar dari kamar mandi dan menemukan Jungkook sudah tidur di atas tempat tidur. Aku mengeringkan rambutku yang masih basah dan berjalan mendekat ke sampingnya, lalu berjongkok.

"Wah.. dia memang benar-benar tampan." Ujarku.

Wajahnya yang terlihat polos saat sedang tidur, matanya yang tertutup dengan tenang, dan bibirnya yang sedikit terbuka.

Aku menyenderkan kepalaku di atas kasur, mataku tidak berhenti memandangnya. Sesekali dia menjilat tindikan cincin di bibirnya, tanda tertidur pulas.

Aku dimiliki oleh seseorang sepertinya. Apakah itu hal yang buruk?

Tentu buruk. Dia hanya membeliku untuk menjadi mainannya. Aku yakin jika dia sudah bosan denganku, aku akan dibuang begitu saja.

Aku berdiri dan berjalan ke arah sofa, aku tidur di atasnya dan memejamkan mataku untuk tidur.

—-

Aku mengerang saat seorang pelayan membangunkanku.

"Selamat pagi, nona."

Aku menengok ke arah sampingku. Kasur Jungkook sudah kosong. Apa dia sudah pergi?

"Pagi." Jawabku. Aku bangun dari sofa dan membenarkan piyamaku.

"Tuan besar sudah menunggu di bawah. Anda bisa berganti pakaian di ruang ganti. Tuan besar sudah menyiapkan pakaian untuk anda di atas meja." Katanya sambil menunjukkan ruang ganti padaku. Aku berterimakasih dan masuk ke dalamnya.

Wow..

Besar sekali. Rumahku dulu bahkan tidak sebesar ruang gantinya. Aku melihat pakaian-pakaian pria yang dipajang seperti dalam department store. Mataku tertuju pada pakaian di tengah meja.

YAKUZA || JEON JUNGKOOKWhere stories live. Discover now