CHAPTER 1

85 32 13
                                    

WELCOME TO ATLANA

Pencet bintang di pojok kiri bawah sama coment, yuk biar makin semangat ngetiknya dan cepet up nya hehe🍌




🍂HAPPY READING🍂

Pria itu memakai hody dengan wajahnya yang tertutup masker, menyebabkan Anna tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas, ia hanya melihat matanya yang sedari tadi menatap tajam gadis itu.

Anna menggigit tangan pria di hadapannya dengan keras, sehingga ia melepaskan cekalan dalam mulutnya."Sakit bego, di tolongin juga." Bentak Atlan, sambil melihat bekas gigitan yang terlukis di tangan kekarnya.

Anna mengerutkan dahinya, langkahnya untuk berlari ia urungkan.

"Me--menolong?" tanya Anna dengan suara pelan. "Ma--maksudnya?"

Atlan menghembuskan nafas kasar, kenapa gadis ini begitu bodoh pikirnya.

"Lo tau, kalo lo sampe ketauan mereka mungkin loh bakal pulang tinggal nama. Dan gue, gak sebejat itu buat ngelakuin hal yang enggak-enggak." Atlan menatap gadis itu dari bawah sampai atas. "Emang loh pikir gue mau ngapa-ngapain loh? Gak nafsu." Ucap Atlan, sambil menatap tajam Anna. Membuat gadis itu langsung menunduk menahan malu.

"Ma--makasi." lirih Anna dengan suara terbata-bata.

"Loh, gagap?" tanya Atlan membuat Anna melebarkan matanya, gadis itu mendongak, ia ingin memberi nya perhitungan. Tapi saat menatapnya, tatapan mereka beradu sekian detik membuat nyali Anna kembali ciut saat melihat tatapan tajam Atlan.

****

Anna pulang dengan keadaan lesu, ia mendorong sepedanya yang terlihat sudah sangat rusak, dengan kedua bannya yang penyok.

"Assalamu'alaikum." Ucap Anna dengan keras.

"Waalaikumsalam, Anna kamu dari mana aja, Nak?" Bu Fatma keluar bersama Fiko, terlihat raut wajah wanita paruh baya itu begitu khawatir menatap kepulangan anak gadisnya malam-malam seperti ini.

"Anna abis dari rumah temen, Bu. Kerja kelompok." Kilahnya, Bukannya ia ingin berbohong. Tapi ia tidak ingin jika ibunya lebih sedih jika tau yang sebenarnya.

"Nak, kamu harus hati-hati. Ibu tidak ingin kamu kenapa-napa, kamu anak gadis ibu satu-satunya." lirih Bu Fatma dengan nada parau.

Anna memandangi wajah wanita yang sudah mulai keriput itu, tapi tetap tidak bisa menutupi kecantikannya. "Maafin, Anna, Bu."

Bu Fatma menganggukan kepalanya, wanita yang sudah kepala dua itu tersenyum, ia lalu membawa anak gadisnya masuk.

Di dalam, Anna meyakinkan dirinya. Apapun keputusan keluarganya akan ia menerimanya dengan ikhlas.

Gadis itu menghembuskan nafas pelan sebelum akhirnya mengetuk pintu kamar orang tuanya.

"Bu, ini, Anna."

"Masuk, aja Na!"

Anna menggeser pintu yang terbuat dari kayu itu, hati Anna tersentuh melihat keromantisan kedua orang tuanya, Bu Fatma yang sedang memegangi Al-Quran yang sedang dibaca oleh Ayahnya.

ATLANAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt