7 : Kuntilanak melahirkan?

16 3 0
                                    

"Tertawalah sepuas-puasanya, siapa tau besok kena struk, kan sayang gak bisa ketawa lagi."

_Alumni RSJ_


Happy Reading

Aku berlari kecil menuju rumahku yang terletak di ujung gang. Pulang sekolah yang melelahkan, ditambah teriknya sinar matahari. Aku terus berjalan, walaupun keluh kringat sudah bercucuran di dahiku.

"Sedikit lagi," gumamku.

Saat rumahku tinggal beberapa jarak lagi, suara melengking yang selalu ku dengar di sekolah berteriak, memanggil namaku.

"CHIKI!"

"WOY, KEMBARAN JAJAN! BERHENTI!"

Ku balikan tubuhku menatap kebelakang, terlihat dia anak satu laki-laki dan satu perempuan, melambai-lambaikan tangannya, lalu berhenti, menumbuhkan telapak tangannya di dengkul, menahan rasa lelah. Sepertinya mereka sedari tadi mengejarku.

Akupun mendekat ke arah mereka berdua. Benar saja, nafas mereka terdengar ngos-ngosan. Kringatnya juga tidak kalah banyak dariku.

"Ngapain lo berdua?" tanyaku sedikit judes karna sedikit kesal dengan anak laki-laki itu siapa lagi jika bukan Daki!?

"Eh, Lo! Kok lo bisa sama Daki sih?" tanyaku. Yang tidak kunjung mereka jawab. Karna masih menetralkan deru nafasnya yang memburu.

"Tau nih, si bolotan, tiba-tiba ngeret gue, buat ngejer lo! Malah elo-nya budeh nya minta ampun!" cerocos Si Lon.

Aku berfikir sejenak, sejak kapan mereka mulai mengikutiku hingga kesini? Padahal aku sama sekali tidak mendengar apapun, yang meneriaki ku.

"Lo selain stress, teryata budek banget, yah, melebihi Nek Tum!

"Diem lo Daki! Nek Tum siapa lagi, hah?"

"Neneknya Zaky, lah," jawab Melondra yang mendapat tatapan tajam dari Zaky.

"Kok lo tau, Nek Tum, neneknya Daki?" tanyaku.

"Aku apa sih yang gak tau tentang, Zaky?" jawabnya dengan senyum malu-malu najis!

"Ndas mu! Nek Tum, neneknya Upil," jawab Daki, membuat ku mengerutkan, Alis.

"Upil, siapa?" tanyaku dengan bingung.

"Upil gue yah? Soalnya gue suka ngupil, ya kan, Chi?" ucap Melondra. Membuatku geleng-geleng kepala. Mereka sungguh terlihat goblok.

"Nama lo, Melondra, bukan Upil! Itu loh Upil, teman sekelas kita, masa lo berdua gak tau!" jawab Daki ini membuatku semakin memincinkan mata.

"Eh, Daki! Sejak kapan kita punya temen sekelas namanya Upil!?" esmosi ku, kesal juga lama-lama berbicara dengan cah gendeng ini.

"Ada lho, itu namanya Upil Khairani," terangnya lagi.

"Predikat stres-nya gue ganti ke elu, deh!"

"Upil lho, yang suka caper sama guru itu," terangnya sekali lagi.

"Itu Ulvi, Goblok!" cetus Melondra. Membuatku paham apa yang di maksudkan oleh Daki.

Tak kusangka, berbicara dengan Daki, tidak kalah rumitnya berbicara dengan Melondra, yang sama-sama sulit dan susah di pahami. Aku curiga, mereka ada titisan Dora. Melondra Doranya, Daki monyetnya. Oke pas! Cocok.

"Terus maksud kalian nyampe sini, apaan?" tanyaku memperjelas.

"Tau, nih si Bolotan, aku mah asal di geret aja," jawab Melondra tenang.

Alumni RSJWhere stories live. Discover now