Canggung...

4 0 0
                                    

Pagi tiba, siulan burung bertebaran di muka bumi menyambut pagi, hujan deras semalam mewakili rasa sedih yang terperangkap di dadaku, seperti biasa ember ember sudah terjajar di depan rumah, hari itu hari sabtu khusus untuk siswa kelas 9 datang tepat pada jam 10 untuk penghayaan. Jadi, aku bisa berangkat lebih lambat dari biasanya jam 7. setelah 1 bulan helen dan maxwel jadian tepatnya di hari itu tidak henti hentinya aku menangis hingga membuat bapak yang masih berbaring di ranjang mengkhawatiriku.

"uuuh, keluar lagi dia, aaah...gak enak..." datang bulan ke 2 ku.

" ih, gantian dong..kalu sudah langsung keluar jangan lama lama! " Bagas menggedor pintu kamar mandi.

" eeh..kenapa lagi sih kalian! sini siapa yang belum mandi!" ujarku menari adik adik ku yang banyak yang belum kedapetan wc.

" buka bajunya semua" teriakku.

"kak, malu kak.." jawab chandra.

" malu malu, pada semua sama itunya kok malu malu"

" ayo gak papa gak ada yang lihat, masih kecil juga.."

bagas, chandra dan dharma segera membuka baju mereka lalu aku langsung menyiram mreka dengan air lalu membantu memandikan mereka.

" woi apa lirik lirik?" tegur chandra pada bagas.

"iih siapa yang mau ngelirik kamu bambang" jawab bagas menjulurkan lidahnya.

" kak cepat kak nanti ada yang lihat.." ujar dharma menarik bajuku.

"gak akan ada kok"

sari roti...roti sari roti...neng...neng....neng...nengnongneng nenge...

tiba tiba tukang sari roti lewat di depan rumah kami, dimana ta pernah ada tukang roti lewat selama ini.Suasana pun semakin ribut karena adik adik saat itu menangis dengan kencang,

"huaaaa sari roti ngelihat kita uaaa" teriak Chandra keras menangis.

" aku sudah tidak suci lagi huaaaa" teriak Dharma.

" hei pak berapa harga 1 roti?" lanjut bagas meneriaki tukang roti dengan telanjang bulat.

Aku berusaha menenangkan mereka tetapi chandra dan dharma langsung berlari kedalam rumah sedangkan bagas lari menuju tukang roti.

" Bagas! " aku mengejar bagas yang lari telanjang bulat lalu menangkapnya sebelum ia sampai pada tukang roti.

"hap,, dapat! pakai baju dulu sayang...trus sekolah jangan beli jajan pagi pagi ya.."

"huaaaaa!!! gak mau jajan jajan"

"gak boleh"


*****

di sekolah.

semenjak kejadian maxwel dan helen jadian maxwel sudah jarang menggangguku, ia sibuk bermain di kelas 8 karena Helen ia juga sering memperlihatkan kemesraanya dengan helen di depan kawan kawan. jujur saat itu aku senang sih dia tak menggangguku lagi tapi seperti aneh aja sih kadang ingin diganggu karena hanya dengan itu aku bisa berinteraksi dengan maxwel tapi aku juga gak suka di ganggu, jujur...aku cemburu.

" aaah, gila aku bisa suka padanya." ujarku dalam hati meremas jilbabku.

aku yang juga malas gerak karena datang bulan hanya membuatku menyandarkan kepala di atas meja, menatap keluar di balik jendela yang tepat berada di samping mejaku.

" di luar ada Maxwel ya...kenapa dia bisa tersenyum padanya sedangkan denganku dia hanya bisa memasang muka jijiknya" kataku berbisik pada diriku.

tak sadar mataku meneteskan air mata melihat mereka sambil menelan  air mata yang asin dan perasaan yang menyakitkan ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 05, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AWAS!! Nanti JODOH...Where stories live. Discover now