BAB 47: TERKUAK!

1K 198 16
                                    

~ Happy Reading ~






Rosie menutup pintu kamar Jessie dengan pelan agar tidak menimbulkan dentuman yang keras. Setelahnya ibu satu anak itu berjalan mendekati ruang tengah dan duduk di sofa sambil menggenggam ponsel. Berharap kalau suaminya yang tidak ada kabar sejak pagi menghubunginya.

Perasaan Rosie masih gelisah. Dia takut kalau Jeffrey tidak akan pulang ke rumah. Tadi dia sudah menghubungi Caesar dan bertanya tentang suaminya, tapi ternyata kakaknya itu tidak tahu informasi terbaru tentang keberadaan Jeffrey.

Rosie sebenarnya ingin menghubungi papi, tapi dia takut papi akan penasaran dan berujung khawatir tentang keadaan rumah tangganya saat ini. Terlebih Rosie juga tidak mau orang tuanya tahu tentang apa yang tengah terjadi diantara dirinya dan sang suami.

Saking fokusnya Rosie sampai tidak mendengar suara mobil Jeffrey. Cewek itu baru sadar setelah mendengar suara pintu rumah terbuka.

CKLEK...

Jeffrey masuk kedalam rumah dengan pakaian yang sama seperti tadi pagi. Bedanya hanya di penampilan suaminya yang sudah tak serapih saat berangkat kerja pagi tadi.

Rosie berjalan dengan canggung mendekati suaminya yang baru saja menutup pintu. Saat Jeffrey berbalik badan sesaat itu juga pandangan keduanya saling bertubrukan.

"Aku pulang." kata-kata itu yang keluar dari mulut Jeffrey setelah seharian ini Rosie tidak mendengarnya.

"E-eh.. Iya." Rosie menyesali diri sendiri karena terlalu gugup berhadapan dengan suaminya sendiri.

Jeffrey menatap lekat pada sosok istrinya yang mengalihkan wajahnya ke arah lain. Suara hembusan nafas terdengar keluar dari mulutnya. Dia lelah dan ingin langsung istirahat saja. Tapi dia sadar kalau ada hal penting yang harus mereka bicarakan secepatnya.

"Anu.. Itu Jeff. Hmm.. Kamu salah paham tentangㅡ"

"Kita ngobrol setelah aku bersih-bersih badan dulu ya." ucap Jeffrey sambil mengusap puncak kepala istrinya lalu melangkahkan kaki melewati sang istri menuju kamar.

Rosie menundukkan wajahnya untuk menyembunyikan gurat kesedihan yang tercetak jelas di wajahnya. Dia sudah menyiapkan kemungkinan terburuk menghadapi sikap Jeffrey yang mungkin akan menyakiti hatinya. Tapi ternyata dia belum sanggup merasakannya.

Sambil menunggu Jeffrey selesai bersih-bersih, Rosie beranjak ke dapur untuk menyiapkan teh hangat untuk suaminya dan dia membawanya ke kamar. Sepertinya lebih baik mereka membicarakannya di kamar.

Dengan hati tak tenang Rosie menunggu suaminya keluar dari kamar mandi. Padahal dia sudah menyiapkan diri, tapi hatinya ternyata masih belum mampu. Rosie takut kalau suaminya tidak mau mendengar penjelasannya. Dan dia juga takut kalau suaminya malah semakin kecewa dengan perbuatannya.

Menurut Jeffrey, apapun yang berhubungan dengan papahnya selalu menyentil hati sensitifnya dan Jeffrey paling anti membicarakan apapun tentang sang papah. Luka batin yang diberikan sang papah sejak awal ternyata membuat Jeffrey jadi orang yang sangat membenci papahnya sendiri.

CKLEK..

Pintu kamar mandi terbuka dan sosok Jeffrey keluar dengan penampilan yang jauh lebih segar. Cowok itu berjalan ke arah meja rias di samping kasur sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.

"Sayangㅡ"

"Tadi ada teman kerja aku yang ke rumah ngasih dokumen penting yang harus aku tanda tangani, kan?" ucap Jeffrey memotong ucapan Rosie.

"Iya. Tadi siang ada teman kerja kamu yang datang ke rumah nganterin dokumen penting, namanya Indah."

"Iya. Tadi Indah udah ngabarin ke aku. Sekarang mana dokumen nya? Aku mau tanda tangan."

[1] YOUNG PARENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang