BAB 25: JANGAN SIA-SIAKAN

3.1K 348 82
                                    

Masih sedih-sedihan guys. Siapin tisu dan playlist galau kalian yup.

Bakalan panjang banget karena hampir 5800 words. Jangan bosen dan siapin camilan ya guys..

Happy reading


Ceye melihat adiknya dengan sendu. Dia tidak mengira kalau masalahnya akan menjadi sebesar ini. Padahal dia sudah mempersiapkan diri untuk menengahi apabila rencana 'meminta restu' Jeffrey gagal.

Tapi nampaknya dia pun gagal dalam melakukannya.

Dia gagal menjadi kakak yang baik bagi adiknya. Dia gagal melindungi adiknya. Dan dia juga tidak pantas disebut sebagai seorang kakak untuk adik perempuannya.

Status kakak nampaknya sama sekali tidak berguna apabila dia masih tidak sanggup untuk menjaga adiknya perempuan satu-satunya.

Kini dia benar-benar merasakan rasa patah hati terbesar dalam hidupnya. Untuk pertama kalinya dia melihat Rosie terlihat begitu terpuruk. Dan untuk pertama kalinya juga dia melihat kemarahan terbesar Rosie.

Dan semua itu dikarenakan oleh suaminya yang kini tergeletak tak berdaya di ranjang rawat Rumah Sakit. Rosie benar-benar hancur sejadi-jadinya karena melihat suaminya di hajar habis-habisan oleh ayah kandung nya sendiri.

Ini sudah lewat lima jam setelah mereka keluar dari rumah keluarga Athala, dan sudah tiga jam setelah Jeffrey selesai di operasi.

Ya. Begitu sampai di Rumah Sakit, dokter langsung menyarankan Jeffrey untuk melakukan operasi karena melihat dari hasil pemeriksaan yang menyatakan kalau tulang rusuk Jeffrey ada yang patah, dan terdapat beberapa luka dalam yang perlu penanganan khusus agar tidak semakin parah.

Ceye masih ingat bagaimana terpuruknya Rosie saat mengantar suaminya yang sudah tidak berdaya ke ruang operasi. Adiknya itu bahkan hanya diam dan tetap berdiri di depan ruang operasi, menunggu dokter selesai mengoperasi suaminya.

Sudah berulang kali dia bujuk agar Rosie pulang ke rumah, tapi adiknya itu sama sekali tidak menggubrisnya. Bahkan Ceye sanksi kalau Rosie masih menganggapnya ada karena dia yakin kalau pikiran adiknya itu hanya terpusat kepada suaminya saja.

Melihat kondisi Rosie yang kelihatan memprihatinkan, Ceye pun berjalan mendekati adiknya yang masih setia berada di sisi suaminya yang belum sadar pasca operasi.

"Dek, pulang aja ya? Biar kakak yang nungguin Jeffrey disini." ucapnya sambil mengusap bahu Rosie.

Rosie sama sekali tidak menggubrisnya. Kedua matanya menatap kosong ke arah Jeffrey yang sedang berbaring lemah di atas ranjang rawat. 

"Please, lo juga harus mikirin kondisi lo sendiri. Inget kan kalau sekarang lo lagi bawa nyawa?"

Rosie menghela nafasnya. "Lo udah tau kan kalau papi sama mami bakal pulang? Dan lo juga tau tentang rencana suami gue?" tanya nya tanpa menoleh.

Ceye menggigit bibirnya, bingung. Apakah dia harus menceritakan semua rencana yang sudah di susun oleh Jeffrey kepada Rosie. 

"Lo harus percaya sama Jeffrey. Dia cinta mati sama lo, dek."

"Berkorban karena cinta itu wajar. Tapi gue sama sekali nggak membenarkan kalau sampai harus mengorbankan diri cuma karena cinta. Gue bukan istri yang tega lihat suami gue hancur cuma untuk memperjuangkan keluarga."

"Dek, gue emang salah nggak ngasih tau lo tentang kepulangan papi dan mami. Tapi gue punya alasan kenapa gue nggak ngasih tau lo dan malah ngasih tau Jeffrey duluan."

[1] YOUNG PARENTSOù les histoires vivent. Découvrez maintenant