KMM - 05

319 49 2
                                    

Tatapan Taeyong tak pernah lepas dari Jaehyun yang senantiasa tak melepaskan kulumannya dari puting miliknya. Terlihat seperti bayi, sangat lucu. Tubuh Jaehyun sangat berat sekali, membuat Taeyong tak bisa bergerak sedikit pun. Mau tak mau, ia melepaskan paksa kulumannya. Berhasil membuat Jaehyun mengerang, namun kembali tidur.

Taeyong menurunkan bajunya, ia menyelimuti Jaehyun dengan benar. Langkahnya berjalan keluar dan menuruni anak tangga, namun ia tak melihat batang hidung kedua orang tua Jaehyun. "Bibi."panggil Taeyong pada salah satu maid yang melewati dirinya.

"Iya tuan?"

"Eum, orang tua Jaehyun kemana?"tanya Taeyong.

"Maksud anda tuan Jaejoong dan tuan Yunho?"tanyanya, yang diangguki oleh Taeyong.

"Mereka ada ditaman belakang tuan."jawabnya.

"Oh baiklah, terimakasih bibi."ujar Taeyong.

"Sama-sama tuan."

Melihat maid itu pergi, Taeyong melanjutkan langkahnya ke taman belakang. Disana ada kedua orang tua Jaehyun, kemudian Taeyong menghampirinya.

"Eomma, appa."panggil Taeyong.

Keduanya menoleh dan langsung tersenyum lebar. "Yongie? Kemari nak."ujar Jaejoong, Taeyong tersenyum dan mengangguk. Kemudian ia menghampiri mertuanya.

"Maaf karna Yongie meninggalkan kalian ke kamar."ujar Taeyong tak enak, Jaejoong yang mendengarnya terkekeh geli.

"Aishh, tak apa. Aku mengerti, Taeyong."balas Jaejoong.

"Kemana anak itu?"tanya Yunho.

"Jaehyun kembali tidur, appa."jawab Taeyong.

"Hais, apa tidak bekerja?"tanya Yunho.

"Eum kata Jaehyun, ia hanya akan meeting pukul satu siang nanti."jawab Taeyong.

Yunho mengangguk paham, kemudian ia kembali meminum kopinya.

"Yongie, duduk sini."ujar Jaejoong, menepuk tempat sebelahnya.

Taeyong menghampiri dan duduk disamping mertuanya, kemudian tersenyum. "Ada apa, eomma?"tanya Taeyong.

"Tidak, kita duduk disini saja."kekehnya, yang disambut tawa pelan oleh Taeyong.

"Kau sudah sepenuhnya tau tentang Jaehyun?"tanya Jaejoong.

"Belum, eomma."jawab Taeyong.

"Pas sekali, kau mau mendengar semuanya tidak?"tanya Jaejoong, yang langsung dijawab anggukan antusias oleh Taeyong.

"Yeobo."panggil Yunho, membuat Jaejoong menoleh.

"Apa? Kau ini mengganggu sekali."gerutu Jaejoong.

"Aku berangkat sekarang, kau lanjutkan ceritamu dengan menantu ku."ujar Yunho, yang langsung mendapatkan pengusiran dari sang suami.

Yunho mencibir, kemudian ia berpamitan pada dua orang yang sedang duduk. Setelahnya, Jaejoong kembali melanjutkan percakapan dengan Taeyong.

"Jaehyun itu anaknya keras kepala, terkadang ia tak peduli dengan lingkungan disekitarnya. Sebelum menikah dengan mu, Jaehyun memang mempunyai pacar. Namun eomma dan appa sangat tidak setuju, karna kita tahu jika perempuan itu hanya mengincar harta Jaehyun saja. Coba sekarang kau pikir, ibu mana yang ingin anaknya terus menerus diperas seperti itu oleh wanita ular?"tanya Jaejoong dengan wajah seriusnya itu, berhasil membuat Taeyong tersenyum kaku.

"Kau tau? Saat Jaehyun mengatakan jika hubungannya sudah putus, eomma sangat senang sekali. Bahkan eomma hampir merayakannya."kekeh Jaejoong.

Mulut Taeyong menganga tak percaya. "Eomma, sungguh?"tanyanya, yang diangguki oleh Jaejoong.

"Eomma, sebelumnya maaf. Apa aku boleh bertanya?"tanya Taeyong.

"Tentu sayang, tanya kan apa yang ingin kau tanya."jawab Jaejoong.

"Perempuan tadi itu, apa dia benar kekasih Jaehyun?"tanya Taeyong pelan-pelan, Jaejoong sontak menggeleng keras.

"Tidak, bukan dia. Dia Soya, anak dari rekan bisnis appa Yunho. Awalnya memang niat kami ingin menjodohkan mereka, namun lagi-lagi Tuhan memberi tahu jika wanita itu bukan yang terbaik untuk Jaehyun."jawab Jaejoong, Taeyong yang mendengarnya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ah iya, ada yang ingin eomma sampaikan padamu, Taeyong."ucap Jaejoong.

"Ya, eomma?"

"Eomma titip Jaehyun ya? Eomma tau jika Jaehyun sudah dewasa, apalagi jiwa nya dominan. Tapi sedominan apapun jiwa Jaehyun, dimata kami dia tetap lah anak kecil. Jaehyun itu rewel jika sedang sakit, dia akan berubah berkali-kali lipat menjadi manja. Jaehyun orangnya tak suka disentuh sembarangan, bahkan ia pernah marah besar pada seseorang yang pernah menyentuhnya."ujar Jaejoong, menatap ke depan dengan pandangan melamun.

"Aku harap, kau bisa memahami itu. Aku juga sangat besar harapan padamu, tolong untuk terus membuat Jaehyun tertawa Taeyong, karna hanya dengan mu Jaehyun bisa mengeluarkan sifat aslinya. Dia bisa berlaku seperti anak kecil, Jaehyun sebenarnya hanya ingin dimanja oleh pasangannya. Ada waktunya ia serius, ada waktunya ia ingin dimanja juga."lanjutnya, membuat Taeyong yang mendengarnya mengangguk. Mencatat semua omongan mertuanya dengan baik.

Jaejoong menghembuskan nafasnya pelan, kemudian ia menoleh ke samping dan tersenyum. "Terimakasih karna sudah hadir dalam kehidupan anak kami, meski kami tau jika cara Jaehyun sangat salah. Tapi disatu sisi lain, kami bersyukur jika orang yang menjadi pendamping Jaehyun itu adalah kau, Taeyong."ucap Jaejoong dengan mata berkaca-kaca, ia hanya tidak menyangka jika putranya sudah besar. Bahkan sudah membangun rumah tangga sendiri, ia hanya bisa berharap jika Jaehyun bisa menuntun Taeyong ke jalan yang benar.

"Baik eomma, terimakasih karna sudah memberi tahu semua tentang Jaehyun padaku. Sebisa mungkin aku akan menjaga Jaehyun, dan terus membuatnya nyaman berada disamping ku. Kami juga berjanji jika akan saling mencintai satu sama lain, kami percaya jika kebersamaan kami pasti akan menimbulkan sebuah rasa nantinya. Entah itu aku terlebih dahulu, atau Jaehyun."ucap Taeyong tersenyum tulus, berhasil membuat Jaejoong meneteskan air matanya.

"Masih ada lagi Taeyong. Jaehyun sangat menyukai makanan seafood, dan makanan yang ia tak sukai adalah sayuran. Eomma mohon, tolong bujuk anak itu agar mau makan sayuran meski sedikit saja."mohon Jaejoong, yang diangguki oleh Taeyong.

"Baik eomma."

Jaejoong tersenyum, mengelus kepala menantu kesayangannya itu. "Sekali lagi, terimakasih karna sudah hadir dikehidupan Jaehyun, dan memberikan kami cucu."ucap Jaejoong, Taeyong tersenyum malu mendengar namun ia mengangguk.

"Kau tau? Aku dan Yunho selalu mengidam-idamkan jika Jaehyun cepat-cepat mempunyai anak."kekehnya pelan.

"Tapi aku tidak menyangka jika permintaan kami terkabulkan begitu cepat."ucap Jaejoong setengah tertawa, ia menghapus lelehan air matanya itu.

"Taeyong, tolong jaga anakku dan cucuku ya?"ucap Jaejoong.

Taeyong tersenyum kemudian mengangguk. "Eomma, boleh aku memelukmu?"ijin Taeyong.

"Tentu saja, kau boleh memeluk ku. Aku ini ibu mu juga, Taeyong."kekeh Jaejoong, kemudian keduanya berpelukan.

Taeyong tersenyum dan memejamkan matanya sejenak, tanpa sepengetahuan Jaejoong, ia meneteskan air matanya.

"Eomma, jika aku yang menjaga Jaehyun dan anakku, lantas siapa yang akan menjagaku? melindungiku? Aku juga ingin di lindungi, dan diberi kasih sayang."ucap Taeyong dalam hati.

•••

Note : Sebutan sebelumnya untuk ortu Jaehyun yang mommy daddy aku ubah ya jadi eomma dan appa. terimakasih!

KISS ME MOREWhere stories live. Discover now