Brave, Bantal Keras,& Just A Girl

2 0 0
                                    

"menangis bagi perempuan adalah obat sedangkan menangis bagi laki laki adalah keseriusan"

Triiiiing......

"assalaamu'alaikum, Piya pulang."

"kakak! Kakak!"

"kenapa ini?"

Adik adik datang kepadaku dengan memegang perut mereka masing masing,ternyata mereka belum makan sedangkan ini sudah larut malam,kebiasaanku pulang malam adalah hal biasa karena jarak rumah yang sangat jauh dari sekolah ditambah lagi aku ada tugas belajar di rumah teman.

"ibu bapak mana?"tanyaku.

"ibu dan bapak pergi ke hutan dari sore tapi belum pulang pulang." Angga berkata dingin.

"ya sudah, coba kakak masak sesuatu ya.."

Malam itu aku tidak menemukan sepeser makananpun di dapur , bahkan singkong yang menjadi makanan pokok kami pun tidak ada, langit semakin gelap menunjukkan pukul 10 malam ibu dan bapak belum ada kabar. Aku terpaksa mengikat perut adik adikku dengan batu "cara rasulullah menahan lapar perutnya" aku diberitahu oleh seseorang.

"kak, tangan kakak memar."kata Angga memegang lenganku.

"ah...ini, tadi kejepit pintu di sekolah.ayo angkat tangannya!"

" masa? Aku melihat banyak memar dimana mana dan itu selalu bertambah ketika kakak pulang dari sekolah, masa kakak seceroboh itu!"bentaknya.

Angga ternyata memperhatikanku, dia sadar luka ini selau hadir tiap pulang sekolah.tapi aku tetap tak bisa mengatakan sejujurnya ,aku takut dia akan sangat khawatir nantinya.

"sini pinggangmu,nah gimana gak terlalu eratkan?sabar ya dik, kakak akan berusaha agar dapat menolong kalian."aku tidak menjawab bentakannya.

"KAKAK!!apakah kakak tidak memikirkan diri kakak sendiri?apa kakak tidak lelah?kakak juga harus memerhatikan diri kakak sendiri!" Angga mengambil kain dan meletakkan kedalam air panas.Ia mengompresiku.

"Angga,sudah,sudah dik"

"diam kak,nah sudah selesai. Bagas, Chandra dan yang lain sudah pada tidur, kakak tidurlah, biar aku yang menunggu ibu bapak"ujarnya.

DUBRAK!!

"suara apa itu?" Tanya Angga.

"maafkan kami pak"

Kami mendengar suara itu dan suara bapak ibu disana, dibalik pintu rumah.Kami langsung pergi ke arah suara tersebut.Kami melihat bapak dan ibu tergeletak diatas lantai di depan pintu,tangan kaki mereka terikat tali bersama 2 orang berbadan besar.

"bapak!ibu!" teriak kami.

"kalian jadi anak jaga dong orag tua kalian, minta minta di rumah orang gak tahu malu! Rumah tuan kami jadi kotor bekas 2 gembel jorok ini! Ayo kita pergi bung!" ajak salah seorang diantara mereka.

"ayo"

Pada saat itu aku hanya diam melihat keduanya di begitukan,aku sangat takut.aku tak dapat berbuat apa apa, kenapa aku tidak dapat menjawab mereka saat itu, kenapa aku tidak bisa melawannya,ini sama persis ketika aku dibuly olehnya.kenapa...kenapa...

Tes...tes...tes...hiks hiks hiks hek hek hiks...air mataku jatuh.

"sroot, hiks hiks ma...ma...hiks hek hek huuu...huuu hua..hiks hiks hiks maaf...maaf...maaf...piya gak berguna."aku menangis sambil membuka ikatan tali mereka.

"piya?"

"kak,"

"HUUAAAA,HUUU...HIKS HIKS AAAA!!!HUA HUA HUA HEK HEK HEK EEEHHHIK HIKS MAAF! MAAF! Piya lemah !piya gak bisa lawan! Piya gak berani!piya gak bergunaaa ,maaf..."tangisku yang begitu keras membuat adik adik terbangun kecuali adik bayi kami yang berusia 1 tahun "galih".

AWAS!! Nanti JODOH...Where stories live. Discover now