#4

3.3K 319 123
                                    

Jeon Jungkook.

Dia adalah seorang Yakuza yang berbahaya. Aku baru tahu kalau keluargaku bisa-bisanya berurusan dan bahkan meminjam uang darinya.

Secara teknis, bukannya meminjam uang darinya, tapi bahkan meminjam dengan jumlah yang besar dari salah satu anak perusahaannya.

Aku menyenderkan kepalaku di jendela, berusaha menghibur diriku dengan melihat pemandangan kota. Jungkook duduk di sampingku, dia menaruh kepalanya di atas kepalan tangannya dan menatapku.

"Riel."

Aku tetap diam.

"Riel. Lihat aku."

Aku menghela nafasku dan menatap matanya. Dia menatapku dengan tatapan yang tidak dapat terbaca.

"Kalau kau berlaku seperti gadis yang baik, aku tidak akan menghukummu."

Aku mengangguk dan kembali menatap keluar. Aku bisa mendengar suara hembusan nafasnya, tapi aku tidak peduli.

Hidupku hancur sekarang.

—-

Aku terperangah melihat rumah besar yang ada di depanku. Rumah ini berwarna putih, warna kesukaanku, dengan pilar-pilar tinggi di bagian depan. Bahkan ada taman besar yang indah di depan rumah, dengan air mancur di tengahnya. Aku bersumpah, saat melewati komplek rumah miliknya ini, sepertinya aku melihat rusa.

Aku bergidik saat Jungkook melingkarkan lengannya di pinggangku. Dia menarikku dengan pelan, menaiki tangga menuju pintu rumahnya. Pintu terbuka menunjukkan banyak pelayan yang menyapa kami. Seorang pria tua membungkuk di depan kami -mungkin lebih tepatnya kepada Jungkook-, dan tersenyum kepada kami.

"Anda sudah pulang, Tuan Besar." Kata kakek itu sambil tersenyum lebar.

Jungkook hanya mengangguk, lalu terus berjalan meninggalkan para pelayan. Dia mendorong sebuah pintu besar, dan masuk ke dalamnya bersama denganku.

Sepertinya ini kamarnya, pikirku.

Tiba-tiba Jungkook melemparku ke atas tempat tidurnya, sebelum aku bertindak, dia sudah melayangkan tubuhnya lagi di atasku.

"Haruskah kita lanjutkan yang tadi?" Katanya sambil menjilat bibirnya.

Aku menggeleng dengan cepat, lalu mendorong tubuhnya sehingga dia terlempar ke samping. Aku langsung berlari menuju pintu untuk membukanya.

Terkunci.

Sial.

"Kau pikir kau mau kabur kemana?" Tanya Jungkook sambil menyeringai.

Aku terkekeh dan membalikkan badanku. "Ehm. Dimana aku akan tidur?"

Jungkook menepuk kasurnya. "Disini."

Mataku membelalak. "Bukannya ini kamarmu?"

Dia tersenyum lebar dan berjalan mendekat ke arahku. "Iya. Dan mainanku harus tetap terus bersamaku. Tentu supaya dia tidak bisa kabur lagi." Katanya sambil menunduk, menyetarakan pandangannya dengan pandanganku.

Aku tersenyum kaku. "Satu kasur denganmu?"

Dia mengangguk. "Hm. Ada masalah?" Katanya sambil menyenderkan tangannya di pintu di atasku.

Aku menggeleng cepat. "Tidak. Tidak ada."

Dia tersenyum puas dan berdiri di depanku. "Kalau begitu, ayo kita bermain."

Aku mengernyitkan dahiku. "Bermain?"

Jungkook mengangguk senang dan membuka pintu. "Aku akan menunggu di kolam renang."

YAKUZA || JEON JUNGKOOKOnde as histórias ganham vida. Descobre agora