Trauma

23K 85 0
                                    

Setelah mereka lari dari aku, aku pun bergegas memakai pakaian ku dan berjalan menuju ke kantor polisi.

Sesampainya di kantor polisi, aku pun melaporkan kejadian tersebut kepada pihak polisi, bahwa aku telah terjadi pemerkosaan pada diri ku yang di lakukan oleh seseorang pelaku bernama Econ dan tiga rekannya, setelah membuat surat laporan ke polisian.

Aku pun kembali pulang ke rumah dan sesampainya di rumah, aku mandi lalu menangis karena kejadian yang telah menimpa diriku.

"Kenapa? Semua ini harus terjadi padaku" Teriakku.

"Apakah ini jalan takdirku?" Ucapku.

Aku pun membersihkan seluruh bagian badan ku dari sisa-sisa dosa yang menempel pada diri ku, aku terus saja menangis dan menyesali perbuatan ku dan tertanam di dalam diriku bahwa aku akan membenci Econ selama-lamanya.

Di sore harinya pada saat aku sedang menangis di dalam kamar, handphone ku berbunyi, setelah aku lihat siapakah yang menelepon ku, ternyata pihak polisi menelepon diriku, aku pun mendapat kabar dari pihak kepolisian bahwa Econ dan teman-temannya telah ditangkap oleh pihak yang berwajib.

"Halo, selamat sore. Apa benar ini Ibu Sintya?" Ucap Polisi.

"Iya benar Pak, dengan saya sendiri" Jawabku.

"Kami dari pihak kepolisian, memberi kabar baik untuk anda, bahwa pelaku yang bernama Econ dan teman-temannya sudah kami tahan di kepolisian, untuk proses lebih lanjutnya kami menunggu Ibu memberikan saksi yang sejelas-jelasnya, kepada pihak pengadilan" Jelas Polisi.

"Baik Pak, saya akan pergi ke sana" Jawabku.

Setelah mendapatkan informasi dari pihak kepolisian, aku pun berangkat ke kantor Polisi untuk mengurus kelanjutan masalahku, aku ingin sesegera mungkin menyelesaikan masalahku, agar Econ dan teman-temannya mendapatkan hukuman yang setimpal, sesampainya di kantor polisi, aku pun menjelaskan kepada pihak yang berwenang perihal peristiwa kejadian pemerkosaan Econ dan teman-temannya terhadap diriku.

Setelah mendapatkan penjelasan dan kronologi bagaimana pemerkosaan itu bisa terjadi pada diriku, polisi pun membuat laporan tersebut secara detail.

Laporan yang begitu jelas dari aku sebagai korban, pihak polisi pun menentukan jadwal sidang secepat mungkin, agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.

Semenjak kejadian yang menimpa diriku dan membuat hidupku hancur lebur, aku tidak tahu lagi harus bagaimana cara menjalani hidup yang sesuai dengan keinginanku dan keinginan orang tuaku, yang ku tahu, aku harus kuat menjalani ujian yang menimpaku.

Setelah beberapa hari kemudian, aku menjalani sidang sendiri dan mengurus berkas-berkas juga sendiri. Aku mengikuti sidang tersebut, tahap demi tahap aku lalui, hingga pada akhirnya Econ di beri hukuman dengan pasal berlapis, hukuman yang di jatuhi kepada Econ dan teman-temannya adalah 20 tahun penjara.

Sejak Econ dan teman-temannya mendapatkan hukuman yang begitu lama, aku mulai merubah diriku dan sikapku. Namun terkadang kejadian itu selalu terbayang-bayang, di dalam mimpiku.

Mulai dari situ, aku sangat benci dengan diriku sendiri dan aku tidak percaya diri lagi hingga aku lulus dari SMA, aku pun menyembunyikan kejadian tersebut kepada siapapun bahkan kepada Ayahku sendiri, Ayahku tidak mengetahui perihal apa yang aku alami, yang aku tahu aku hanya benci, benci dan benci terhadap diri ku sendiri.

Menaruh harapan kepada manusia adalah cara paling bodoh yang pernah aku lakukan, segitu percayanya aku kepada Econ sehingga aku masih tidak percaya bahwa Econ telah melakukan semua ini kepadaku.

Setelah lulus SMA, aku pun melanjutkan kuliahku di universitas swasta dan aku berkenalan dengan seseorang perempuan bernama Salma Andini Salsabilla. Nama yang bagus untuk sifat seseorang yang tak sesuai dengan nama tersebut.

HyperSexWhere stories live. Discover now