40. Kita Selesai

364 75 110
                                    

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA

KLIK VOTE, KOMENTAR, DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN KAMU AJAK MEREKA UNTUK BACA CERITA INI JUGA

SEMOGA SUKA ❤

TERIMA KASIH 🥰

"Di cerita fiksi lo adalah Dewa penyelamat gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di cerita fiksi lo adalah Dewa penyelamat gue. Tapi di kehidupan nyata, kita bukan siapa-siapa." Neera mengatur napas perlahan. "Lo gak pernah mencintai gue, Dewa."

Dewa masih tidak bersuara, cowok itu hanya fokus menatap ke arah lain walau sebenarnya ia mendengar semua yang Neera katakan. Neera kali ini banyak bicara karena cewek itu kembali berkata hal yang sama.

"Di mata lo, mungkin gue sama kayak mantan-mantan lo. Sama berakhirnya. Sama gak bergunanya."

Perhatian Dewa kembali pada Neera. Melihat mata memerah cewek itu seolah-olah menyadarkan Dewa kalau semua yang diucapkan Neera benar. "Kenapa lo gak pernah bilang?"

"Karena gue gak pantas buat lo. Gue gak populer. Gue gak cantik kayak cewek-cewek lo itu. II'm a fool!"

Dewa sudah tidak tahan mendengarnya. "Neera, gue memang belum mencintai lo. Gue gak pernah melihat ke arah lo. Gue sama sekali gak tau siapa lo." Dewa dapat melihat mata Neera berkaca, ia mengusap perlahan tangan yang masih digenggamnya. "Tapi itu dulu. Gue gak bercanda gue mau belajar mencintai lo. Keputusan gue akan selalu gue lakukan, Neera.

"Tapi jelas gue butuh waktu, mengenal lo perlu waktu, Neera. Sampai nanti gue benar-benar mencintai lo, lebih dari yang lo perkirakan. Lebih dari yang lo pikir. Dan gue yang malah takut kehilangan lo."

"Tapi kenapa lo malah pergi? Kalau lo mau belajar mencintai gue, harusnya lo gak jadikan alasan bokap tiri lo suka sama nyokap gue, Dewa." Neera menjawabnya lagi. "Oke, itu semua karena Daine. Gue paham. Tapi harusnya lo gak buat gue merasa sendirian."

"Gue harus memperjuangkan kasih sayang orang tua gue buat Daine, Ra." Napas Dewa tidak beraturan, terlihat sekali wajah yang gelisah. "Sekarang memang Daine fokus utama gue."

Yang Tak Dewa MengertiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang