BAB 38: PERANG DINGIN

2.6K 326 139
                                    

~ Happy Reading ~





Jeffrey menatap gerak-gerik Rosie dalam diam. Beberapa minggu ini istrinya nampak sangat sibuk sekali, sudah seperti wanita karier.

Sebelumnya Rosie memang pernah bilang kalau dia tidak suka menjadi ibu rumah tangga yang pasif, yang kerjanya hanya bersih-bersih rumah dan mengurus anak. Dan saat Rosie meminta izin untuk menjadi guru private bahasa dan sering membantu merias orang, Jeffrey mengizinkan nya karena memang dua hal itu bisa bermanfaat untuk istrinya.

Sejak sebelum menikah Rosie memang tipikal cewek yang suka mengeksplor kegiatan baru. Karena itu Jeffrey tidak membatasi ruang gerak istrinya. Dia juga tidak mau membuat Rosie benar-benar kehilangan masa muda nya.

Tapi karena itulah sekarang kegiatan istrinya jauh lebih menyibukkan daripada sebelumnya. Walaupun Rosie tidak pernah melalaikan tugasnya sebagai istri dan seorang ibu bagi putri mereka.

Tapi seringkali Rosie melupakan tugas wajib nya sebagai istri. Tugas wajib untuk melayani kebutuhan biologis suaminya sendiri.

Beberapa kali Jeffrey mengingatkan jadwal kegiatan intim mereka, tapi Rosie selalu melupakannya. Pernah juga dia memintanya langsung, tapi sang istri kelihatan kelelahan dan akhirnya menolak ajakannya untuk bersetubuh.

Seharusnya Jeffrey tidak mempermasalahkan nya karena dia dulu pernah bilang akan selalu mendukung apapun keinginan Rosie kalau memang itu bisa membuat istrinya senang. Tapi ternyata kenyataan tidak seindah ekspektasi.

Katakanlah kalau Jeffrey sedikit egois. Tapi dia memang agak keberatan dengan hal itu. Dia tidak melarang Rosie untuk memiliki kegiatan lain di luar tugas nya sebagai ibu rumah tangga dan ibu bagi anak mereka. Tapi tidak bisakah dia memperhatikan tentang kebutuhan suaminya yang lain?

Jeffrey agak menyesali kata-kata nya dulu. Ternyata memiliki istri yang sibuk tidak begitu menyenangkan juga untuknya. Tapi mau bagaimana lagi, Jeffrey tidak bisa melarangnya saat melihat raut kegembiraan yang tercetak jelas di wajah cantik istrinya.

Ini sudah 5 bulan sejak anak mereka lahir. Dan baru sekali Jeffrey dilayani kebutuhan seksual nya oleh Rosie. Itu pun saat anak mereka baru berusia 3 bulan. Dan sudah 2 bulan Jeffrey tidak mendapat kepuasan nya sebagai suami.

Bayangkan bagaimana menderita nya Jeffrey harus menahan segala godaan melihat istrinya selalu tidur tanpa menggunakan bra karena harus sering menyusui anak mereka. Tapi dia tidak bisa menikmati nya sama sekali.

Dia adalah suami penuh gairah yang melihat istrinya pakai daster saja sudah terpancing. Namun sayang, selama Rosie tidak melaksanakan tugas wajibnya sebagai istri, dia harus merelakan setengah dari waktu nya di kamar mandi untuk melampiaskan nya sendiri.

Karena itulah Jeffrey jadi lebih sering mengalihkan perhatiannya pada kerjaan kantor atau bermain-main dengan anaknya. Dia tidak mau semakin menderita kalau menaruh perhatian lebih kepada istrinya yang cantik jelita. Karena Jeffrey sudah bertekad tidak akan memaksa kalau memang Rosie tidak bisa.

Tapi sepertinya sikapnya itu di salah pahami oleh sang istri. Rosie mengira sikap cuek nya Jeffrey sebagai tanda kalau suaminya sudah jenuh dengan hubungan mereka.

Jeffrey sudah menjelaskan nya tanpa menyinggung urusan ranjang mereka, tapi Rosie malah semakin berpikir yang macam-macam terhadapnya.

"Kamu kalau emang udah bosen sama aku bilang dong, jangan malah cuekin aku gini. Emangnya aku bisa apa kalau kamu cuma cuek doang." cerocos Rosie setelah cewek itu baru keluar dari kamar. Dia baru saja menidurkan anaknya.

Jeffrey yang sedang mengetik sesuatu di laptop nya pun keheranan mendengar ocehan istrinya. Papa muda itu menatap istrinya dengan alis bertaut bingung.

"Ngomong apa sih kamu? Malem-malem gini jangan teriak, nanti kalau anaknya bangun kan kamu juga yang repot."

[1] YOUNG PARENTSWhere stories live. Discover now