#19

2K 147 67
                                    

Aku terperangah.

"J..Jungkook?"

Aku melihat ke arah Yoongi yang menegang. Dia berdecak dan bangun dariku.

"Halo, Jungkook." Kata Yoongi sambil memiringkan kepalanya. "Lama tidak bertemu."

Jungkook tersenyum miring. "Bukankah sudah kuperjelas untuk tidak menyentuh apa yang sudah menjadi milikku?"

"Milikmu?" Yoongi mendengus. "Riel bukan 'milikmu'."

Jungkook menyender dan terkekeh. "Kita lihat saja nanti."

Yoongi langsung menerjang ke arah Jungkook. Sebelum Jungkook dapat mengelak, Yoongi sudah memukul wajah Jungkook. Jungkook langsung terjatuh.

Kesal, Jungkook langsung menendang kaki Yoongi, tapi berhasil di elak olehnya. Yoongi dengan cepat memukul wajah Jungkook lagi.

"Riel! Lari!" Teriak Yoongi padaku.

Aku langsung bangun dari tempat tidur dan berlari keluar dari kamar.

Yoongi menendang Jungkook sekali lagi dan langsung mengunci pintu dari luar.

"Riel!" Aku bisa mendengar suara teriakan Jungkook dari jauh yang penuh dengan kemarahan.

Yoongi mengejar dan meraih tanganku. Kami berdua berlari ke mobilnya dan langsung masuk. Tanpa basa-basi, Yoongi langsung menginjak gas dan keluar dari motel.

Yoongi melihatku bergetar. Aku bergetar dengan kencang dan memeluk diriku sendiri.

Aku benar-benar ketakutan.

Apa yang akan dilakukan oleh Jungkook jika dia berhasil menemukanku?

"Ssh.. Riel. Tenang. Kita sudah lari darinya.." Yoongi berusaha untuk menghibur.

Aku mengangguk. "Tetap saja. Dia benar-benar berbahaya, kita bisa saja mati tadi." Ucapku.

Yoongi mengangguk. "Iya."

Perjalanan berlangsung sepi. Yoongi dan aku tidak membicarakan apapun lagi sepanjang jalan. Aku mulai berpikir tentang ciuman kami saat di motel tadi.

Wajahku memerah. Apakah Yoongi benar-benar serius dengan apa yang dikatakannya tadi? Apakah dia benar-benar tulus mencintaiku? Apa dia berbeda dengan Jungkook?

"Yoongi.."

"Hm?" Yoongi menoleh ke arahku.

"Perkataanmu tadi.. apa kau, sungguhan?" Tanyaku pelan.

Yoongi tersenyum dan menggenggam tanganku. Dia mengelus pelan tanganku, lalu dia mengangkat dan menciumnya.

"Aku tidak pernah berbohong, cinta."

Wajahku semakin memerah mendengar perkataannya.

Apakah memang Yoongi lebih baik dari Jungkook? Apakah seharusnya aku memang memercayai Yoongi saja? Dia teman lamaku, dia pasti akan melindungi dan tidak menyakitiku. Dibanding Jungkook yang baru kukenal, pasti Yoongi jauh lebih baik.

Aku menatap ke jalanan. "Kau tidak akan menyakitiku kan, Yoongi?"

Yoongi tersenyum. "Asal kau tidak mengkhianatiku, Riel."

—-

Aku menghirup udara segar di pagi hari dan memuaskan mataku dengan pemandangan pantai yang ada di depan.

Setelah berkendara selama 24 jam, Yoongi berhenti di sebuah pantai terpencil. Walau kecil, pantai ini cukup indah. Aku berdiri di pinggir pantai, membiarkan air laut menyapu kakiku.

YAKUZA || JEON JUNGKOOKWhere stories live. Discover now