PROLOG

164 36 14
                                    

ASSALAMUALAIKUM
SEMOGA SUKA YAH!!!
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE AND KOMEN!
BIAR AUTHOR BISA SEMANGAT UP NYA
💗TERIMAKASIII💗

🍂HAPPY READING🍂

Seorang gadis cantik menatap kertas yang ia pegang dengan perasaan penuh bahagia.

Gadis dengan seragam abu-abu itu mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi, ia tidak sabar menyampaikan kabar bahagia itu pada keluarganya.

Anna Putri Delisa, seorang gadis yang memiliki paras hampir sempurna itu terdiam saat melihat rumah yang ia tempati selama 17 tahun itu terlihat begitu sepi.

Gadis itu menghembuskan nafas pelan, entah bagaimana perasaan keluarganya saat tau anak perempuan mereka mendapat beasiswa.

Ia memiliki kesempatan untuk melanjutkan sekolah SMA nya di sekolah yang ia impikan sejak dulu.

Sedari dulu, Anna ingin sekali bersekolah di sana, ia memiliki otak yang sangat pintar. Tapi itu semua tidak cukup karna ia tidak mempunyai biaya yang cukup.

Ayahnya sudah dua tahun lumpuh, ia mengalami kecelakaan saat bekerja sebagai supir. Dari situ ibunyalah yang menjadi tulang punggung keluarga, Bu Fatma bekerja menjadi seorang ART dan penghasilan sehari-hari ia dapatkan dari hasil membuat kue yang dititipkan di warung-warung tetangga.

*****

"Kak ngapain bediri disitu? Ayo masuk, kasian bapak pasti udah nungguin." Ujar seorang lelaki berusia delapan tahun. Dia adalah Fiko, adik satu-satunya Anna.

Anna langsung menaruh sepedanya di samping rumah. Ia Lalu menyusul Fiko yang sudah masuk duluan.

Anna menatap sendu Ayahnya yang sedang terbaring di ranjang yang sudah usang. Dulu keadaan Pak Ahmad tidak separah itu, ia masih bisa berdiri walau memakai tongkat. Akan tetapi karena kurangnya pengobatan, bukan hanya kakinya saja, tapi bahkan seluruh tubuhnya tidak bisa digerakan, hingga duduk pun harus dibantu oleh kedua anaknya.

"Assalamualaikum, Ayah."

"Waalaikumsalam."

Pak Ahmad tersenyum menatap kepulangan anak gadisnya.

Anna langsung membantu Ayahnya duduk, ia lalu mencium punggung tangannya dengan takzim.

"Ayah, Anna siapin makanan dulu, ya?"

Ayahnya hanya mengangguk, membuat Anna langsung bergegas ke dapur membuat makanan untuk cinta pertamanya.

Anna masuk ke dalam kamar Fiko, sebuah kamar yang cukup sempit dan hanya ditutupi gorden tipis. "Fiko, cepet ganti baju terus makan. Abis itu ke warung ambil uang kue, ibu!" titah Anna sambil melihat adiknya yang sedang menggambar di atas kasur.

Mendengar hal itu Fiko langsung menuruti perintah kakaknya. Fiko tipikal orang yang penurut, ia juga jarang bermain dan menghabiskan waktunya untuk belajar di kamarnya.

"Kak," Ucap Fiko dengan suara pelan.

"Kenapa, Ko?"

"Fiko pengen beli pensil warna, Temen Fiko gak mau pinjamin soalnya Fiko keseringan minjam katanya." lirih Fiko, kepalanya menunduk sambil meremas ujung bajunya.

ATLANANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ