Ranjang Panas Kasur Sofyan

9.9K 33 0
                                    

Di perjalanan pulang. Aku pun bertanya kepada Abay, mengapa dia lebih akrab dan tertawa lepas bersama dengan Salma, sedangkan denganku. Abay sama sekali diam, seperti saat ini. Aku merasa bahwa Abay lebih care kepada Salma di bandingkan dengan ku.

"Gua mau nanya dah" Ucapku.

"Nanya apa?" Tanya Abay sambil menyetir mobil.

"Perasaan lo kalo sama gua munafik banget dah"Ucapku.

"Munafik kenapa?" Tanya Abay yang penasaran dengan ucapanku.

"Ya lo aneh aja anjing! Giliran ama Salma aja lo ga mengenal apa yang namanya dosa, giliran sama gua aja lo sok suci anjing!!!!! Lu kira semalem Salma pas keluar dari club pakai baju? Enggakan. Dia keluar cuma pake BH doang, sedangkan lu mau ngebantu dia. Giliran sama gua aja, baru pake BH gitu langsung marah-marah ke gua, dasar orang sok suci. Giliran di jejelin aja langsung melet-melet kaya anjing!!" Ucapku kepada Abay dengan nada keras.

"Terus kalau sama gua aja, Gua solat dulu ya, alah sok banget nampangnya lo ngentot" Lanjut ocehanku kepada Abay.

Aku yang sedang memarahi Abay, tiba-tiba Abay menjawab pertanyaanku dengan bijak dan tegas.

"Sekarang begini dah Sin. Andai gua emang orang alim, mana mau gua berteman sama kalian. Gua sama kok sama kalian berdua, gua tukang mabok, gua tukang sex, gua suka sama hal-hal negatif. Tapi itu dulu, nah sekarang gua mencoba merubah diri gua ke arah yang lebih baik, masalah gua solat. Gua juga solat kok, solat itu kewajiban. Jadi seburuk apapun gua, gua harus menjalankan kewajiban gua, ngerti!! Gua cuma gak mau ngeliat lu vulgar di depan gua Sin. Kalau misalkan orang lain yang begitu ke gua, ya gua biasa aja" Jawab Abay dengan nada tegas.

"Kalau lu mau gua tertutup. Kenapa lo ga nyuruh Salma buat ngelakuin apa yang lo mau juga? Kenapa harus gua?" Tanyaku kepada Abay.

"Sejak pertama kali gua kenal sama lo masalah gua ga boleh foto di mobil lo, gua yakin banget lo itu orangnya baik. Tapi sikap baik lo ketutup aja sama sifat agresif dan keegoisan lu, lo tau kenapa gua ga mau ngeliat lu vulgar? Gua juga gak tau kenapa? Lo itu ada nilai plus di pandangan gua Sin. Gua cuma pengen jadi temen atau sahabat terbaik lo aja, maaf ya gua udah lancang ngomong kaya gini, gua cuma mau mengutarakan hati gua aja perihal lo, jangan marah ya. Gua mau berteman baik sama lo dan gua mau lo jadi sahabat gua, udah itu aja permintaan gua ke lo" Jawab Abay kepadaku.b

Mendapatkan jawaban dari Abay. Aku jadi paham tentang Abay yang mau berteman denganku. Aku kira Abay yang merupakan anak alim dan taat agama, tiba-tiba dia mau berteman dengan dua orang pelacur ini, tapi kenyataannya Abay sama seperti kita, namun dia lebih dulu di banding dengan aku dan Salma. Untuk saat ini, Abay lagi mencoba pergi ke tahap yang lebih baik. Karena dia sudah bosan jatuh ke dalam dunia yang sekarang aku nikmati, dia ingin merubah hidupnya 180 derajat, oleh karena itu dia tak mau lagi masuk ke dalam dunia hiburan. Mungkin suatu saat nanti Abay adalah orang yang akan menuntunku untuk ke jalan yang lebih baik lagi.

Di perjalanan kita berdua hanya diam-diaman saja. Aku merasa bersalah dengan apa yang aku terus-terus pikiran. Tidak seharusnya aku bersikap egois seperti ini, dari pada aku menahan dan emosi sendiri lebih baik aku keluarkan semuanya saja. Sesampainya di rumah, aku melihat keadaan rumah sangatlah sepi sekali. Aku tidak melihat sama sekali mobil ayah ku terparkir di garasi rumahku. Aku sangat bersyukur karena tidak berpapasan dengan ayahku. Abay pun mengambil mobilnya dan pulang "Gua balik dulu ya Sin. Jangan main lagi, emang belom puas? Istirahat ya, salam buat ayah lu" Ucap Abay berjalan mengarah pulang.

"Hati-hati Bay" Teriakku kepada Abay.

Abay pun akhirnya pulang, lalu aku masuk ke dalam rumahku. Di perjalanan mengarah ke dalam kamar, tiba-tiba aku mendapatkan notifikasi dari Sofyan.

HyperSexWhere stories live. Discover now