BAB 29: RUMAH

2.6K 365 61
                                    


Warn! Bakal banyak screenshot-an fake chat. Jadi usahakan terhubung dengan koneksi internet.

~ Happy Reading ~



Tepat jam sepuluh siang Rosie pergi ke Pendopo tempat diadakan nya rapat ibu-ibu PKK. Tadi dia berangkat bersama dengan tetangga tepat samping rumah nya, namanya Teh Agni. Teh Agni ini warga paling muda sebelum Rosie pindah ke komplek itu.

Teh Agni itu ibu-ibu berkerudung syar'i yang tadi pagi memberitahu nya tentang perkumpulan ibu-ibu PKK hari ini. Rosie pikir Teh Agni sudah berumur lebih dari 27 tahun, tapi ternyata umur nya masih 24 tahun.

Maka dari itu Rosie memilih memanggilnya Teh Agni. Lagi pula Teh Agni juga masih terlalu muda untuk di panggil ibu-ibu.

Usia nya baru dua puluh empat tahun dan baru punya anak usia setahun. Suaminya se-usia juga dengan nya dan sekarang sibuk bekerja di pabrik Garmen. 

Teh Agni bilang katanya suaminya dan Jeffrey sudah akrab karena obrolan mereka nyambung. Rosie merespon nya dengan baik, karena Teh Agni memang orang yang friendly. Bahkan sekarang obrolan mereka sudah tidak terasa canggung lagi. 

Teh Agni juga bilang jangan terlalu formal saat mengobrol. Biar tidak kelihatan kaku, katanya.

Untung lah ada satu orang yang tidak memandang aneh dirinya karena menikah di usia muda. Bahkan Teh Agni sama sekali tidak menyinggung tentang alasannya menikah muda. Bersyukur sekali Rosie langsung mendapat teman bergaul yang mungkin saja bisa menjadi tempat nya sharing urusan rumah tangga.

Setelah kurang lebih setengah jam berlalu untuk membicarakan perihal acara bulanan ibu-ibu PKK. Kini semua ibu-ibu tersebut sedang bercengkrama santai.

Rosie awalnya ingin langsung pulang saja, tapi banyak yang menyuruhnya untuk tetap tinggal. Katanya sih itung-itung pendekatan dengan ibu-ibu disini.

Tapi sepertinya keputusannya itu salah besar. Karena entah sejak kapan obrolan yang tadinya membicarakan tentang acara bulanan ibu-ibu PKK berubah menjadi suatu obrolan yang agak sensitif untuknya.

"Maaf nih ya. Kalau saya boleh tau kenapa neng Rosie milih buat nikah muda? Padahal masih bisa lanjut sekolah daripada nikah. Ngurus suami sama rumah tangga tuh susah loh. Apalagi kalau langsung punya anak. Ribet banget tuh kayaknya nanti." kata salah satu ibu-ibu disana.

Rosie menanggapinya dengan senyuman. "Saya sama suami emang ada rencana nikah muda kok, Bu."

"Beneran ada rencana atau terpaksa nikah karena kebobolan tuh?" celetuk ibu yang lain.

Rosie masih menanggapinya dengan senyum, walaupun kini hatinya sudah tidak enak.

"Ya namanya juga anak muda Jakarta. Atuh pergaulannya pasti banyak nggak bener nya. Bener kan ibu-ibu?" sahut ibu julid yang lain.

"Apalagi kalau jauh dari agama. Haduh sudah pasti hidupnya terlalu liar. Suka main sana-sini, eh tau-tau jadi beneran tuh bayi."

"Bu, ngomong nya jangan begitu. Kok jadi ngomongin masalah orang lain. Kan awalnya nggak ada yang bahas ini." ujar Teh Agni.

"Agni, kamu sama suami kamu juga nikah muda kan? Itu nikah dulu apa bikin anak dulu? Kok buru-buru amat."

Sahutan Bu RW barusan mendapat gelak tawa dari ibu-ibu yang lain. Rosie merasa tidak enak karenanya Teh Agni jadi ikut keseret.

"Loh Bu RW lupa ya? Kan saya hamil dua bulan setelah nikah. Buktinya ibu sendiri kok yang bantu saya bikin syukuran waktu itu." kata Teh Agni dengan santai.

[1] YOUNG PARENTSWhere stories live. Discover now